Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, baru-baru ini menepis tudingan adanya pemain favorit atau “anak emas” di tim nasional. Isu ini mencuat setelah sejumlah netizen memperhatikan keputusan Shin yang terus memanggil Pratama Arhan ke dalam skuad meski Arhan jarang bermain di level klub bersama Suwon FC di Korea Selatan. Menanggapi spekulasi ini, Shin Tae-yong menegaskan bahwa semua pemain Timnas Indonesia diperlakukan secara adil dan diberi motivasi yang sama.
Sejak memulai kariernya di Indonesia pada awal 2020, Shin Tae-yong telah memimpin lebih dari 50 pertandingan bersama tim senior. Ia telah mencoba banyak pemain selama masa kepelatihannya. Namun, beberapa pihak menilai bahwa Pratama Arhan mendapatkan perlakuan istimewa, mengingat minimnya waktu bermain yang diperoleh Arhan di klubnya. Meski demikian, Arhan terus dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia. Hal ini memicu beberapa penggemar untuk mempertanyakan apakah pemain berusia 22 tahun ini adalah salah satu “anak emas” Shin Tae-yong.
Tanggapan Shin Tae-yong Terhadap Isu “Anak Emas”
Dalam sesi tanya jawab di media sosial, Shin Tae-yong menegaskan bahwa ia tidak memiliki pemain favorit di Timnas Indonesia. Menurutnya, setiap pemain yang dipanggil ke tim nasional adalah hasil dari penilaian objektif berdasarkan kemampuan dan kebutuhan tim, bukan karena adanya perlakuan istimewa. “Saya selalu memberikan motivasi kepada semua pemain untuk berkorban demi negara,” ujar Shin dalam salah satu sesi #TanyaSTY di akun resmi @TimnasIndonesia.
Pratama Arhan, mantan pemain PSIS Semarang, merupakan salah satu pemain yang sering tampil di bawah asuhan Shin Tae-yong. Arhan telah tampil dalam 43 pertandingan internasional, jumlah yang hanya dilampaui oleh Asnawi Mangkualam. Salah satu alasan mengapa Arhan tetap dipanggil adalah kelebihannya dalam lemparan ke dalam yang sering kali menjadi senjata andalan Timnas Indonesia. Shin melihat potensi ini sebagai keunggulan strategis, terutama dalam situasi bola mati.
Perubahan di Starting XI: Keputusan Shin Tae-yong yang Kontroversial
Selain isu “anak emas,” keputusan Shin Tae-yong yang sering mengubah komposisi starting XI juga menjadi bahan perbincangan. Dalam pertandingan melawan China pada Kualifikasi Piala Dunia 2026, Shin melakukan empat perubahan signifikan dari skuad yang sebelumnya bermain melawan Bahrain. Hal ini memicu kritik dari penggemar dan pengamat sepak bola yang mempertanyakan stabilitas tim.
Namun, Shin Tae-yong dengan tegas menjelaskan bahwa setiap perubahan yang dilakukan adalah hasil dari evaluasi mendalam terhadap lawan dan kondisi fisik pemain. “Pertama, saya selalu melihat lawan seperti apa dan kondisi pemain kita. Dua hal ini yang paling menentukan starting lineup,” ungkap Shin. Menurutnya, fleksibilitas dalam memilih pemain adalah bagian penting dari strategi, terutama dalam turnamen panjang seperti kualifikasi Piala Dunia.
Performa Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Hingga saat ini, Timnas Indonesia masih berjuang di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Kekalahan 1-2 dari China pada 15 Oktober 2024 menambah panjang daftar hasil imbang yang sebelumnya diraih oleh tim Garuda. Sebelumnya, Indonesia bermain imbang melawan Bahrain, Australia, dan kembali menghadapi Bahrain. Meskipun hasil ini menempatkan Indonesia di peringkat kelima klasemen sementara, Shin Tae-yong tetap optimis terhadap peluang timnya untuk lolos ke putaran berikutnya.
Pada klasemen sementara Grup C, Jepang berada di puncak dengan sepuluh poin, disusul oleh Australia dan Arab Saudi yang masing-masing mengoleksi lima poin. Indonesia dan China, yang sama-sama memiliki tiga poin, berada di posisi terbawah. Namun, perbedaan gol memisahkan Indonesia dari China yang menempati posisi juru kunci.
Tantangan Selanjutnya: Jepang dan Arab Saudi
Tantangan besar menanti Timnas Indonesia pada pertandingan selanjutnya. Skuad Garuda akan menjamu Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada 15 November 2024. Pertandingan ini diharapkan menjadi ujian berat bagi tim asuhan Shin Tae-yong, mengingat Jepang adalah pemuncak klasemen dan salah satu kekuatan terbesar di Asia.
Lima hari setelah pertandingan melawan Jepang, Indonesia akan kembali bermain di SUGBK untuk menghadapi Arab Saudi. Kedua pertandingan ini sangat krusial untuk menjaga harapan Indonesia dalam melanjutkan perjuangan di kualifikasi Piala Dunia 2026. Dukungan dari suporter dan persiapan matang diharapkan dapat membantu Timnas Indonesia meraih hasil positif di kedua laga tersebut.