Kobbie Mainoo desak tinggalkan Manchester United (MU) jelang deadline day menjadi salah satu isu panas yang menyita perhatian publik sepak bola Eropa. Gelandang muda ini dikabarkan ingin mencari menit bermain lebih banyak setelah merasa tidak mendapatkan porsi waktu yang cukup di bawah arahan manajer baru, Ruben Amorim. Keinginan tersebut semakin menguat lantaran Mainoo menargetkan tampil di Piala Dunia 2026 mendatang, sehingga ia menilai peminjaman adalah solusi terbaik bagi masa depannya.
Sejak pekan lalu, kabar mengenai tekad Mainoo untuk hengkang dari Old Trafford mulai mencuat. Fabrizio Romano, pakar transfer asal Italia, bahkan mengonfirmasi bahwa sang pemain telah mengajukan permintaan resmi agar bisa meninggalkan Manchester United, setidaknya dengan status pinjaman. Ia menganggap musim 2025/2026 ini adalah momen penting untuk membangun karier. Menit bermain reguler di klub lain dinilai bisa menjaga ritme serta konsistensi performa, sesuatu yang sulit ia peroleh jika terus berada di bangku cadangan.
Romano menambahkan, meskipun sudah mendapat peringatan dari manajer, Mainoo tetap berpegang teguh pada keputusannya. Sang gelandang bahkan disebut-sebut meminta kepastian dari manajemen klub pada hari terakhir bursa transfer. Situasi ini membuat Manchester United berada dalam posisi sulit, karena kebutuhan tim saat ini tidak memungkinkan mereka untuk melepas pemain begitu saja.
Tekad Mainoo untuk Pindah
Menurut laporan Romano, Mainoo secara langsung menemui manajemen Manchester United untuk membicarakan nasibnya. Dalam pertemuan itu, ia menegaskan ingin pergi demi mendapat kesempatan bermain reguler. Ia menilai bertahan hanya akan membuat kariernya berjalan di tempat, terlebih persaingan di lini tengah MU sangat ketat.
Keinginan itu muncul bukan tanpa alasan. Ruben Amorim memang sudah menyatakan bahwa dirinya belum siap melepas sang gelandang, tetapi keputusan pelatih tidak cukup untuk mengubah pandangan Mainoo. Ia lebih memilih klub yang bisa menjanjikan menit bermain ketimbang hanya menjadi pelapis. Dengan usianya yang masih muda, kesempatan tampil di level tinggi sangat krusial untuk perkembangan karier.
MU Enggan Melepas
Meski sang pemain ngotot, manajemen Manchester United bersikeras menolak permintaan tersebut. Ada alasan kuat di balik sikap ini. Saat ini, stok gelandang Setan Merah sedang terbatas akibat cedera yang menimpa Matheus Cunha dan Mason Mount. Kehilangan Mainoo justru akan memperburuk situasi karena tim butuh rotasi di tengah padatnya jadwal kompetisi.
Manajemen menilai Mainoo bisa menjadi alternatif penting di lini tengah, terutama dalam beberapa laga domestik. Mereka khawatir melepasnya justru membuat skuad semakin tipis, sehingga keputusan mempertahankan dianggap langkah paling aman. Selain itu, pihak klub juga percaya bahwa kesempatan tampil tetap bisa diberikan oleh Amorim seiring berkembangnya musim.
Kesempatan Bermain Mulai Terbuka
Dalam beberapa pertandingan terakhir, Amorim mulai memberi kepercayaan lebih kepada Mainoo. Ia turun sebagai starter saat Manchester United melawan Grimsby, lalu kembali dimainkan sebagai pengganti di awal babak kedua kala menghadapi Burnley. Walau belum sepenuhnya reguler, tanda-tanda kepercayaan pelatih sebenarnya sudah terlihat.
Bagi MU, kesempatan ini adalah jalan tengah. Mereka bisa menjaga sang pemain tetap berada di klub, sekaligus memberi pengalaman bertanding di level kompetitif. Namun, bagi Mainoo, hal tersebut mungkin belum cukup. Ambisi tampil di Piala Dunia 2026 membuatnya memandang menit bermain reguler sebagai syarat mutlak.
Dinamika Deadline Day
Situasi Mainoo menjadi salah satu drama yang mewarnai deadline day bursa transfer musim panas 2025. Publik menantikan apakah Manchester United akan melunak atau tetap kukuh mempertahankan aset mudanya. Beberapa klub Eropa dikabarkan tertarik meminjam Mainoo, tetapi kesepakatan sulit terwujud jika MU menutup pintu negosiasi.
Romano sendiri menegaskan bahwa hingga detik terakhir, Mainoo masih mengupayakan jalan keluar. Namun, ia juga menyadari betapa sulitnya menembus tembok keras manajemen MU. Drama ini membuat namanya semakin banyak diperbincangkan, tidak hanya di kalangan fans Setan Merah, tetapi juga penggemar sepak bola Eropa secara umum.
Penutup
Kisruh antara Kobbie Mainoo dan Manchester United menunjukkan betapa sulitnya menyeimbangkan ambisi pribadi dengan kebutuhan tim. Sang pemain ingin berkembang lewat menit bermain reguler, sementara klub menilai kehadirannya tetap krusial dalam kondisi darurat cedera. Deadline day menjadi ajang tarik-ulur antara dua kepentingan besar ini. Apakah Mainoo pada akhirnya bisa keluar untuk mencari pengalaman baru, ataukah ia akan bertahan demi kebutuhan tim? Jawaban finalnya tentu akan segera diketahui setelah bursa transfer resmi ditutup.