Friday, May 16, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Inggris10 Pelatih Premier League yang Bertahan Lima Musim Tanpa Trofi: Dari Arteta...

10 Pelatih Premier League yang Bertahan Lima Musim Tanpa Trofi: Dari Arteta hingga Pochettino

Dalam dunia sepak bola modern yang menuntut hasil instan, bertahannya seorang pelatih selama lima musim tanpa mempersembahkan trofi adalah fenomena langka. Di Premier League, sejumlah manajer top tetap dipercaya meski gagal membawa klubnya meraih gelar. Fenomena ini memunculkan perdebatan: apakah proses jangka panjang lebih penting daripada pencapaian instan?

Berikut ini adalah daftar sepuluh pelatih Premier League yang pernah bertahan minimal lima musim tanpa menjuarai satu pun kompetisi besar.

- Advertisement -
asia9QQ

Mikel Arteta

Mikel Arteta mengawali kariernya di Arsenal dengan cukup meyakinkan. Pada musim pertamanya, ia sukses mempersembahkan trofi FA Cup. Kemenangan atas Manchester City dan Chelsea membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih muda berbakat.

Sejak saat itu, Arteta melakukan restrukturisasi besar-besaran terhadap skuad Arsenal. Ia mengubah gaya permainan dan membawa The Gunners kembali ke papan atas klasemen. Meski begitu, dalam lima musim terakhir, Arsenal gagal meraih trofi besar lainnya.

Tekanan publik kian meningkat. Banyak pihak kini menilai, tanpa gelar tambahan, proyek jangka panjang Arteta bisa kehilangan legitimasi.


Mauricio Pochettino

Di masa kepemimpinannya di Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino menegaskan bahwa trofi bukan satu-satunya tolok ukur keberhasilan. Ia lebih mengutamakan konsistensi finis di empat besar dan gaya main atraktif.

Namun, meski membawa Spurs hingga ke final Liga Champions dan menjadi runner-up Premier League, tidak ada satu pun trofi besar yang diraih. Selama lima musim penuh, Pochettino tetap gagal mengakhiri puasa gelar Tottenham.

Ironisnya, ia tetap dianggap sebagai pelatih terbaik Spurs dalam era modern. Hal ini memperkuat argumen bahwa pencapaian bukan hanya soal medali.


David Moyes

David Moyes menghabiskan lebih dari satu dekade di Everton tanpa satu pun trofi utama. Namun, ia dikenal sebagai simbol konsistensi dan kestabilan. Klub berada di papan tengah hingga atas secara berkelanjutan.

Prestasi terdekat Moyes dengan gelar adalah final FA Cup musim 2008/2009. Sayangnya, Everton kalah dari Chelsea meski sempat unggul lebih dulu. Meski tanpa piala, Moyes dianggap sukses menjaga Everton tetap kompetitif.

Trofi pertamanya baru datang bertahun-tahun kemudian, menandai akhir dari perjalanan panjang seorang pelatih pekerja keras.


Sam Allardyce

Sam Allardyce membawa Bolton Wanderers ke era keemasan baru di awal 2000-an. Meski tidak meraih trofi besar, pencapaiannya sangat mengesankan.

Selama enam musim di klub, ia membawa Bolton promosi, bertahan di Premier League, bahkan finis di papan atas dan lolos ke kompetisi Eropa. Pada musim 2003/2004, mereka mencapai final Piala Liga, meski akhirnya kalah.

Allardyce dikenal sebagai pelatih tangguh yang mampu mengelola tim dengan sumber daya terbatas.


Alan Curbishley

Alan Curbishley adalah nama yang sering luput dari sorotan, namun kontribusinya luar biasa. Ia menangani Charlton Athletic selama 15 tahun dan membawa mereka promosi ke Premier League sebanyak dua kali.

Selama tujuh musim berturut-turut, Charlton tetap bertahan di kasta tertinggi. Setelah musim keenam, Curbishley memilih mundur. Klub langsung terdegradasi musim berikutnya—menunjukkan betapa besar pengaruhnya.


Sean Dyche

Sean Dyche sukses membawa Burnley naik kasta dua kali. Pada periode kedua, ia memimpin klub selama lima musim berturut-turut di Premier League.

Meski tidak pernah finis di empat besar, Dyche dikenal karena pendekatan taktis yang disiplin. Burnley bahkan lolos ke Eropa setelah finis di posisi tujuh.

Sayangnya, ia dipecat pada 2022, dan klub pun terdegradasi tak lama kemudian. Bukti bahwa peran Dyche sangat vital.


Arsene Wenger

Arsene Wenger menjadi ikon Arsenal dengan catatan 22 tahun pengabdian. Namun, dari 2005 hingga 2014, ia mengalami periode sembilan tahun tanpa trofi besar.

Mereka sering tampil di final, tetapi gagal membawa pulang gelar. Meski begitu, Wenger tetap mempertahankan posisi Liga Champions hampir setiap musim.

Stabilitas dan filosofi bermain cantik menjadi warisan utamanya.


Harry Redknapp

Harry Redknapp dikenal luas karena karismanya. Ia menghabiskan tujuh musim di West Ham tanpa trofi besar. Namun, di musim 1998/1999, mereka finis di peringkat lima dan lolos ke Eropa.

Meski pernah menjuarai Intertoto Cup, trofi itu tidak dianggap sebagai gelar utama. Redknapp tetap dikenang sebagai pelatih yang membentuk generasi berbakat.


Joe Kinnear

Joe Kinnear melatih Wimbledon selama tujuh musim, membawa mereka bersaing di Premier League meski berstatus tim kecil. Ia berhasil menjaga tim bertahan di kasta tertinggi, sebuah prestasi besar untuk klub dengan keterbatasan finansial.

Meski namanya kini lebih sering disebut karena kontroversi di Newcastle, masa kejayaannya bersama Wimbledon tak boleh dilupakan.


Eddie Howe

Eddie Howe memulai karier manajerialnya dengan membawa Bournemouth dari League Two hingga Premier League. Ia menghabiskan 11 tahun di klub tersebut dalam dua periode.

Meski tidak meraih gelar selama lima musim di kasta tertinggi, pencapaiannya luar biasa. Ia membuktikan bahwa pelatih muda bisa sukses dengan dukungan yang tepat.

Kini, bersama Newcastle United, Howe berhasil mengakhiri puasa gelar klub dengan menjuarai Carabao Cup. Sebuah pencapaian monumental setelah perjalanan panjang tanpa trofi.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments