Thursday, September 4, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga ItaliaSerie A Jadi Persinggahan Terakhir Para Bintang Sepak Bola Dunia

Serie A Jadi Persinggahan Terakhir Para Bintang Sepak Bola Dunia

Serie A jadi persinggahan terakhir para bintang sepak bola dunia yang memasuki masa senja karier mereka. Fenomena ini semakin nyata dalam musim 2025/2026, ketika sejumlah nama besar memilih Italia sebagai panggung terakhir untuk menutup perjalanan panjangnya di lapangan hijau. Liga yang dulu dikenal sebagai destinasi utama pemain top dunia, kini lebih banyak menampung sosok-sosok veteran yang sudah melewati masa puncaknya.

Dalam dua dekade terakhir, Serie A memang mengalami perubahan citra signifikan. Era 1990-an hingga awal 2000-an menempatkan liga ini di posisi elit, sejajar bahkan melampaui Premier League maupun La Liga. Namun, sejak kedatangan sosok-sosok seperti David Beckham, Ronaldinho, hingga Fernando Torres di penghujung karier mereka, Serie A perlahan mendapat label baru: liga yang ramah bagi pemain veteran. Label tersebut semakin kuat di era modern.

- Advertisement -
asia9QQ

Musim 2025/2026 menghadirkan banyak contoh nyata. Nemanja Matic masih berjuang di lini tengah Sassuolo, Luka Modric mewujudkan impian berseragam AC Milan, Kevin De Bruyne memberi warna baru bagi Napoli, hingga Jamie Vardy menjajal pengalaman di Cremonese. Kehadiran mereka membawa daya tarik tersendiri bagi liga Italia, sekaligus memperlihatkan bahwa pengalaman tetap menjadi komoditas berharga dalam sepak bola.


Nemanja Matic, Stabilitas untuk Sassuolo

Di usia 37 tahun, Nemanja Matic masih menjaga reputasinya sebagai gelandang tangguh. Sosok asal Serbia ini pernah membela klub besar seperti Chelsea, Benfica, Manchester United, Rennes, hingga Lyon. Setelah sempat singgah di AS Roma pada 2022, kini ia kembali ke Italia untuk memperkuat Sassuolo.

Matic menandatangani kontrak satu tahun hingga 2026, dengan harapan bisa membantu Sassuolo yang baru promosi menjaga kestabilan di lini tengah. Kehadirannya memberi pengalaman berharga, terlebih kini ia satu tim dengan bek Timnas Indonesia, Jay Idzes. Untuk klub sekelas Sassuolo, Matic bukan hanya tambahan kualitas, melainkan juga figur pemimpin di lapangan.


Ciro Immobile, Pulang ke Italia

Ciro Immobile identik dengan Serie A berkat empat gelar Capocannoniere yang ia raih bersama Torino dan Lazio. Setelah sempat berpetualang ke Turki bersama Besiktas dan mencetak 19 gol dari 41 laga, striker berusia 35 tahun itu akhirnya kembali ke tanah kelahirannya.

Bologna menjadi tujuan barunya. Klub tersebut berharap naluri gol Immobile tetap tajam meski usianya tidak lagi muda. Kehadirannya bukan hanya memberi ancaman nyata di kotak penalti, tetapi juga menambah magnet tersendiri bagi fans Serie A yang rindu melihat aksi bomber legendaris ini.


Edin Dzeko, Tantangan Baru di Fiorentina

Nama Edin Dzeko tidak asing bagi publik Italia. Selama kariernya bersama AS Roma dan Inter Milan, ia mencatatkan lebih dari 100 gol. Dua musim terakhir, Dzeko merantau ke Turki untuk memperkuat Fenerbahce, di mana ia mencetak 46 gol dari 99 pertandingan.

Musim ini, Fiorentina resmi mengamankan jasanya dengan kontrak satu tahun plus opsi perpanjangan. Pada usia 39 tahun, striker Bosnia itu tetap menjadi sosok yang disegani. Fiorentina berharap pengalamannya bisa membawa stabilitas dan ketajaman di lini depan, terutama untuk menghadapi kompetisi domestik maupun Eropa.


Luka Modric, Mewujudkan Impian Bersama Milan

Luka Modric, pemenang Ballon d’Or 2018 dan enam kali juara Liga Champions, menutup kisah panjangnya bersama Real Madrid pada 2025. Ia kemudian melanjutkan karier ke AC Milan, klub yang sejak kecil ia kagumi.

Kontrak satu tahun dengan opsi perpanjangan membuat Modric kini menjadi bagian penting dalam skuad Rossoneri. Meski debutnya berakhir dengan kekalahan, kualitasnya masih terlihat jelas. Pada laga berikutnya kontra Lecce, ia menyumbang assist dan dinobatkan sebagai man of the match. Di usia 39 tahun, Modric membuktikan bahwa kecerdasan bermain tetap abadi meski fisik mulai menurun.


Kevin De Bruyne, Sentuhan Emas untuk Napoli

Setelah satu dekade penuh bersama Manchester City, Kevin De Bruyne akhirnya menutup petualangannya di Inggris. Status bebas transfer pada 2025 dimanfaatkan Napoli untuk mendatangkan gelandang asal Belgia ini.

De Bruyne langsung menunjukkan kelasnya di Serie A. Pada debut bersama Napoli, ia mencetak gol dan memperlihatkan pengaruh besar di lini tengah. Dengan usia 34 tahun, ia masih mampu menghadirkan kreativitas, visi permainan, dan akurasi umpan yang membahayakan lawan. Napoli pun berharap kehadirannya bisa mengulang kejayaan mereka di pentas domestik dan Eropa.


Juan Cuadrado, Nafas Baru untuk Pisa

Juan Cuadrado, yang pernah membela Juventus, Inter Milan, dan Atalanta, kini melanjutkan perjalanan bersama Pisa. Setelah musim sulit akibat cedera, pemain asal Kolombia ini memilih bergabung dengan klub promosi tersebut pada usia 37 tahun.

Pisa memandang Cuadrado bukan hanya sebagai tambahan di lapangan, tetapi juga mentor bagi pemain muda. Dengan kontrak satu tahun, ia diharapkan memberi keseimbangan antara pengalaman dan semangat baru dalam ruang ganti.


Jamie Vardy, Pengalaman di Cremonese

Jamie Vardy dikenang sebagai legenda Leicester City yang membawa klub itu juara Premier League 2015/2016. Total 200 gol dari 500 penampilan menegaskan statusnya sebagai striker elite.

Kini, pada usia 38 tahun, Vardy mencoba peruntungan di Serie A bersama Cremonese. Menariknya, ia bergabung dengan kiper Timnas Indonesia, Emil Audero. Kehadiran dua sosok ini membuat Cremonese jadi salah satu klub yang paling ditunggu aksinya musim ini.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments