Transfer Jay Idzes ke Sassuolo Serie A pada bursa musim panas 2025 menjadi sorotan besar, tidak hanya di Italia dan Indonesia, tetapi juga di kancah media internasional. Kepindahan kapten Timnas Indonesia ini mendapat perhatian khusus dari media Malaysia, yang menilai langkah tersebut sebagai tonggak bersejarah untuk sepak bola Asia Tenggara.
Pemain berusia 25 tahun ini resmi meninggalkan Venezia untuk bergabung dengan klub Serie A berjuluk Neroverdi. Sassuolo rela merogoh kocek hingga 8 juta euro, setara lebih dari Rp150 miliar, demi mengamankan jasanya. Nilai transfer tersebut bukan hanya mencatatkan sejarah di internal klub, tetapi juga memecahkan rekor sebagai transfer termahal pemain ASEAN di kompetisi Serie A.
Pencapaian ini menunjukkan bahwa pemain asal Asia Tenggara kini semakin diperhitungkan di liga elite Eropa. Bagi Jay Idzes, tantangan di Sassuolo menjadi langkah penting untuk menguji kemampuannya di level tertinggi. Media Malaysia, Stadium Astro, bahkan menyebut transfer ini bukan sekadar perpindahan biasa, melainkan sebuah capaian monumental. Ekspektasi publik pun meningkat, mengingat statusnya sebagai bek andalan Garuda yang diharapkan mampu tampil konsisten sepanjang musim 2025/2026.
Dua Rekor Sekaligus: ASEAN dan Sassuolo
Stadium Astro menuliskan bahwa Jay Idzes kini memegang dua rekor penting sekaligus. Pertama, ia menjadi pemain Asia Tenggara dengan biaya transfer tertinggi sepanjang sejarah klub Serie A. Kedua, nilai transfer tersebut juga menjadikannya pemain termahal dalam sejarah Sassuolo. Fakta ini mempertegas pengakuan kualitas yang dimiliki sang bek. Dengan rekor tersebut, tekanan dan ekspektasi tentu semakin besar. Sassuolo berharap Idzes bisa menjadi pilar pertahanan yang solid, mengingat ketatnya persaingan di Serie A musim depan. Pemain kelahiran 2 Juni 2000 ini tampil mengesankan bersama Venezia pada musim lalu, nyaris tak tergantikan di lini belakang. Keberhasilannya menjaga konsistensi performa menjadi alasan utama mengapa Sassuolo berani membayar mahal. Transfer ini juga mengirim pesan kuat bahwa pemain dari ASEAN mampu bersaing dan menarik minat klub papan tengah Serie A.
Nomor 21 dan Kenangan Masa Lalu
Di Sassuolo, Serie A, Jay Idzes akan mengenakan nomor punggung 21. Pilihan ini menarik karena sebelumnya ia lebih sering menggunakan nomor 3 atau 4. Namun, nomor 21 memiliki kenangan pribadi, yakni pernah ia pakai saat membela FC Eindhoven U-21. Nomor ini sebelumnya digunakan oleh Kevin Leone, yang kini pindah ke Casertana di Serie C. Bagi Idzes, nomor punggung bukan sekadar simbol, tetapi juga motivasi tambahan untuk tampil maksimal. Menjelang musim baru, ia mengungkapkan kegembiraannya bergabung dengan Neroverdi. Dalam pernyataan singkatnya, ia menyapa penggemar dan berjanji memberikan yang terbaik di lapangan.
Karier Sebelum Sassuolo
Sassuolo menjadi klub profesional keempat dalam karier Jay Idzes. Sebelumnya, ia membela FC Eindhoven, Go Ahead Eagles, dan Venezia. Di setiap klub tersebut, ia menunjukkan perkembangan signifikan, baik dalam teknik bertahan maupun kepemimpinan di lapangan. Pengalamannya bermain di liga Belanda dan Italia membuatnya matang secara taktik dan fisik. Di Venezia, ia dikenal sebagai bek yang kuat dalam duel udara dan disiplin menjaga posisi. Kualitas ini diharapkan tetap terjaga saat ia menghadapi striker-striker top Serie A.
Tantangan di Serie A Musim 2025/2026
Serie A dikenal sebagai liga yang menuntut disiplin taktik dan kemampuan bertahan tinggi. Bergabungnya Jay Idzes ke Sassuolo menandai babak baru dalam kariernya. Klub berharap ia bisa membantu tim memperbaiki catatan pertahanan musim lalu. Lawan pertama Sassuolo musim ini adalah Napoli, yang akan dihadapi pada 23 Agustus 2025. Laga tersebut berpotensi menjadi debut Idzes, sekaligus ujian awal menghadapi lini serang tim papan atas. Jika mampu tampil solid, ia akan langsung mendapatkan tempat di hati para suporter.
Dampak untuk Sepak Bola Indonesia dan ASEAN
Transfer Jay Idzes bukan hanya berdampak pada karier pribadinya, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi sepak bola Indonesia dan Asia Tenggara. Rekor yang ia pecahkan membuktikan bahwa pemain dari kawasan ini bisa menembus pasar Eropa dengan nilai tinggi. Keberhasilan Idzes diharapkan memotivasi pemain muda ASEAN untuk berani bermimpi dan bekerja keras mencapai level yang sama. Media asing, termasuk Malaysia, menilai momen ini sebagai simbol kemajuan sepak bola regional.
