Pada laga pekan ke-12 Serie A, AC Milan gagal meraih kemenangan atas Cagliari setelah bermain imbang 3-3 di Stadion Unipol Domus, Minggu (10/11) dini hari WIB. Meski tampil cukup agresif dalam serangan, performa pertahanan Milan kembali menjadi sorotan tajam. Pertandingan ini memperlihatkan kelemahan lini belakang Rossoneri yang gagal menahan serangan tim tuan rumah.
Hasil ini menghambat Milan di posisi ke-7 dengan 18 poin di klasemen Serie A, sementara Cagliari berhasil naik ke urutan ke-16 dengan perolehan 10 poin. Mari kita tinjau lebih lanjut performa setiap lini Milan pada pertandingan ini.
Rafael Leao Bersinar di Tengah Kemandekan Lini Serang
Rafael Leao menjadi bintang Milan di pertandingan ini, mencetak dua gol yang menyelamatkan tim dari kekalahan. Dengan sentuhan chip yang menawan dan kecepatan yang membuatnya sulit dihentikan, Leao berhasil menembus pertahanan Cagliari dan mencetak gol yang menghidupkan harapan Milan. Penampilannya yang agresif dan dinamis menjadi aset utama dalam lini serang Rossoneri.
Tammy Abraham juga turut mencatatkan namanya di papan skor, menunjukkan ketajamannya sebagai striker. Golnya membantu Milan terus menekan Cagliari hingga akhir pertandingan. Namun, meskipun lini depan terlihat produktif, kekompakan di antara para penyerang masih perlu ditingkatkan agar peluang-peluang yang tercipta dapat dioptimalkan lebih baik.
Lini Tengah Milan Kurang Visi, Fofana Mengecewakan
Di sektor tengah, Youssouf Fofana tampil mengecewakan. Gelandang asal Prancis ini mengalami kesulitan dalam memberikan presisi dan kontrol permainan. Kesalahan yang dilakukan Fofana pada babak kedua bahkan berujung pada gol penyeimbang untuk Cagliari, menambah rentetan evaluasi atas performanya dalam beberapa laga terakhir.
Sementara itu, Tijjani Reijnders yang biasanya berperan sebagai motor serangan terlihat kurang kreatif. Meski berusaha membangun serangan dari tengah lapangan, kontribusinya belum terlalu signifikan dalam mengubah jalannya pertandingan. Kesulitan Reijnders untuk menciptakan peluang yang lebih matang menjadi salah satu faktor lini tengah Milan tampak tumpul meski mendominasi penguasaan bola.
Kritik Terhadap Lini Belakang Milan
Lini belakang menjadi titik lemah Milan dalam pertandingan ini. Emerson Royal yang bertugas di posisi bek kanan sering kalah dalam duel satu lawan satu melawan pemain Cagliari, Zito Luvumbo. Kurangnya ketangguhan dalam bertahan menyebabkan sisi kanan pertahanan Milan menjadi sasaran empuk bagi serangan Cagliari.
Di pusat pertahanan, Malick Thiaw dan Strahinja Pavlovic sama-sama tampil kurang meyakinkan. Meskipun dalam beberapa pertandingan sebelumnya mereka menunjukkan potensi yang cukup baik, malam ini keduanya terlihat tidak sinkron dan sering terlambat dalam antisipasi. Pavlovic, khususnya, tampak lamban dalam merespons serangan cepat Cagliari yang membuat gawang Milan dalam tekanan.
Sementara itu, Theo Hernandez di posisi bek kiri tidak bisa memberikan kontribusi maksimal baik dalam bertahan maupun menyerang. Dalam pertandingan kali ini, Hernandez tidak memperlihatkan sihir yang biasa ia tampilkan. Kurangnya penetrasi ke depan juga membuat opsi serangan Milan berkurang dan mudah dibaca oleh pertahanan Cagliari.
Fonseca: “Pertahanan Milan Masih Harus Dibenahi”
Pelatih AC Milan, Paulo Fonseca, menyampaikan ketidakpuasannya terhadap kinerja timnya, terutama di sektor pertahanan. Dalam wawancara pasca-pertandingan, Fonseca menjelaskan bahwa masalah Milan terletak pada kurangnya soliditas dalam bertahan, bukan pada kemampuan menyerang.
“Masalah Milan hari ini bukan serangan, tetapi pertahanan,” ungkap Fonseca dalam wawancaranya dengan DAZN. “Kami kesulitan menghadapi umpan silang Cagliari. Bahkan dengan lima pemain bertahan, kami kalah 69% dalam duel udara.”
Fonseca juga menegaskan bahwa para pemain harus lebih agresif dalam bertahan, meskipun pola permainan yang diterapkan sudah sesuai dengan strategi awal.
“Kami selalu bermain dengan tiga gelandang tengah. Hari ini kami menurunkan Tijji, Fofana, dan Chris. Itu bukan masalahnya,” tegas Fonseca. Hal ini memperlihatkan bahwa masalah bukan pada formasi atau strategi, melainkan lebih pada implementasi dan determinasi pemain di lapangan.
Tinjauan Klasemen dan Tantangan Milan ke Depan
Dengan hasil imbang ini, Milan tetap tertahan di posisi ke-7 dengan perolehan 18 poin. Sementara itu, tim-tim di papan atas seperti SSC Napoli dan Atalanta semakin jauh meninggalkan Milan dalam persaingan untuk tempat di zona Liga Champions. Perbaikan mendalam pada pertahanan menjadi pekerjaan rumah bagi Fonseca dan staf pelatih lainnya.
Milan memiliki waktu untuk memperbaiki kelemahan ini sebelum pertandingan berikutnya. Fans tentu berharap bahwa Fonseca dapat mengembalikan stabilitas di lini belakang agar tim tidak hanya mengandalkan ketajaman Rafael Leao dan Tammy Abraham di lini depan.