Javier Tebas selaku bos La Liga panas dan kembali memberikan kritikan pedas kepada Paris Saint-Germain. Dia menyatakan bahwa klub kaya raya tersebut membahayakan sepakbola.
Tebas menjadi sosok yang memberikan penentangan secara nyata dalam sepakbola Eropa. Manchester City dan juga PSG ditunjuk sebagai klub yang dianggap menjalankan bisnis semacam itu.
Manchester City dibeli oleh anggota kaluarga dari Uni Emirates Arab, yakni Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan di tahun 2008. Sementara itu PSG diakuisisi pengusaha Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad di tahun 2011.
Di tahun 2017 Tebas memberikan kritikan pedas bagi kedua klub tersebut. ia menyebutkan bahwa dua klub itu menghancurkan sepakbola akibat belanja pemain dengan harga yang tak masuk di akal.
Salah satu yang sangat mudah diingat adalah pembelian Neymar dari Barcelona dengan harga 222 juta euro. Terbaru ini, Tebas mengecam karena ulah PSG yang memboyong para pemain top ketika sedang pandemi.
Beberapa pemain top yang didatangkan adalah Sergio Ramos, Georginio Wijnaldum, Gianluigi Donnarumma, dan juga paling menghebohkan adalah Lionel Messi.
Memang, empat pemain top tersebut dibeli dengan cara gratis. Namun untuk masalah selanjutnya adalah masalah gaji yang diberikan oleh PSG yang terlalu tinggi.
Sebagai contoh adalah Messi yang kabarnya akan menerima upan sebesar 35 juta euro per tahunnya. Besar gaji yang diterima oleh Messi tersebut dinilai Tebas tidaklah imbang dengan pemasukan klub ketika masa krisis ekonomi akibat Covid-19.
Bos La Liga panas dan menudirng bahwa bisnis model seperti ini akan sama rusaknya dengan model proyek yang juga tengah dibahas yakni proyek European Super League.
“Negara-klub sama berbahayanya dengan European Super League bagi ekosistem sepakbola. Kami sangat kritis dengan Super League karena itu menghancurkan sepakbola Eropa sebagaimana kami kritis kepada PSG,” cuitan di akun Twitter pribadinya pada Rabu (1/9/2021).
“Covis menyebabkan kehilangan + 300 juta; pemasukan TV di Prancis -40%; kemudian +500 juta untuk gaji? Ini tidak bisa dilanjutkan,” pungkasnya.
Banyak Hal Yang Membuat Bos La Liga Panas
Memang bursa transfer musim panas kali ini memiliki banyak kisah menarik dan mengejutkan. Hal yang membuat bos La Liga panas kembali kemungkinan besar juga dikarenakan kabar gaji Mbappe yang dinaikkan drastis.
Meski Mbappe sendiri juga mengaku bahwa tidak setuju dengan kontrak kenaikkan gaji namun, penawaran mengenai kontrak Mbappe yang akan dinaikkan gajinya ini sudah mencuat.
Ini dilakukan PSG karena pemain andalannya tersebut dikabarkan ingin hengkang. Bahkan kabar terakhir Mbappe sudah ditawar oleh Real Madrid sebanyak tiga kali.
Bukan mendapat sambutan baik, bahkan tawaran ketiga dari Real Madrid justru tidak direspon sama sekali oleh PSG. Hal ini membuat Madrid kemudian mundur dari negosiasi dan memilih untuk menunggu Mbappe bebas transfer.
Bos La Liga panas sejak mendengar kabar adanya proyek European Super League yang diakui didukung oleh klub-klub besar Liga Spanyol seperti Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid dan satu klub lagi yang tak ingin disebutkan.
Bahkan adanya proyek ini tak membuat Barcelona yang pernah mengalami permasalahan finansial kemudian setuju lalu menerima bantuan yang solusinya diberikan oleh pihak La Liga.
Bahkan kepergian Lionel Messi juga sempat dikaitkan dengan adanya proyek besar ini. Terlebih setelah ada kabar bahwa saat perpisahan Messi, justru Presiden Madrid dan Barcelona melakukan sarapan bersama seakan ikut merayakan.
Meski kabar tersebut tak dibenarkan namun banyak kabar yang menayangkan pemberitaan tersebut. Bisa jadi juga bahwa Bos La Liga panas dikarenakan para pemain bintangnya satu persatu meninggalkan Liga Spanyol.
Setelah Neymar, kini terjadi juga kepada Messi yang bahkan harus lepas dengan cara gratis disaat Barcelona sedang dalam masalah financial fair play yang menjadi persyaratan dari pihak La Liga.
Kepergian Messi ini juga dikaitkan dengan La Liga yang tak mau fleksibel dalam memberikan aturan kepada klubnya. kepergian Messi tentu membuat warna di Liga Spanyol sedikit meredup.
Sangat wajar jika bos La Liga panas ketika baru-baru ini terdapat kabar jika Mbappe ditawari kontrak gila oleh PSG, yakni dengan tawaran gaji terlalu tinggi. Ini bisa merusak budaya untuk sepakbola dunia secara perlahan.