Monday, October 27, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga ItaliaResmi: Juventus Pecat Igor Tudor Setelah 8 Laga Tanpa Kemenangan, Brambilla Naik...

Resmi: Juventus Pecat Igor Tudor Setelah 8 Laga Tanpa Kemenangan, Brambilla Naik ke Tim Utama

Kesabaran Juventus akhirnya mencapai batas setelah 8 laga tanpa kemenangan di semua kompetisi di bawah asuhan Igor Tudor. Manajemen Bianconeri resmi memecat sang pelatih dari jabatannya di klub. Kekalahan tipis 0-1 dari Lazio pada Minggu (27/10/2025) malam WIB menjadi momen terakhir bagi pelatih asal Kroasia tersebut memimpin di pinggir lapangan. Keputusan ini menandai berakhirnya masa singkat Tudor di Turin, yang hanya berlangsung beberapa bulan namun diwarnai hasil buruk dan tekanan besar.

Krisis Performa yang Tak Kunjung Usai

Sejak pertengahan September, performa Juventus menurun drastis. Mereka gagal tampil konsisten dan bahkan tidak mencetak satu gol pun dalam empat laga terakhir. Hal ini tentu sangat ironis karena Juventus dikenal sebagai klub dengan sejarah ofensif kuat di Serie A. Kekalahan dari Lazio menjadi yang ketiga secara beruntun, sekaligus memperlihatkan betapa rentannya permainan tim di bawah asuhan Tudor.

- Advertisement -
asia9QQ

Selain itu, posisi Juventus di klasemen sementara juga memprihatinkan. Hingga pekan ke-8 Serie A 2025/2026, mereka hanya mampu mengumpulkan 12 poin dan berada di peringkat kedelapan. Situasi ini jauh dari target manajemen yang menginginkan Juventus kembali bersaing di jalur juara setelah era Thiago Motta. Oleh karena itu, pemecatan Tudor dianggap sebagai langkah yang tak terelakkan untuk menyelamatkan musim.

Akhir dari Era Pendek Igor Tudor

Juventus mengumumkan pemecatan ini secara resmi melalui laman klub pada Senin pagi waktu setempat. Dalam pernyataannya, manajemen juga memastikan bahwa seluruh staf pelatih Tudor, termasuk Ivan Javorcic, Tomislav Rogic, dan Riccardo Ragnacci, turut dilepas.

Tudor sendiri datang ke Turin dengan reputasi cukup baik setelah sukses bersama Marseille dan Hellas Verona. Namun, kenyataan di lapangan berbicara sebaliknya. Dari 24 pertandingan yang ia pimpin, Juventus hanya meraih 10 kemenangan, sementara sisanya diwarnai hasil imbang dan kekalahan yang mengecewakan. Karena itu, kepercayaan manajemen dan suporter pun semakin menipis seiring berjalannya waktu.

Walaupun begitu, beberapa pihak masih berpendapat bahwa masalah Juventus tidak semata-mata ada pada pelatih. Sejumlah legenda klub, termasuk Alessandro Del Piero, menilai bahwa krisis ini berakar lebih dalam — mulai dari komposisi skuad yang tidak seimbang hingga minimnya kreativitas di lini tengah. Namun, dalam sepak bola modern, pelatih biasanya menjadi pihak pertama yang harus bertanggung jawab atas hasil buruk.

Brambilla Naik Panggung: Awal Baru untuk Juventus

Sebagai langkah darurat, Juventus menunjuk pelatih NextGen (tim U-23), Massimiliano Brambilla, untuk mengisi posisi sementara. Brambilla akan memimpin tim utama dalam pertandingan melawan Udinese pada 30 Oktober 2025 mendatang. Keputusan ini menjadi sinyal bahwa manajemen ingin memulai kembali dari nol dan memberikan kesempatan kepada sosok yang memahami filosofi permainan klub sejak akar pembinaan.

Brambilla dikenal memiliki kemampuan dalam mengembangkan pemain muda dan menjaga disiplin taktik. Karena itu, penunjukannya diharapkan dapat memulihkan kepercayaan diri para pemain, terutama mereka yang sedang dalam performa menurun. Meski demikian, tantangan di tim utama tentu jauh lebih besar. Selain tekanan dari fans, ia juga harus berhadapan dengan jadwal padat Serie A dan kebutuhan untuk segera mengangkat moral tim yang tengah terpuruk.

Pihak klub dalam pernyataannya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Tudor dan stafnya atas dedikasi mereka selama beberapa bulan terakhir. Mereka berharap sang pelatih bisa menemukan kembali kesuksesannya di tempat lain. Sementara itu, fokus Juventus kini tertuju pada bagaimana Brambilla bisa mengembalikan stabilitas permainan dan membawa Bianconeri keluar dari masa sulit.

Momentum untuk Bangkit atau Terpuruk Lebih Dalam

Pergantian pelatih sering kali membawa efek psikologis positif dalam jangka pendek. Karena itu, laga melawan Udinese akan menjadi ajang penting untuk melihat apakah perubahan ini benar-benar berdampak. Jika Juventus mampu meraih kemenangan, itu bisa menjadi titik awal kebangkitan. Namun, bila tren negatif berlanjut, tekanan terhadap manajemen akan semakin besar.

Yang paling penting bagi Juventus saat ini adalah menemukan kembali identitas permainan mereka. Dengan materi pemain seperti Federico Chiesa, Dusan Vlahovic, dan Manuel Locatelli, seharusnya Bianconeri masih memiliki potensi besar untuk bangkit. Oleh karena itu, Brambilla perlu memaksimalkan kemampuan individu para pemain sekaligus memperbaiki koordinasi antar lini agar tim tampil lebih efektif.

Keputusan memecat Tudor mungkin terasa pahit, tetapi langkah ini menunjukkan bahwa Juventus tidak ingin berlama-lama tenggelam dalam krisis. Perubahan ini menjadi kesempatan untuk membangun kembali fondasi klub — baik dari sisi permainan maupun mentalitas. Karena itu, minggu-minggu ke depan akan menjadi penentu apakah Juventus siap kembali bersaing di papan atas atau harus menjalani musim dengan penuh kekecewaan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments