Sassuolo resmi mendatangkan Nemanja Matic sebagai pemain baru untuk memperkuat lini tengah mereka di Serie A musim ini. Gelandang berpengalaman asal Serbia itu telah menandatangani kontrak hingga Juni 2026 dengan opsi perpanjangan otomatis. Kehadiran Matic menjadi kabar besar, terutama karena ia kini akan bermain satu tim dengan kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes, yang juga menjadi bagian penting dari skuad Sassuolo.
Langkah ini dianggap sebagai strategi ambisius klub promosi Serie A tersebut untuk memastikan kekuatan mereka cukup solid dalam bersaing. Matic bukanlah nama asing di dunia sepak bola Eropa. Dengan usia 37 tahun, ia membawa pengalaman panjang dari berbagai kompetisi bergengsi. Sassuolo menilai pengalamannya akan menjadi nilai tambah, baik dalam mengawal lini tengah maupun memberikan kepemimpinan di ruang ganti.
Dalam perjalanan kariernya, Matic pernah memperkuat klub-klub besar seperti Chelsea, Manchester United, Benfica, hingga AS Roma. Ia juga sempat berkarier di Ligue 1 bersama Rennes dan Lyon sebelum akhirnya menerima pinangan Sassuolo. Dengan rekam jejak gemilang ini, Sassuolo optimistis bahwa Matic bisa menghadirkan stabilitas sekaligus menjadi mentor bagi pemain muda.
Perjalanan Karier Panjang Nemanja Matic
Nemanja Matic lahir di Sabac, Serbia, pada 1 Agustus 1988. Bakat sepak bolanya terlihat sejak dini ketika ia menimba ilmu di akademi Red Star Belgrade dan Partizan. Perjalanan profesionalnya mulai mencuat saat membela VSS Kosice di Slovakia. Dari sinilah pintu menuju liga top Eropa terbuka.
Pada 2009, Chelsea merekrutnya dan Matic langsung merasakan trofi Piala FA pada musim debutnya. Meski sempat dipinjamkan ke Vitesse, sinarnya justru semakin terang saat bermain untuk Benfica di Liga Portugal. Di sana, ia menjelma sebagai gelandang bertahan tangguh yang kemudian dilirik kembali oleh Chelsea.
Kembali ke Stamford Bridge pada 2014, Matic menjadi salah satu pilar utama di bawah asuhan Jose Mourinho. Perannya di lini tengah membantu Chelsea meraih sejumlah gelar domestik, termasuk Premier League. Kontribusi solidnya membuat namanya masuk jajaran gelandang defensif terbaik di Eropa.
Reuni dengan Mourinho di AS Roma
Setelah sukses bersama Chelsea, Matic memutuskan hengkang ke Manchester United pada 2017. Di Old Trafford, ia mencatat lebih dari 120 penampilan di berbagai kompetisi. Kehadirannya dianggap vital karena mampu menjaga keseimbangan tim di tengah persaingan ketat Premier League.
Pada 2022, ia kembali bereuni dengan Mourinho di AS Roma. Di klub ibu kota Italia tersebut, Matic berperan penting membawa Roma melaju hingga final Liga Europa. Pengalaman bermain di bawah pelatih yang sudah lama dikenalnya semakin menambah kedewasaan dalam gaya mainnya.
Selepas meninggalkan Italia, Matic mencoba tantangan baru di Prancis dengan bergabung bersama Rennes, lalu melanjutkan perjalanan singkatnya di Lyon. Kini, Sassuolo menjadi pelabuhan terbaru dalam karier panjangnya yang sarat prestasi.
Catatan Prestasi Gemilang
Karier Matic di sepak bola Eropa mencatat banyak pencapaian. Ia tampil sebanyak 251 kali di Premier League, 107 kali di kompetisi Eropa, serta mengoleksi 48 caps bersama tim nasional Serbia. Statistik ini menunjukkan konsistensi dan kualitasnya di level tertinggi.
Trofi yang berhasil diraihnya pun cukup mengesankan. Ia meraih tiga gelar Premier League bersama Chelsea, satu Piala FA, satu Piala Liga Inggris, satu Liga Portugal, tiga Piala Liga Portugal, serta satu Piala Slovakia. Selain itu, Matic juga pernah dua kali dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Serbia.
Dengan sederet prestasi tersebut, Matic bisa disebut sebagai salah satu gelandang bertahan paling berpengalaman di generasinya. Tidak heran Sassuolo menaruh harapan besar padanya untuk memberikan stabilitas pada musim debut mereka di Serie A.
Harapan Sassuolo dan Peran Jay Idzes
Kehadiran Nemanja Matic bukan hanya soal pengalaman di lapangan, tetapi juga soal kepemimpinan. Sassuolo yang baru promosi ke Serie A tentu membutuhkan pemain bermental juara untuk menjaga keseimbangan tim. Matic diyakini bisa menjadi mentor bagi skuad yang lebih muda, termasuk sosok penting seperti Jay Idzes.
Idzes sendiri sudah dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia dan kini bersiap berkolaborasi dengan Matic. Kombinasi pengalaman internasional Matic dengan semangat muda Idzes diharapkan mampu menciptakan harmoni yang memperkuat Sassuolo dalam persaingan ketat Serie A.
Bagi Sassuolo, langkah ini merupakan investasi besar. Klub tidak hanya mendatangkan pemain dengan kualitas teknis, tetapi juga figur yang mampu menjadi teladan di ruang ganti. Dengan segudang pengalaman di klub-klub besar, Matic membawa sesuatu yang tidak dimiliki banyak pemain lain di skuad promosi ini.