Ranking FIFA edisi November 2025 menghadirkan kabar yang kurang menyenangkan bagi pecinta sepak bola Indonesia. Ketika beberapa negara Asia Tenggara memanfaatkan jeda internasional untuk meraih poin penting, Timnas Indonesia justru mengalami penurunan posisi karena tidak menjalani pertandingan. Absennya Skuad Garuda pada FIFA Matchday kali ini membuat mereka turun dari peringkat 122 ke 123 dunia, sebuah penurunan kecil namun tetap mengganggu momentum yang sebelumnya positif.
Indonesia Kehilangan Kesempatan Mengumpulkan Poin
Tidak tampil pada jeda internasional menjadi penyebab utama merosotnya peringkat Indonesia. Selain itu, ketidakjelasan sosok pelatih kepala juga ikut memengaruhi persiapan tim. Karena situasi tersebut, PSSI memilih tidak mengagendakan laga uji coba, padahal negara lain justru memanfaatkannya untuk meningkatkan posisi mereka.
Sementara itu, kehilangan satu tingkat mungkin tidak terlihat besar, tetapi dampaknya cukup signifikan. Karena setiap poin FIFA menentukan posisi pada pot drawing turnamen internasional, Indonesia semakin tertinggal dari rival-rival yang memanfaatkan momentum.
Suriname Melonjak dan Geser Indonesia
Selain penurunan Garuda, kabar lain datang dari Suriname. Negara CONCACAF tersebut melewati Indonesia setelah mencatat lonjakan lima peringkat. Mereka naik dari posisi 126 ke 121 berkat kemenangan telak 4-0 atas El Salvador pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026. Tambahan 15,14 poin membuat posisi Suriname naik drastis dan menyalip beberapa negara yang sebelumnya berada di atasnya.
Pergerakan ini menjadi pengingat bahwa satu kemenangan pada laga resmi mampu mengubah posisi secara signifikan. Oleh karena itu, keputusan Indonesia yang tidak bertanding pada jeda internasional kembali terasa sebagai kerugian besar, terutama ketika lawan-lawan di luar Asia juga bergerak cepat meningkatkan ranking mereka.
Malaysia dan Thailand Tampil Mengesankan
Di kawasan Asia Tenggara, dua negara justru menikmati peningkatan posisi. Malaysia menjadi salah satu negara yang paling diuntungkan dari performa apik mereka di Kualifikasi Piala Asia 2027. Kemenangan 1-0 atas Nepal pada matchday kelima menambah 6,88 poin bagi Harimau Malaya dan membawa mereka naik dua peringkat ke posisi 116 dunia. Karena itu, pergerakan Malaysia semakin memperlebar jarak mereka dengan Indonesia dalam ranking FIFA.
Di sisi lain, Thailand tampil lebih tajam. Mereka memenangkan dua laga penting sekaligus. Pertama, menang tipis 3-2 atas Singapura pada laga uji coba. Kemudian, mereka memperkuat posisi dengan kemenangan besar 4-0 atas Sri Lanka pada lanjutan Grup D Kualifikasi Piala Asia 2027. Dua hasil tersebut menghadirkan tambahan 4,77 poin dan mendorong Gajah Perang naik ke peringkat 94 dunia.
Selain kemenangan yang mereka raih, kedua negara ini sadar bahwa jeda internasional adalah kesempatan emas untuk memperkuat posisi. Karena itu, mereka tidak membiarkan kesempatan tersebut lewat begitu saja. Perbedaan strategi inilah yang membuat jarak Indonesia dengan rival kawasan semakin jauh.
Indonesia Punya Kesempatan Memperbaiki Posisi
Walaupun Indonesia merosot, peluang untuk bangkit tetap terbuka. Karena itu, FIFA Matchday Maret 2026 menjadi momen penting yang harus dimanfaatkan. Pada jeda internasional tersebut, Indonesia berpotensi menjalani laga uji coba level tinggi. Banyak negara besar sedang mencari lawan sebagai persiapan menuju Piala Dunia 2026, sehingga kesempatan emas terbuka bagi Indonesia untuk menantang tim-tim kuat.
Namun, rencana tersebut bergantung pada satu hal krusial: penunjukan pelatih kepala baru. PSSI disebut sedang memfinalisasi kandidat, dan dua nama masuk dalam daftar favorit. Pertama, Timur Kapadze dari Uzbekistan yang dikenal memiliki pendekatan taktis modern. Kedua, Jesus Casas dari Spanyol yang memiliki pengalaman membangun sistem permainan cepat dan terstruktur. Karena itu, keputusan yang akan diambil dalam waktu dekat akan menentukan arah perkembangan Skuad Garuda.
Harapan Baru Menuju Tahun 2026
Dengan kondisi saat ini, Indonesia berada dalam momen transisi yang membutuhkan keputusan cepat dan tepat. Meskipun peringkat menurun, kesempatan untuk memperbaiki posisi tetap ada. Oleh karena itu, persiapan jangka pendek dan penunjukan pelatih baru menjadi langkah yang tidak boleh ditunda lagi.
Selain itu, jeda internasional berikutnya dapat menjadi awal kebangkitan bila digunakan untuk mengukur kekuatan tim menghadapi lawan yang lebih kuat. Karena itu, momentum tersebut perlu dimanfaatkan sebaik mungkin agar Indonesia tidak kembali tertinggal dari negara-negara yang kini semakin agresif.
Pada akhirnya, ranking FIFA memang berubah setiap bulan. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana tim mampu memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperkuat posisi mereka. Dengan strategi yang lebih matang dan pelatih baru yang tepat, peluang Indonesia untuk kembali naik tetap sangat terbuka.






