Thursday, November 21, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisManchester United di Era Ten Hag: Pertahanan Terburuk dalam Satu Dekade

Manchester United di Era Ten Hag: Pertahanan Terburuk dalam Satu Dekade

Manchester United, yang dulunya dikenal sebagai klub dengan pertahanan kokoh di era Sir Alex Ferguson, kini berada dalam situasi yang memprihatinkan di bawah asuhan Erik ten Hag. Sejak masa kepemimpinannya dimulai, MU kerap kali kebobolan tiga gol atau lebih dalam berbagai pertandingan. Kekalahan memalukan terbaru terjadi ketika Setan Merah kalah 0-3 dari Tottenham Hotspur di Old Trafford dalam pekan ke-6 Premier League 2024/2025. Pertahanan yang rapuh ini menjadi sorotan utama karena seringnya MU mengalami kekalahan dengan selisih besar, menandai masalah serius dalam struktur pertahanan mereka.

Kekalahan Terbaru: Tottenham Gempur Old Trafford

Pada pertandingan melawan Tottenham Hotspur, MU tidak hanya kalah, tetapi dipermalukan di hadapan pendukung mereka sendiri. Spurs tampil agresif sejak menit awal, dengan Brennan Johnson mencetak gol cepat di menit ke-3. Setelah kartu merah yang diterima Bruno Fernandes di menit ke-42, MU semakin kehilangan keseimbangan permainan. Dejan Kulusevski menambah gol di menit ke-47, dan Dominic Solanke menutup kemenangan Spurs dengan gol di menit ke-77. Kartu merah Fernandes menjadi titik balik, membuat MU kesulitan untuk membalas dan bertahan dari serangan agresif tim tamu. Kekalahan ini mempertegas masalah utama MU: terlalu mudah kebobolan dan tidak mampu menjaga ketenangan di lini belakang.

- Advertisement -
asia9QQ

Statistik Buruk Pertahanan di Era Ten Hag

Kekhawatiran mengenai pertahanan Manchester United semakin jelas ketika data menunjukkan bahwa era Ten Hag menjadi periode terburuk dalam hal kebobolan dibandingkan dengan lima pelatih sebelumnya. Menurut catatan dari Sky Sports, dalam 123 pertandingan yang dipimpin Ten Hag di semua kompetisi, MU kebobolan tiga gol atau lebih dalam 23 pertandingan, atau sekitar 19% dari keseluruhan laga.

Sebagai perbandingan, di era Jose Mourinho yang memimpin MU dalam 144 pertandingan, hanya 7 kali timnya kebobolan tiga gol atau lebih. Ini menunjukkan bahwa ada masalah mendasar dalam sistem pertahanan di bawah asuhan Ten Hag. Persentase kebobolan tinggi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai efektivitas strategi bertahan yang diterapkan pelatih asal Belanda tersebut.

Perbandingan dengan Era Sebelumnya: Lebih Buruk dari Moyes dan Rangnick

Melihat statistik lebih dalam, Erik ten Hag bahkan memiliki catatan lebih buruk dibandingkan dengan pelatih-pelatih yang dianggap gagal seperti David Moyes dan Ralf Rangnick. Moyes, yang hanya memimpin MU dalam 51 pertandingan, memiliki persentase kebobolan tiga gol atau lebih sebesar 10%. Sementara itu, Ralf Rangnick, dalam 29 pertandingan, mencatat persentase 14%.

Era Ten Hag dengan 19% pertandingan di mana MU kebobolan tiga gol atau lebih, menjadi yang tertinggi dibandingkan seluruh pelatih pasca Ferguson. Bahkan Ole Gunnar Solskjaer yang memimpin dalam 168 pertandingan, memiliki catatan lebih baik dengan hanya 10% dari total laga di mana MU kebobolan tiga gol atau lebih. Ini semakin menegaskan bahwa pertahanan di era Ten Hag berada pada titik terendah dalam satu dekade terakhir.

Perbandingan dengan Tim Lain di Premier League

Kondisi pertahanan Manchester United tidak hanya buruk dibandingkan dengan pelatih mereka sebelumnya, tetapi juga dibandingkan dengan klub-klub lain di Premier League. Dalam periode sejak awal musim 2023/2024 hingga sekarang, hanya dua tim yang memiliki catatan kebobolan tiga gol atau lebih lebih buruk dari MU, yaitu Luton Town dan Sheffield United.

Jika melihat tim-tim besar seperti Arsenal dan Manchester City, perbandingannya sangat mencolok. Arsenal hanya dua kali kebobolan tiga gol atau lebih, sementara Manchester City hanya tiga kali sejak awal musim 2023/2024. Sementara itu, Manchester United sudah mengalami 16 kali kebobolan tiga gol atau lebih dalam periode yang sama. Ini menegaskan bahwa masalah pertahanan bukan hanya sekadar faktor individu, tetapi lebih pada pendekatan taktis dan organisasi di lapangan.

Apa yang Salah di Era Ten Hag?

Beberapa analis menyebut bahwa kelemahan di era Ten Hag terletak pada kurangnya stabilitas dan organisasi di lini pertahanan. Cedera pemain inti seperti Lisandro Martinez dan Raphael Varane memaksa Ten Hag merotasi pemain-pemain yang tidak memiliki kualitas setara. Penggantian taktis yang sering dilakukan selama pertandingan juga kerap kali membingungkan para pemain, sehingga mereka kehilangan fokus dalam momen-momen krusial.

Selain itu, kurangnya kepemimpinan di lini belakang juga menjadi masalah utama. Harry Maguire yang sempat menjadi kapten kini lebih sering duduk di bangku cadangan. Bruno Fernandes sebagai kapten baru tidak memiliki pengaruh kuat dalam hal mempertahankan kedisiplinan di lapangan, terutama di lini pertahanan. Ini membuat MU sering kali rapuh ketika menghadapi tim-tim yang tampil agresif.

Kesimpulan

Era Erik ten Hag sejauh ini menempatkan Manchester United dalam posisi sulit, terutama dalam hal pertahanan. Kebobolan tiga gol atau lebih dalam 19% pertandingan menunjukkan adanya masalah mendasar yang perlu segera diperbaiki. Jika tidak, MU akan semakin sulit bersaing di liga yang semakin kompetitif seperti Premier League. Pertahanan yang kuat menjadi fondasi penting untuk meraih trofi. Serta, jika MU tidak segera menemukan solusinya, masa depan mereka bisa semakin suram.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments