Rapor pemain Indonesia di Liga Europa 2025/2026 menjadi sorotan utama setelah tiga penggawa Garuda ikut ambil bagian dalam matchday perdana kompetisi bergengsi tersebut. Keikutsertaan Miliano Jonathans bersama FC Utrecht, Dean James bersama Go Ahead Eagles, serta Calvin Verdonk bersama Lille menghadirkan cerita menarik. Ini adalah momen yang jarang terjadi, mengingat sebelumnya hanya segelintir pemain Indonesia yang mampu menembus level kompetisi Eropa.
Pada laga perdana, ketiganya menghadapi lawan tangguh. FC Utrecht meladeni perlawanan klub besar Prancis, Lyon. Go Ahead Eagles harus berhadapan dengan FCSB, wakil kuat dari Rumania. Sementara itu, Lille menjamu tim asal Norwegia, Brann, dalam duel sengit yang berlangsung di Prancis. Meskipun hasil akhir dari pertandingan berbeda-beda, perhatian publik sepak bola Indonesia tetap tertuju pada bagaimana kiprah para pemain tersebut.
Keterlibatan mereka tidak hanya memberi kebanggaan bagi fans di tanah air, tetapi juga menjadi bukti bahwa pemain Indonesia memiliki kapasitas untuk tampil di kancah internasional. Dari tiga nama tersebut, ada yang mendapat kesempatan tampil penuh, ada pula yang kurang beruntung karena harus puas hanya duduk di bangku cadangan. Bagaimana rapor lengkap dari masing-masing pemain? Berikut ulasannya secara detail.
Miliano Jonathans: Kesempatan yang Masih Tertunda
FC Utrecht menjamu Lyon di Stadion Galgenwaard dalam duel yang berlangsung ketat. Lyon tampil dominan dalam penguasaan bola, tetapi Utrecht mampu memberikan perlawanan cukup baik. Sayangnya, tim asal Belanda tersebut harus mengakui keunggulan lawan dengan skor tipis 0-1.
Bagi Miliano Jonathans, laga ini seharusnya menjadi panggung yang dinanti. Pemain kelahiran Depok itu sebenarnya masuk ke dalam daftar skuad Utrecht, namun ia kurang beruntung karena tidak diturunkan oleh pelatih Ron Jans. Selama 90 menit penuh, ia hanya duduk di bangku cadangan. Padahal, Utrecht sempat melakukan tiga pergantian pemain, tetapi namanya sama sekali tidak dipanggil.
Kondisi ini tentu sedikit mengecewakan bagi Jonathans, mengingat ia baru saja menjalani debut bersama Timnas Indonesia saat menghadapi Chinese Taipei. Walau begitu, pengalaman masuk skuad Liga Europa tetap berharga dan bisa menjadi motivasi untuk merebut menit bermain di laga-laga selanjutnya.
Dean James: Stabil di Pertahanan, Produktif Saat Menyerang
Go Ahead Eagles menghadapi FCSB di De Adelaarshorst dalam laga yang penuh intensitas. Tuan rumah tampil agresif dengan menguasai bola lebih banyak. Namun, efektivitas serangan tim tamu membuat Eagles harus menelan kekalahan 0-1 di kandang sendiri.
Meski hasil akhir tidak sesuai harapan, performa Dean James justru menuai banyak pujian. Ia bermain penuh di posisi bek kiri, posisi andalannya baik di klub maupun Timnas Indonesia. Menurut catatan Fotmob, James mendapat rating tinggi yakni 7.7, salah satu yang terbaik di timnya.
James tercatat mampu menciptakan dua peluang berbahaya untuk rekan setimnya. Dari sisi bertahan, kontribusinya juga solid dengan dua tekel sukses, tiga sapuan, satu intersep, serta empat kali memenangi perebutan bola. Ia bahkan terlibat dalam sepuluh duel fisik, enam di antaranya berhasil dimenangkan. Catatan tersebut menunjukkan bahwa James tidak hanya tangguh bertahan, tetapi juga berani membantu serangan.
Performa impresif ini membuatnya menjadi salah satu pemain Indonesia yang paling menonjol di pekan perdana Liga Europa musim ini. Jika konsistensi ini berlanjut, bukan tidak mungkin James akan menjadi andalan utama di klub dan semakin diandalkan di level Timnas.
Calvin Verdonk: Solid di Pertahanan, Menang Duel Sengit
Di Prancis, Lille menjamu Brann dalam laga yang berlangsung di Stade Pierre-Mauroy. Pertandingan berjalan cukup ketat karena Brann mampu memberikan perlawanan sengit. Namun, Lille akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1 berkat gol Hamza Igamane dan Olivier Giroud.
Calvin Verdonk tampil sebagai starter sejak menit awal dan bermain penuh selama 90 menit. Bek kiri naturalisasi Indonesia tersebut kembali menunjukkan kualitasnya. Laman Fotmob memberikan rating 7.7, menegaskan bahwa ia tampil cukup baik meskipun tidak terlalu menonjol dalam aspek serangan.
Kontribusinya di sektor pertahanan cukup vital. Ia mencatat empat tekel sukses, tiga sapuan, serta empat intersep. Selain itu, ia melakukan lima kali recovery bola yang membantu menjaga keseimbangan tim. Dari sepuluh duel perebutan bola yang ia ikuti, tujuh berhasil dimenangkan. Angka ini memperlihatkan ketangguhan Verdonk dalam menghadapi tekanan lawan.
Berkat performanya yang solid, Verdonk mampu mencuri perhatian dan membuktikan bahwa dirinya layak dipercaya sebagai starter reguler di Lille. Penampilan seperti ini tentu akan menjadi kabar gembira bagi Timnas Indonesia yang membutuhkan bek kiri berpengalaman di level Eropa.