Pembubaran Klub Persipura Jayapura, Ini Respon Sponsor – Persipura Jayapura harus membubarkan pasukannya akibat terbentur masalah finansial. Terkait hal tersebut, Sponsor utama Mutiara Hitam, Bank Papua, langsung memberikan respon.
Skuad Persipura diumumkan bubar pada, Rabu (6/1/2021). Salah satu penyebabnya adalah Shopee Liga 1 yang masih belum jelas sehingga Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano, menyebut sponsornya tidak bisa memberikan dana sisa kontrak.
Hal ini tidak berdampak pada kiprah Persipura di Shopee Liga 1. Kesempatan untuk pentas di Piala AFC 2021 juga terancam batal.
Pihak Bank Papua pun memberikan tanggapan terait uang sponsor ke Persipura. Dana tersebut bisa digunakan jika Shopee Liga 1 jadi digelar.
Melalui Erna M. Kapisa, divisi sekretaris perusahaan, Bank Papua mengungkap respons mereka.
“Hingga detik ini, pihak PSSI dan LIB masih belum memberikan pengumuman terkait kelanjutan Kompetisi Liga 1 – Shopee tahun 2020,” kata Erna.
“Jika ajang Shopee Liga 1 tahun 2020 dilanjutkan, Bank Papua akan menepati janjinya sesuai isi PKS untuk merealisasikan/pencairan dana sponsorship tahap II dan III,” kata dia lagi.
Kerjasama Sponsor antara PT. Bank Pembangunan Daerah Papua dengan PT. Persipura Papua (Persipura) sudah ditandatangani pada 28 Februari 2020. Dana yang akan digelontorkan, yaitu sebesar RP 10 miliar yang akan diberikan 3 tahap.
Bank Papua sudah mencairkan dana ke Persipura sebesar Rp 5 miliar. Pencairan tahap kedua sebesar Rp 3,5 miliar pada putaran kedua, dan sisanya Rp 1,5 miliar saat Shopee liga 1 memasuki 3 laga terakhir.
Kontrak Pemain Harus Jelas Saat Pembubaran Klub Persipura Jayapura
Pembubaran klub Persipura Jayapura tidak jadi masalah bagi Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Mereka hanya berpesan bahwa Persipura harus tetap taat pada aturan kontrak pemain.
Pembubaran klub Mutiara Hitam itu diumumkan melalui akun media sosial klub, Rabu (6/1/2021). Persipuran mengalami masalah finansial karena sponsor utama (Bank Papua) tidak mencairkan kompensasi sisa kontrak.
Persipura menyebut Bank Papua masih harus membayar sebesar Rp 5 miliar. Akibatnya, Persipura tidak bisa membayar gaji pemain sehingga memutuskan untuk melakukan pembubaran klub Persipura Jayapura.
Bank Papua diketahui sudah angkat bicara tentang pembubaran Persipura Jayapura. Mereka menyatakan akan menepati janjinya jika ajang Shopee Liga 1 dilanjutkan lagi.
Sebagai catatan, Persipura sebagai klub tidak bubar. Para pemainnya hanya absen sementara saja dari beragam aktivitas tim.
Alasannya jelas karena dana sponsor yang belum juga cair. Di sisi lain, kompetisi juga masih belum dilanjutkan dan belum ada pengumuman terkait kelanjutan tersebut.
Bagi APPI, pembubaran ini bukan menjadi masalah bagi pemain yang sudah habis kontrak. Klub-klub di Indonesia pada umumnya hanya mengontrak anggota timnya semusim saja, yang mana sudah berakhir pada Desember 2020.
Masalah besarnya adalah pemain atau anggota tim lainya yang dikontrak panjang alias kontraknya masih berlaku. Jika kontrak mereka masih ada, pemain masih layak menerima gaji meski pembubaran klub Persipura Jayapura sudah dilakukan.
“Dalam kondisi seperti ini, membubarkan klub ya boleh-boleh saja. Namun, Persipura sebaiknya memperhatikan beberapa aturan. Pertama, kontrak berjalan dengan pemain. Kedua, kesepakatan kedua pihak mengenai pengakhiran kontrak,” kata General Manager APPI Ponaryo Astaman.
“Jika pembubaran klub Persipura Jayapura ini tetap memegang pada kesepakatan kontrak antara pemain dan klub, ya boleh-boleh saja. Lain halnya jika pembubaran ini hanyalah sebuah pernyataan saja, tanpa melibatkan tindakan hukum (kesepakatan pengakhiran kontrak),” ujarnya menjelaskan.
APPI mencatat, Persipuran Jayapura mengontrak beberapa pemain dengan jangka panjang. Untuk itu, jangan sampai pemain-pemain tersebut tidak mendapatkan haknya padahal kontraknya masih tersisa di klub.
Mengenai hal ini, APPI berharap klub bisa bersikap bijak. Semoga saja kesepakatan antara kedua belah pihak bisa terjalin.
“Bagi pemain yang memiliki sisa kontrak, pihak Persipura harus lebih jeli lagi. Meski tanpa kesepakatan, kontrak itu masih berlaku. Pemain tidak bisa seenaknya pindah ke klub lain karena secara hukum masih terikat kontrak, tapi mereka juga masih harus mendapatkan gaji meski pembubaran klub Persipura Jayapura sudah dilakukan,” ucap Ponaryo.
“Kesepakatan itu sangat penting, baik itu berupa penyesuaian gaji bagi pemain yang kontraknya berdurasi panjang atau pemutusan kontrak,” pungkas eks pemain Timnas Indonesia itu.