Ribuan Pendukung PSIS Semarang dari Snex dan Panzer Biru mendoakan para korban tragedi Stadion Kanjuruhan di Stadion Jatidiri Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/10/2022). Tentara Mahesa Jenar dan tim manajemen kebanggaan warga Semarang juga turut serta dalam operasi penyatuan Aremania yang berduka ini.
Suporter yang memadati tribun Stadion Jati Diri menggelar lilin untuk menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya ratusan suporter klub sepakbola Arema. Ini adalah bencana sepak bola bagi negara dan semua manajer, pemain, dan pendukung PSIS Semarang Mereka menyampaikan belasungkawa kepada Aremania.
Yoyok juga mengatakan, tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang itu sangat memukul pesepakbola Indonesia. Sebagai bentuk simpati atas tragedi tersebut, PSIS Semarang pun harus bernapas lega dan menerima penundaan pertandingan yang seharusnya dimainkan di Stadion Jatidiri Semarang pada Minggu malam sesuai jadwal melawan Bhayangkara FC.
Yoyok juga mengajak seluruh pendukung Laskar Mahesa Jenar untuk menerima penundaan pertandingan, termasuk ikut serta dalam penilaian keamanan pertandingan. Membiarkan suporter PSIS Semarang menikmati setiap pertandingan dengan penuh keamanan dan kenyamanan tanpa takut kerusuhan yang memakan korban jiwa. Kerusuhan hanya akan menciptakan kesia-siaan yang tak ada artinya.
Kejadian di Stadion Kanjuluhan ini harus menjadi pelajaran berharga dan semoga tidak terulang di pertandingan sepak bola ke depannya. Ketua Panitia PSIS Semarang Danur Rispriyanto juga membenarkan bahwa pertandingan Liga 1 Pekan 11 antara PSIS Semarang dan Bhayangkara FC di Stadion Jatidiri telah ditunda. Ini berdasarkan notifikasi PT Liga yang Mereka terima.
PSIS Semarang menggelar doa bersama di Stadion Kanjuruhan untuk menyampaikan belasungkawa kepada korban kerusuhan
PSIS Semarang menggelar doa bersama di Stadion Jatidiri pada Minggu malam 2 Oktober 2022 pukul WIB. Bersama para pendukungnya, PSIS Semarang menggelar doa bersama bagi para korban kerusuhan di Stadion Kanjuluhan, Malang, Jawa Timur. Seperti disebutkan sebelumnya, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan menyusul kemenangan 2 – 3 Persebaya Surabaya atas Arema FC di Liga 1 2022 – 2023, yang berlanjut pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022 dengan WIB.
Pasukan keamanan yang berusaha memadamkan kerusuhan menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Namun, ini membuat ribuan penonton panik. Suporter Arema FC pun berebut mencari jalan keluar. Akibatnya, banyak dari mereka yang terinjak – injak dan sesak napas. Bahkan, menurut keterangan resmi yang diberikan polisi, hingga saat ini 125 orang tewas akibat kejadian tersebut.
Hal ini tentu membuat sedih semua pihak. Termasuk salah satu tim peserta Liga 1 lainnya, PSIS Semarang, melakukan doa bersama di Stadion Jatidiri. Solidaritas Mereka PSIS Semarang bersama Panzer Biru dan Snex di Stadion Jatidiri untuk para korban peristiwa semalam di Stadion Kanjuruhan. Mereka turut berduka cita atas kejadian di Stadion Kanjuruhan dan semoga semua korban mendapatkan tempat terbaik di sisinya.
Dari Semarang hingga Malang. Akibat insiden ini, Liga 1 2022 – 2023 dihentikan sementara. PT Liga Indonesia yang baru (PT LIB0 sebagai operator liga) sebelumnya mengumumkan penangguhan satu minggu, tetapi bisa lebih lama tergantung pada kondisi. Selain itu, Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) juga membantu membentuk tim investigasi untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas insiden tersebut. Tentunya dengan kejadian ini, Dia berharap tragedi tersebut tidak terulang di kemudian hari.
Soroti Tragedi Kanjuruhan, Mantan Dokter PSIS Semarang dan juga Pendukung PSIS Sebut Gas Air Mata Bisa Menyebabkan Kematian
Mantan dokter PSIS Semarang Mufidah juga menyoroti tragedi tewasnya ratusan suporter di Stadion Kanjuruhan Malang. Pada Sabtu (1/10/2022), usai pertandingan Arema FC melawan Surabaya, Dr Mufidah menyampaikan belasungkawa kepada para korban yang kehilangan nyawa dalam kerusuhan melalui akun TikTok miliknya.
Innalillahi wa innalillahi rojiun, Dia, dr. Mufida, menyampaikan rasa duka cita dan bela sungkawa yang sedalam – dalamnya atas kejadian Arema FC melawan Surabaya. Semoga kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi di sepak bola Indonesia. Wanita kelahiran Kendal itu kemudian menjelaskan bahaya yang ditimbulkan oleh aparat keamanan yang menyemprotkan gas air mata saat menghadapi huru – hara penggemar, karena bisa menyebabkan gagal pernafasan dan pada akhirnya seseorang meninggal. (*)