Tujuh pemain yang pernah disebut sebagai penerus Lionel Messi menjadi bukti betapa sulitnya membandingkan pesepak bola dengan sang legenda. Lionel Messi adalah sosok dengan karier luar biasa, trofi berlimpah, serta rekor yang sulit ditandingi. Dari Piala Dunia, Copa America, hingga empat gelar Liga Champions, semua mengukuhkan statusnya sebagai pemain terbesar sepanjang masa. Tak hanya soal koleksi gelar, Messi juga meninggalkan jejak dengan ratusan gol dan assist yang jarang dimiliki pemain lain di dunia.
Namun, sepanjang perjalanan kariernya, banyak pesepak bola muda diberi label “Messi baru”. Para pelatih, media, hingga pengamat kerap melontarkan perbandingan tersebut karena gaya bermain mirip atau sekadar potensi yang terlihat saat muda. Sayangnya, sebagian besar pemain yang mendapat label itu justru kesulitan memenuhi ekspektasi.
Ada yang berhasil punya karier bagus di level menengah, ada juga yang tenggelam di bawah tekanan publik. Dari Eropa hingga Amerika Selatan, nama mereka sempat disandingkan dengan Messi, tetapi realita berkata lain. Berikut adalah tujuh pemain yang kariernya sempat disejajarkan dengan Messi, namun perjalanannya jauh berbeda dari harapan awal.
Ashley Young
Pada masa jayanya bersama Aston Villa, Ashley Young sempat mendapat pujian besar dari Martin O’Neill. Sang manajer bahkan berani menyebutnya berada dalam kategori sama dengan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Young memang tampil impresif di Premier League dengan kreativitas dan kecepatan yang memikat. Ia akhirnya meraih trofi di Inggris dan Italia, serta mencatat hampir 500 penampilan di liga utama. Namun, jelas perbandingan dengan Messi terlalu jauh. Messi ada di level yang berbeda, baik dalam konsistensi maupun pencapaian individu.
Bojan Krkic
Nama Bojan Krkic lahir dari akademi Barcelona dengan ekspektasi besar. Banyak media menyebutnya sebagai “The Next Messi” ketika ia menembus tim utama pada usia belia. Sayangnya, label itu justru menjadi beban berat.
Meski Bojan tetap memiliki karier yang layak, ia tak pernah mencapai level Messi. Dalam sebuah wawancara, ia mengaku bahwa obsesi publik mencari penerus Messi membuat banyak pemain muda kehilangan arah. Menurutnya, setiap talenta harus berkembang sesuai jati dirinya, bukan karena bayang-bayang legenda.
Gerard Deulofeu
Gerard Deulofeu adalah nama lain dari akademi La Masia yang sempat disebut sebagai calon bintang besar Barcelona. Gayanya dianggap mirip Messi, terutama dalam dribel cepat dan kreativitas menyerang.
Sayangnya, tekanan besar itu membuat kariernya tidak stabil di Camp Nou. Deulofeu kemudian lebih menikmati sepak bola di Inggris bersama Everton dan Watford, serta sempat bersinar di Serie A. Ia tetap menjadi pemain berkualitas, tetapi tidak pernah mencapai reputasi Messi di panggung dunia.
Marcus Edwards
Marcus Edwards muncul dari akademi Tottenham Hotspur dengan label “Messi kecil”. Mauricio Pochettino kala itu menilai gaya bermainnya sangat mirip dengan legenda Argentina tersebut.
Namun, ekspektasi itu justru menjadi pedang bermata dua. Edwards membutuhkan waktu lama untuk menemukan jalannya sendiri. Ia kemudian tampil konsisten di Portugal bersama Sporting Lisbon, bahkan ikut membawa Burnley promosi ke Premier League musim lalu. Meski demikian, ia belum pernah mendapat panggilan tim nasional Inggris dan kariernya jauh dari standar Messi.
Timo Werner
Pada 2017, mantan pelatih Jerman Berti Vogts menyebut Timo Werner sebagai “Messi Jerman”. Julukan itu datang ketika Werner masih tajam bersama RB Leipzig dan jadi incaran klub-klub besar Eropa.
Kemampuan berlari cepat dan naluri golnya sempat membuatnya disandingkan dengan Messi. Namun, perjalanan berikutnya membuktikan perbandingan itu terlalu berlebihan. Werner gagal konsisten di Chelsea, sementara kiprahnya di Liga Champions bersama Leipzig pun tidak sesuai harapan. Kini, Werner tetap striker produktif, tetapi bukan sosok yang bisa mendekati level Messi.
Facundo Buonanotte
Facundo Buonanotte pernah mendapat pujian dari Carlos Tevez ketika masih bermain di Rosario Central. Tevez menyebut akselerasinya mirip Lionel Messi.
Namun, Buonanotte menegaskan dirinya tidak layak dibandingkan dengan Messi secara keseluruhan. Ia hanya menganggap komentar itu sebagai motivasi, bukan ukuran sejati. Kini bermain di Premier League bersama Brighton, Buonanotte memang punya bakat, tetapi perjalanan panjang masih menantinya. Messi tetap menjadi idola utamanya, bukan pesaing yang harus ditiru.
Kendry Paez
Kendry Paez, bintang muda asal Ekuador, dianggap sebagai salah satu talenta paling menjanjikan dari Amerika Selatan. Mantan striker Ekuador, Carlos Tenorio, bahkan berani menyebutnya bisa lebih baik daripada Lionel Messi dan Neymar.
Saat ini, Paez baru berusia 18 tahun dan sedang menimba pengalaman di Eropa lewat masa pinjaman ke Strasbourg. Meski potensinya besar, banyak pihak menilai membandingkan Paez dengan Messi terlalu dini. Pep Guardiola bahkan mengingatkan pentingnya memberi ruang bagi pemain muda berkembang secara alami tanpa beban berlebihan.