Karir dari seorang pelatih Persipura Jayapura yakni Alfredo Vera, dipenuhi dengan berkelok kelok.
Ia gagal membantu tim besutannya untuk bertahan dan mengalami degradasi dari ajang BRI Liga 1 musim 2021/22.
Jauh sebelumnya, arsitek tim asal Argentina ini sebenarnya cukup banyak memilikli prestasi.
Alfredo Vera datang ke Persipura di pertengahan musim 2016 menggantikan sosok Jafri Sastra.
Persipura saat itu hanya menghuni peringkat ketujuh di papan klasemen.
Alfredo Vera secara perlahan mampu menunjukkan kualitasnya sebagai pelatih yang dapat diperhitungkan
di Tanah Air Hasilnya di luar biasa karena mampu mempersembahkan trofi juara ISC A 2016 untuk Persipura.
Berada di puncak klasemen, Persipura berhasil mengemas 68 poin hasil 20 menang, 8 seri, dan 6 kalah.
Mereka finish di atas Arema Cronus dan Madura United yang selama beberapa pekan meramaikan perebutan gelar juara.
Sayangnya, musim tersebut tidak dihitung sebagai prestasi utama.
Karena, ISC A 2016 adalah kompetisi tidak resmi setelah PSSI mendapat sanksi dari FIFA.
ISC A 2016 tersebut juga tak masuk hitungan kompetisi kasta tertinggi di Indonesia.
Meskipun demikian, trofi juara itu sangat berarti bagi Persipura dalam melanjutkan keperkasaan di level kompetisi nasional.
Sebelumnya, mereka pernah mendapatkan juara Divisi Utama 2005, dan tiga trofi ISL, yakni musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.
Asam Garam perjalanan
Alfredo Vera masih menukangi Persipura sampai awal musim 2017 yang tampil di Piala Presiden 2017.
Hasil mengecewakan karena langkah mereka terhenti di Grup A bersaing dengan Mitra Kukar, Gresik United, dan PSS Sleman.
Setelah itu, pemilik nama berkebangsaan Argentina itu tidak lanjut bersama Persipura.
Sempat muncul rumor yang menyebutkan bahwa sang pelatih tidak memenuhi lisensi kepelatihan, tapi kemudian isu itu terbantahkan.
Kemudian Alfredo memilih menerima pinangan dari Persebaya yang baru saja diakui kembali sebagai anggota PSSI dan berkompetisi di Liga 2 2017.
Kebetulan, klub Surabaya itu baru saja memecat Iwan Setiawan yang terlibat perseteruan dengan suporter Persebaya, yaitu Bonek.
Sepak terjang Alfredo Vera sebagai pelatih yang berprestasi disambut hangat warga Surabaya.
Targetnya sudah jelas, harus juara Liga 2 2017. Dengan begitu, Persebaya bisa promosi ke Liga 1 2018.
Hasilnya terbukti memuaskan. Alfredo berhasil memenuhi target yang diberikan kepadanya dengan menjadi juara lagi.
Memang berbeda karena dia meraih trofi kompetisi kasta kedua.
Tetapi ia berhasil menunjukkan kualitasnya. Prestasi itu berhasil melambungkan namanya.
Karena, Persebaya merupakan klub besar dengan sejarah panjang.
Alfredo Vera Kembali bersama Mutiara Hitam
Di musim yang sama, Persipura berpisah dengan Jacksen F. Tiago akibat hasil buruk di BRI Liga 1 2021/2022.
Alfredo pun kembali ke klub asal Papua itu demi mengembalikan kejayaan Persipura yang terkenal sarat akan prestasi.
Sayangnya, Persipura masih tetap berat untuk melangkah di papan bawah.
Bahkan, mereka pun tidak hadir dalam pertandingan kontra Madura United pada 21 Februari 2022.
Alhasil, Persipura kalah dengan skor 0-3. Sampai pada pekan ke-33, Persipura hanya mengemas 33 angka
dan tertahan di peringkat ke-16 atau batas akhir zona degradasi.
Mereka bisa saja tetap bertahan di BRI Liga 1, dengan syarat harus menang di pekan terakhir.
Tim Mutiara Hitam sebenarnya berhasil unggul 3-0 atas Persita Tangerang dalam pekan terakhir
di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, Kamis (31/3/2022).
Tapi, kemenangan itu tidak cukup bagi timnya.
Hasil itu memang membuat Persipura mengoleksi 36 angka, tapi mereka bergantung pada
pertandingan dua tim lain yang juga ingin keluar dari ancaman zona merah.
Persipura bertarung dengan Barito Putera dan PSS Sleman untuk menghindari slot degradasi terakhir jelang
pertandingan pekan ke-34 atau pekan terakhir BRI Liga 1 yang digelar bersamaan.
PSS Sleman berhasil menang atas Persija Jakarta dengan skor 2-0 dan itu membuat mereka mengemas
39 angka dan sudah pasti tidak bisa diungguli Persipura.
Sedangkan Barito Putera bermain imbang 1-1 kontra Persib yang otomatis membuat Laskar Antasari mengemas 36 poin.
Jumlah poin ini sama dengan Persipura, namun Barito Putera unggul head-to-head dengan dua kemenangan.
Hasil akhir ini disayangkan. Sebab, Persipura adalah klub yang sarat prestasi dengan talenta pemain lokal Papua.
Keputusan mereka tidak hadir kontra Madura United juga berdampak karena seharusnya mereka dapat membukukan 39 angka.
Alfredo pun lagi-lagi harus melihat tim yang ditanganinya turun kasta untuk kali kedua.
Kali ini mungkin terasa lebih menyakitkan karena sebenarnya dia pernah membawa Persipura meraih gelar juara.