Monday, July 1, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisRapor 2 Musim Antony 'Gasing' di Manchester United

Rapor 2 Musim Antony ‘Gasing’ di Manchester United

Antony telah menempuh perjalanan dua musim sebagai pemain Manchester United, sebuah periode yang memancing pertanyaan: apakah performanya telah memenuhi harapan yang dijanjikan saat kedatangannya?

Kedatangan Antony ke Old Trafford pada awal musim 2022/2023 diiringi oleh sorotan yang tajam. Rekomendasi langsung dari manajer sebelumnya, Erik ten Hag, memberikan ekspektasi tinggi bagi pemain asal Brasil itu. Pasalnya, mereka telah mengukir sejarah gemilang bersama di Ajax Amsterdam sebelumnya, menciptakan ikatan yang kuat antara keduanya.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Namun, kehadiran Antony tidaklah murah bagi Manchester United. Dengan nilai transfer mencapai €95 juta dari Ajax, ia menjadi salah satu pembelian termahal dalam sejarah klub. Namun, biaya yang dikeluarkan tersebut diharapkan sebanding dengan kontribusi dan performa yang dapat ia berikan.

Awal kedatangan Antony cukup menjanjikan, dengan momen-momen gemilang seperti gol indahnya ke gawang Arsenal yang langsung memikat hati para penggemar Setan Merah. Namun, seiring berjalannya waktu dan pergantian musim, performa Antony justru tidak konsisten seperti yang diharapkan.

Apakah Antony mampu memenuhi ekspektasi yang dibangun sejak kedatangannya? Apakah dia mampu menemukan konsistensi dalam performanya di atas lapangan hijau? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, perlu untuk melihat lebih dalam tentang perjalanan dan kontribusi Antony selama dua musim terakhir bersama Manchester United.

Musim Pertama Cukup Menjanjikan

Musim pertama Antony bersama Manchester United di musim 2022/2023 mungkin bisa digambarkan sebagai sebuah perjalanan yang menjanjikan, meskipun dengan beberapa tantangan di sepanjang jalan. Meskipun tidak bisa dikatakan bahwa performanya telah konsisten, namun kontribusinya yang cukup signifikan menjadi sorotan.

Dalam 25 penampilannya di Premier League, Antony berhasil mencetak empat gol dan memberikan dua assist. Meskipun angka-angka tersebut belum mencerminkan konsistensi yang diharapkan, namun aksi-aksi gemilangnya memberikan tanda-tanda positif bagi para penggemar Manchester United.

Menariknya, Antony mampu langsung menunjukkan kemampuannya sejak awal kedatangannya. Dengan cepat masuk ke dalam starting XI dan memberikan dampak yang signifikan bagi tim. Keterampilan adaptasinya yang cepat menjadi salah satu aspek yang memperkuat penampilannya di lapangan.

Di musim pertamanya ini, Antony juga menjadi sorotan media sosial setelah sebuah aksi briliannya di pertandingan Liga Champions melawan Sheriff Tiraspol. Aksi skill berputar 360 derajat sambil mengontrol bola yang diperlihatkannya memicu diskusi luas di kalangan penggemar sepak bola, meskipun ada juga respon yang kurang positif terhadapnya.

Tak hanya itu, Antony juga memiliki andil yang cukup besar dalam kesuksesan Manchester United meraih trofi Piala Liga Inggris (EFL Cup) di musim pertamanya. Dalam pertandingan final melawan Newcastle, Antony turut berkontribusi dengan baik saat Setan Merah menang dengan skor 2-0.

Musim Kedua Hancur Lebur

Musim kedua Antony di Manchester United, yang diharapkan akan menjadi tonggak penting dalam kariernya, justru berakhir dengan kekecewaan besar. Kontra dari apa yang diprediksi, performanya justru menurun drastis, membawanya ke posisi di luar tim utama Setan Merah.

Pada awal musim 2023/2024, Antony dipandang sebagai salah satu pemain yang akan memiliki peran kunci dalam tim. Namun, harapan tersebut pupus dengan cepat karena penampilannya yang menurun secara signifikan.

Absennya Antony dalam beberapa pertandingan dikaitkan dengan masalah pribadi yang cukup serius. Ia dituduh terlibat dalam kasus kekerasan yang melibatkan pasangannya, yang secara langsung berdampak pada kondisi mental dan performanya di lapangan.

Dari 29 penampilannya di Premier League musim tersebut, Antony hanya tiga kali mampu bermain penuh. Kontribusinya dalam hal mencetak gol dan memberikan assist juga sangat minim, dengan hanya satu gol yang berhasil ia buat sepanjang musim.

Di tengah penampilan yang mengecewakan itu, Antony juga harus merelakan posisinya di starting XI kepada pemain lain. Manajer Erik ten Hag lebih memilih untuk mengandalkan pemain lain seperti Alejandro Garnacho atau Amad Diallo di posisi yang biasanya ditempati oleh Antony.

Mengakhiri musim dengan perasaan kecewa dan frustrasi. Antony harus kembali ke meja kerja untuk mengevaluasi penampilannya dan menemukan cara untuk bangkit kembali. Meskipun musim yang sulit, masih ada kesempatan bagi Antony untuk membuktikan nilainya dan kembali ke puncak performanya di masa depan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments