Kasus Fuad Sule disanksi FIFA dan Mateo Kocijan membelot ke klub lain menjadi pukulan keras bagi Persis Solo di awal musim BRI Super League 2025/26. Bukannya fokus pada persaingan di lapangan, klub berjuluk Laskar Sambernyawa ini justru diterpa badai masalah terkait dua pemain asing yang seharusnya menjadi tumpuan kekuatan tim.
Masalah pertama datang dari Fuad Sule, gelandang yang baru saja didatangkan dari klub Irlandia Utara, Glentoran FC. Sule ternyata masih terikat hukuman disiplin dari Federasi Sepak Bola Irlandia Utara akibat insiden keributan di laga melawan Larne FC pada April 2025. Hukuman berupa larangan tampil sembilan pertandingan kemudian dikonfirmasi oleh FIFA dan berlaku global. Kondisi ini membuat Persis Solo tidak bisa memainkannya hingga sanksi berakhir.
Belum selesai dengan masalah Sule, manajemen Persis kembali dibuat repot dengan kasus Mateo Kocijan. Pemain Kroasia tersebut telah resmi didaftarkan jelang penutupan bursa transfer, tetapi tak pernah datang ke Solo. Alih-alih bergabung, Kocijan justru memilih kembali ke klub lamanya di Kroasia, NK Tehnicar 1974, yang berkompetisi di liga regional. Dua kasus ini jelas menimbulkan kerugian ganda bagi Persis Solo yang tengah berjuang menjaga konsistensi di BRI Super League musim ini.
Persis Terima Surat Resmi dari FIFA
Sule sempat menjalani debutnya ketika Persis menghadapi Madura United pada 9 Agustus 2025. Namun setelah itu, namanya menghilang dari daftar skuad hingga pekan ketujuh.
Pelatih Persis, Peter de Roo, menjelaskan bahwa pihak klub menerima surat resmi dari FIFA yang menjelaskan status hukuman sang pemain.
“Kami menerima surat dari FIFA pada pekan yang sama dengan laga melawan Madura United terkait status Sule,” ujar De Roo.
Menurutnya, ada investigasi dari federasi yang tidak diketahui sebelumnya oleh pihak klub. Situasi ini tentu membuat Persis berada pada posisi sulit, mengingat Sule sudah terlanjur direkrut dengan harapan bisa memperkuat lini tengah.
Drama Transfer Mateo Kocijan
Tak hanya kasus Sule, drama lain juga datang dari gelandang Kroasia, Mateo Kocijan. Ia sudah didaftarkan resmi ke PT Liga Indonesia Baru tepat pada hari terakhir bursa transfer. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, sang pemain tidak kunjung tiba di Indonesia.
Manajemen Persis telah mengirimkan surat peringatan resmi, tetapi tidak ada jawaban jelas dari Kocijan maupun agennya. Bahkan, sang pemain berdalih sempat menjalani perawatan di Qatar sebelum akhirnya memutuskan pulang ke Kroasia.
“Saya pikir dia dalam perjalanan ke Solo, entah apa yang terjadi tetapi dia tidak pernah sampai di sini,” kata De Roo.
Ia menambahkan, sikap sang pemain beserta agennya membuat klub berada dalam posisi sulit. Padahal, Kocijan merupakan rekrutan di deadline day yang seharusnya melengkapi skuad Persis menghadapi kompetisi panjang.
Kocijan Membelot ke Klub Amatir
Situasi semakin mengejutkan setelah media Kroasia, Klikaj, memberitakan bahwa Kocijan telah kembali bergabung dengan NK Tehnicar 1974. Klub tersebut hanya berkompetisi di Elitna ZNL Koprivnicko-krizevacka, sebuah liga regional yang berstatus amatir.
Kocijan sendiri bukan sosok asing di klub itu. Ia pernah memperkuat Tehnicar selama lima tahun, dari 2016 hingga 2021. Dalam pernyataannya, Kocijan mengungkapkan bahwa keputusan pulang lebih dipengaruhi faktor keluarga ketimbang karier profesional.
“Beberapa hal lebih penting bagi saya, terutama keluarga. Tidak mudah bermain di negeri yang jauh. Saya senang telah mengatur kepulangan ke Cvetkovec dengan manajemen Tehnicar,” ucap mantan pemain Persib Bandung tersebut.
Keputusan Kocijan jelas mengejutkan Persis Solo, mengingat kontraknya sudah masuk administrasi Liga 1. Kini, manajemen Laskar Sambernyawa harus segera mencari solusi atas kekosongan lini tengah mereka.
Dampak Besar Bagi Persis Solo
Kedua kasus ini memberi dampak signifikan bagi Persis Solo. Di satu sisi, mereka kehilangan tenaga Sule akibat sanksi FIFA. Di sisi lain, mereka juga kehilangan kesempatan memakai jasa Kocijan yang sudah didaftarkan resmi. Kondisi ini membuat komposisi pemain asing Persis tidak maksimal di awal musim.
Selain itu, situasi ini menambah tekanan kepada pelatih Peter de Roo yang harus memutar otak untuk menjaga keseimbangan tim. Lini tengah yang seharusnya diperkuat justru menjadi titik lemah karena dua pemain asing tidak bisa diandalkan.
Dengan jadwal padat BRI Super League, tantangan Persis semakin berat. Manajemen klub diprediksi akan bergerak mencari opsi pemain baru atau menunggu hingga bursa transfer berikutnya untuk memperbaiki kondisi skuad.