Tak kalah dengan negara lain, Indonesia juga akan turut serta mengusung tim nasional sepak bola kebanggaannya untuk unjuk prestasi di mata dunia. Pada uji coba FIFA Macthday, timnas Indonesia vs Bangladesh.
Pertandingan tersebut merupakan pertandingan persahabatan sebelum nantinya akan melaju ke tahap selanjutnya, yaitu FIFA World Cup 2022.
FIFA matchday adalah ajang uji coba resmi yang diadakan oleh federasi sepak bola tertinggi dunia, yaitu FIFA,
bagi negara-negara yang terdaftar di FIFA setelah adanya jeda kompetisi Internasional.
Tentu saja, termasuk Indonesia maupun Bangladesh menjadi bagian dalam daftar tersebut.
Rencananya, uji coba FIFA Matchday Indonesia vs Bangladesh tersebut akan berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, bulan Januari ini.
Uji coba tersebut akan berlangsung dua kali, yaitu tanggal 24 dan 27 Januari 2022.
Namun, siapa sangka? Berita mengejutkan pun tiba-tiba datang. Uji coba timnas Indonesia vs Bangladesh yang awalnya “terancam” batal,
nyatanya kini telah “resmi” dibatalkan. Mengapa?
Batalnya rencana dua kali uji coba timnas Indonesia melawan Bangladesh pada dasarnya disebabkan akibat pandemi Covid-19,
tak lain dan tak bukan adalah karena permasalahan vaksinasi dan karantina.
Banyak Pemain Bangladesh Belum Mendapatkan Dua Kali Dosis Vaksin Covid-19.
Hingga kini, ternyata masih banyak pemain dari Bangladesh yang belum mendapatkan dosis vaksinasi secara lengkap.
Kabarnya, terhitung masih ada 10 pemain Bangladesh yang belum mendapatkan dosis vaksin secara lengkap atau dua kali. Lalu mengapa hal itu bisa terjadi?
Jawabannya adalah prioritas vaksinasi yang ditetapkan oleh pemerintah Bangladesh.
Sebenarnya, Asosiasi Sepak Bola Bangladesh sudah berusaha agar anggota timnasnya bisa mendapatkan dosis dua kali vaksinasi tersebut dalam waktu dekat ini.
Namun, hingga saat ini nyatanya pemerintah Bangladesh belum bisa mewujudkannya.
Pemerintah Bangladesh Memprioritaskan Stok Vaksin Untuk Warga Usia 25 Tahun Keatas.
Hingga saat ini, Covid-19 memang masih terus menjadi perhatian utama di tiap-tiap negara dunia, tak terkecuali Bangladesh.
Ya, pemerintah Bangladesh memang masih memprioritaskan dua kali vaksinasi terhadap warganya yang telah berusia 25 tahun ke atas.
Oleh sebab itulah, masih banyak pemain timnas Bangladesh yang belum mendapatkan dua kali dosis vaksin Covid-19 tersebut.
Hal itu dikarenakan pemain timnas Bangladesh tentunya masih berumur di bawah 25 tahun.
Bangladesh Keberatan Menjalani Karantina Sebelum Pertandingan Indonesia vs Bangladesh
Selain alasan vaksinasi, pemain Bangladesh ternyata juga merasa keberatan jika harus menjalani karantina mandiri sesampainya di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi.
Yunus Nusi mengatakan bahwa Bangladesh tak menyetujui aturan karantina yang telah diterapkan pemerintah Indonesia bagi pendatang dari luar negeri.
Mau tidak mau, pemain timnas asal Bangladesh ini memang harus melaksanakan karantina mandiri
sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia selama adanya pandemi Covid-19.
Hal ini telah diatur dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
yaitu Berdasarkan Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Nomor 1 Tahun 2022
tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Luar Negeri Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),
pendatang dari negara-negara luar, wajib melakukan karantina selama tujuh hari,
itu pun mereka juga sudah harus mendapatkan dua kali dosis vaksin di negaranya.
Tentu, peraturan ini juga akan diberlakukan untuk timnas Bangladesh, tanpa terkecuali.
Mengenai pembatalan uji coba Indonesia menghadapi Bangladesh tersebut,
dan semuanya sudah ada di undang-undang yang mewajibkan siapapun yang masuk ke wilayah Indonesia saat ini harus menjalani karantina.
pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memberikan respon yang cukup baik, ia tak kecewa ataupun marah, melainkan memaklumi.
Keadaan saat ini memang membuat semuanya sulit diprediksi. Tak bisa dipungkiri, Covid-19 ini memang berdampak tak hanya bagi sektor kesehatan,
namun semua sektor dalam roda kehidupan pun terkena imbasnya dan belajar dari kesalahan yang pernah terjadi kemarin, sehingga kita wajib untuk berhati-hati dalam masalah kesehatan.
Jadi, memaklumi tentu akan menjadi respon terbaik yang bisa diberikan untuk segala hal terkaitnya.
Selanjutnya, sebagai alternatif dari batalnya rencana uji coba tersebut, PSSI akan menyiapkan 3 negara,
yaitu Maladewa, Brunei Darussalam, atau Timor Leste sebagai pengganti Bangladesh. Terkait hal tersebut, Shin Tae-yong pun menyetujuinya.