Laga seru tersaji di leg pertama semifinal Liga Champions 2024/2025 antara Barcelona kontra Inter Milan. Pertandingan yang berlangsung pada Kamis (1/5/2025) dini hari WIB di Estadi OlÃmpic LluÃs Companys itu berakhir dengan skor imbang 3-3. Barcelona sempat tertinggal dua kali, namun berhasil menyamakan kedudukan berkat kerja keras di lini serang.
Salah satu sosok penting yang menjadi sorotan publik bukan hanya Lamine Yamal yang tampil gemilang. Dani Olmo, gelandang kreatif asal Spanyol, juga menyedot perhatian, namun bukan karena kontribusinya di lapangan. Justru ekspresi kecewa Olmo saat digantikan di babak kedua menjadi buah bibir di media sosial maupun forum sepak bola Eropa.
Momen Pergantian Dani Olmo yang Menyisakan Tanda Tanya
Dani Olmo tampil sebagai starter di lini tengah bersama Pedri dan Frenkie De Jong. Ketiganya bertugas membongkar pertahanan Inter Milan yang dikenal solid dan kompak. Namun, di menit ke-68, pelatih Hansi Flick memutuskan untuk menarik keluar Olmo dan menggantinya dengan Fermin Lopez. Pergantian ini langsung memicu spekulasi.
Secara sekilas, momen itu terlihat biasa saja. Olmo berjabat tangan dengan sang pelatih dan rekan penggantinya. Akan tetapi, kamera menangkap gestur frustrasi dari sang gelandang yang tampak mengangkat tangan dengan ekspresi kesal. Ia tampak tidak puas dengan keputusan Flick. Gestur itu lantas memunculkan spekulasi bahwa ada ketegangan dalam tubuh skuad Blaugrana.
Menurut laporan dari media Spanyol SPORT, reaksi tersebut bukan sekadar kekecewaan pribadi. Olmo diyakini merasa dirinya masih bisa berkontribusi lebih di lapangan, terutama saat Barcelona sedang berusaha mengejar ketertinggalan. Namun, apakah reaksi tersebut ditujukan langsung kepada sang pelatih atau karena ketidakpuasan terhadap performa sendiri masih menjadi misteri.
Statistik Individu yang Menjanjikan, Tapi Dampak yang Terbatas
Meskipun ditarik keluar lebih awal, performa Olmo sebenarnya tidak buruk dari segi statistik. Ia mencatatkan dua umpan kunci dan memiliki akurasi operan mencapai 88 persen. Selain itu, ia berhasil menciptakan dua tembakan ke arah gawang. Statistik tersebut menunjukkan bahwa Olmo terlibat aktif dalam proses menyerang tim.
Ia juga mencatatkan satu dribel sukses dan mendapatkan tiga pelanggaran dari lawan. Namun, kelemahan Olmo terletak pada ketidakmampuannya mempertahankan penguasaan bola. Ia tercatat kehilangan bola sebanyak delapan kali sepanjang laga. Hal ini tentu merugikan tim, terutama saat melawan lawan sekuat Inter yang sangat cepat dalam melakukan transisi.
Salah satu penyebab minimnya pengaruh Olmo dalam laga ini adalah tekanan yang diberikan lini tengah Inter Milan. Gelandang seperti Calhanoglu dan Barella berhasil membatasi ruang gerak pemain Spanyol itu. Ruang sempit dan pressing tinggi memaksa Olmo bermain lebih cepat dari biasanya, sehingga tidak bisa menciptakan kreasi maksimal.
Pola Pergantian yang Mengulang: Olmo Sering Ditarik Lebih Awal
Menariknya, laga kontra Inter bukan kali pertama Dani Olmo ditarik keluar sebelum laga berakhir. Dalam pertandingan melawan Mallorca sebelumnya di La Liga, Olmo juga diganti di menit ke-62. Hal serupa terjadi di Copa del Rey, di mana ia ditarik keluar pada menit ke-65. Ini memunculkan anggapan bahwa Flick belum sepenuhnya puas dengan kontribusi Olmo dalam sistem permainannya.
Konsistensi pergantian ini menimbulkan pertanyaan apakah posisi Olmo di starting XI masih aman. Apakah pelatih lebih percaya kepada pemain muda seperti Fermin Lopez atau mencoba mengadaptasi sistem tanpa menggantungkan kreativitas kepada Olmo? Situasi ini bisa menjadi bahan evaluasi menjelang leg kedua yang akan berlangsung di Giuseppe Meazza.
Potensi Dampak bagi Hubungan Internal di Barcelona
Reaksi spontan Dani Olmo, meskipun tidak disertai ucapan langsung, dapat memengaruhi dinamika internal tim. Hubungan pemain dan pelatih merupakan faktor kunci dalam membangun tim yang kompetitif di level tertinggi. Jika tidak dikelola dengan baik, insiden kecil seperti ini bisa berkembang menjadi gesekan yang memengaruhi harmoni tim.
Media dan publik kini mulai mempertanyakan bagaimana Hansi Flick akan merespons. Apakah ia akan memberikan penjelasan kepada media? Ataukah akan menyelesaikannya secara internal tanpa eskalasi lebih lanjut? Mengingat pertandingan leg kedua melawan Inter akan sangat menentukan, Flick tentu berharap seluruh pemain fokus dan menjaga kekompakan.
Jadwal Semifinal Liga Champions: Persaingan Semakin Sengit
Hasil imbang 3-3 di leg pertama membuat peluang kedua tim tetap terbuka. Inter Milan akan menjamu Barcelona di leg kedua yang digelar pada Rabu, 7 Mei 2025 pukul 02:00 WIB di Giuseppe Meazza. Sementara di sisi lain, PSG unggul atas Arsenal dengan skor 1-0 pada leg pertama dan akan bermain di kandang sendiri pada Kamis, 8 Mei 2025.
Atmosfer Liga Champions semakin memanas. Setiap keputusan pelatih dan reaksi pemain akan sangat menentukan. Dalam situasi ini, komunikasi dan kedewasaan akan menjadi kunci untuk memastikan performa terbaik bisa ditampilkan di momen krusial berikutnya.