Patrick Kluivert, pelatih baru Timnas Indonesia, digadang-gadang menjadi pengganti Shin Tae-yong setelah PSSI resmi memutus kontrak pelatih asal Korea Selatan itu. Langkah besar ini diumumkan langsung oleh Ketua PSSI, Erick Thohir, pada Senin (6/1/2024), dan memicu berbagai reaksi di kalangan publik.
Meski demikian, perhatian kini beralih pada kemampuan Kluivert untuk membawa perubahan besar bagi Skuad Garuda. Dengan latar belakang yang kuat sebagai pemain dan pengalaman melatih, apakah Kluivert siap menjawab tantangan ini? Mari kita telaah rekam jejaknya.
Karier Cemerlang sebagai Pemain
Nama Patrick Kluivert sudah tidak asing bagi pecinta sepak bola. Sebagai striker, Kluivert memiliki karier yang gemilang di level klub maupun tim nasional. Ia memulai karier profesionalnya di Ajax Amsterdam dan langsung mencuri perhatian dengan mencetak 39 gol dalam 70 penampilan. Pada usia muda, ia sudah menunjukkan potensi besar dengan membawa Ajax meraih Liga Champions 1995.
Pada tahun 1997, Kluivert bergabung dengan AC Milan, meski hanya bertahan satu musim. Perjalanan kariernya berlanjut di Barcelona, di mana ia mencapai puncak performa. Selama enam tahun bersama Blaugrana, ia mencetak 90 gol dalam 182 pertandingan dan menjadi salah satu striker paling produktif di Eropa pada masanya.
Setelah meninggalkan Barcelona, ia melanjutkan karier di Newcastle United, Valencia, PSV Eindhoven, dan akhirnya pensiun di Lille pada 2008. Dengan total gol dan kontribusi besar, Kluivert dianggap sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Belanda.
Pengalaman Bersama Tim Nasional Belanda
Di level internasional, Kluivert juga menjadi andalan Timnas Belanda. Ia memulai debutnya pada 1994 saat masih berusia 18 tahun. Selama satu dekade, ia tampil sebanyak 79 kali dan mencetak 40 gol. Salah satu pencapaian terbaiknya adalah membawa Belanda mencapai semifinal Euro 2000.
Ketajamannya sebagai penyerang dan pengalaman bertanding di berbagai turnamen besar menjadi modal penting bagi kariernya di dunia kepelatihan. Meski pensiun sebagai pemain pada 2004, pengaruh Kluivert di sepak bola terus berlanjut.
Awal Karier di Dunia Kepelatihan
Setelah gantung sepatu, Patrick Kluivert memulai perjalanan baru sebagai pelatih. Ia memulai sebagai asisten Louis van Gaal di AZ Alkmaar, membantu mengembangkan talenta muda dan memperkuat lini serang tim. Pada 2010, ia melanjutkan kiprahnya sebagai asisten pelatih Brisbane Roar di Australia, sebelum kembali ke Belanda untuk bekerja di NEC Nijmegen.
Selain menjadi asisten, Kluivert juga sempat melatih tim muda Ajax dan Twente. Ia dikenal memiliki pendekatan strategis yang fokus pada pengembangan pemain muda. Namun, pengalaman sebagai pelatih kepala di level klub baru dimulai pada 2023 saat ia menangani Adana Demirspor di Liga Turki. Meski hanya bertahan enam bulan, pengalamannya menangani tim utama menjadi modal berharga untuk langkah selanjutnya.
Rekam Jejak di Tim Nasional
Karier Kluivert di tim nasional tidak hanya sebagai pemain. Ia pernah menjadi bagian dari tim kepelatihan Belanda pada Piala Dunia 2014, bekerja sebagai asisten Louis van Gaal. Pada turnamen tersebut, Belanda sukses mencapai semifinal dan finis di posisi ketiga.
Selain itu, ia juga memiliki pengalaman melatih Timnas Curacao pada 2015. Di bawah kepemimpinannya, Curacao berhasil lolos ke Piala Karibia 2017 dan Piala Emas Concacaf 2017. Prestasi ini menunjukkan kemampuannya dalam mengelola tim nasional dengan sumber daya yang terbatas.
Pada 2018, ia menjadi asisten Clarence Seedorf di Timnas Kamerun, namun hanya bertahan selama satu tahun. Terakhir, pada 2021, Kluivert kembali memimpin Curacao sebagai pelatih interim saat Guus Hiddink absen karena sakit.
Apa yang Bisa Dibawa Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia?
Patrick Kluivert memiliki pengalaman bermain dan melatih di berbagai level, baik klub maupun tim nasional. Pengalamannya di Belanda, Spanyol, dan bahkan negara-negara kecil seperti Curacao bisa menjadi modal besar untuk mengembangkan Timnas Indonesia.
Kluivert dikenal dengan pendekatan taktik yang fleksibel, fokus pada pengembangan pemain muda, dan kemampuan untuk memotivasi tim. Jika benar ia menjadi pelatih Timnas Indonesia, kombinasi strategi modern dan pengalamannya di panggung internasional bisa menjadi angin segar bagi skuad Garuda.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Meski memiliki rekam jejak yang mentereng, Kluivert juga harus menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah adaptasi dengan budaya sepak bola Indonesia yang berbeda dengan Eropa. Selain itu, ekspektasi tinggi dari publik dan tekanan untuk memberikan hasil instan bisa menjadi ujian berat bagi Kluivert.
Namun, jika diberikan waktu dan dukungan penuh dari PSSI, Kluivert berpotensi membawa perubahan signifikan bagi sepak bola Indonesia. Dengan fokus pada pengembangan pemain muda dan peningkatan strategi tim, Kluivert bisa menjadi sosok yang tepat untuk memimpin Timnas Indonesia menuju level yang lebih tinggi.
