Dalam dunia sepak bola, memimpin klasemen Premier League pada Natal sering kali dianggap sebagai tanda kekuatan tim untuk meraih gelar juara. Namun, sejarah membuktikan bahwa menjadi yang teratas pada periode ini tidak selalu menjamin kemenangan di akhir musim. Beberapa tim bahkan harus mengalami kekecewaan pahit karena gagal mempertahankan posisi mereka hingga Mei. Berikut adalah delapan klub yang menjadi pemuncak klasemen Premier League saat Natal tetapi akhirnya gagal meraih trofi.
1. Arsenal (2023/2024)
Musim 2023/2024 menjadi perjalanan emosional bagi Arsenal. Di bawah asuhan Mikel Arteta, Arsenal menampilkan performa gemilang hingga Natal, memimpin klasemen setelah hasil imbang 1-1 melawan Liverpool di Anfield. Dengan keunggulan tipis atas Manchester City dan Liverpool, harapan besar menyelimuti para pendukung mereka.
Namun, segalanya berubah setelah Natal. Kekalahan berturut-turut dari West Ham dan Fulham membuat posisi Arsenal goyah. Meskipun mereka berhasil memenangkan 16 dari 18 laga terakhir, kekalahan kandang melawan Aston Villa di bulan April menjadi pukulan telak. Akhirnya, Arsenal harus puas di posisi kedua dengan 89 poin, tertinggal dua poin dari Manchester City yang tampil konsisten sepanjang musim.
2. Arsenal (2022/2023)
Musim sebelumnya, Arsenal juga mengalami nasib serupa. Dengan skuad muda yang penuh potensi, mereka memimpin klasemen Premier League hingga Natal setelah tampil impresif melawan tim-tim besar seperti Tottenham, Liverpool, dan Chelsea.
Namun, ancaman dari Manchester City mulai terasa saat memasuki Februari. Arsenal kehilangan momentum dengan dua kekalahan dan satu hasil imbang, termasuk kekalahan langsung dari City yang mengubah arah persaingan gelar. Meskipun bertahan di puncak hingga tiga pekan terakhir, kekalahan lagi dari City di akhir April memastikan gelar jatuh ke tangan rival mereka, yang juga meraih treble di musim itu.
3. Liverpool (2020/2021)
Liverpool memimpin klasemen pada Natal 2020 meskipun musim itu dimulai terlambat karena pandemi COVID-19. Performa mereka hingga periode tersebut sangat meyakinkan, meski bermain tanpa kehadiran penonton di stadion.
Namun, setelah Natal, performa mereka merosot tajam. Lima laga tanpa kemenangan, termasuk kekalahan mengejutkan di Anfield dari Burnley, memutus rekor tak terkalahkan mereka di kandang. Cedera pemain kunci di lini pertahanan semakin memperburuk situasi. Manchester City memanfaatkan peluang ini dengan konsistensi luar biasa dan akhirnya unggul jauh di puncak klasemen. Liverpool hanya mampu finis di posisi ketiga setelah kebangkitan yang terlambat.
4. Liverpool (2018/2019)
Pada musim 2018/2019, Liverpool hampir mencatatkan sejarah dengan performa yang luar biasa hingga Natal. Mereka memimpin klasemen dengan nyaman, namun Manchester City berhasil mengejar di paruh kedua musim.
City mencatatkan 14 kemenangan beruntun menjelang akhir musim, mengungguli Liverpool dengan hanya selisih satu poin. Liverpool mengumpulkan 97 poin, rekor tertinggi untuk tim yang finis di posisi kedua dalam sejarah Premier League. Meski gagal menjadi juara liga, Liverpool berhasil mengobati kekecewaan dengan memenangkan Liga Champions musim itu.
5. Liverpool (2013/2014)
Musim 2013/2014 meninggalkan kenangan pahit bagi Liverpool. Dengan permainan ofensif yang memukau, mereka memimpin klasemen menjelang Natal dan tampak siap untuk mengakhiri penantian panjang meraih gelar Premier League.
Namun, segalanya berubah saat kapten Steven Gerrard terpeleset dalam pertandingan krusial melawan Chelsea. Kekalahan 0-2 di Anfield tersebut membuka peluang bagi Manchester City untuk merebut gelar. Liverpool akhirnya harus puas di posisi kedua, meskipun tampil impresif sepanjang musim.
6. Liverpool (2008/2009)
Pada musim 2008/2009, Liverpool memimpin klasemen setelah Natal dengan performa solid. Namun, hasil imbang dalam beberapa pertandingan penting membuat posisi mereka tergeser oleh Manchester United.
Meski sempat mencatat kemenangan besar 4-1 atas United di Old Trafford, konsistensi United di sisa musim menjadi kunci keberhasilan mereka mempertahankan gelar untuk ketiga kalinya berturut-turut. Liverpool harus puas di posisi kedua meskipun tampil sangat kompetitif.
7. Arsenal (2007/2008)
Musim 2007/2008 menjadi salah satu momen di mana Arsenal nyaris meraih kejayaan. Dengan skuad muda yang penuh talenta, mereka memimpin klasemen Premier League pada akhir tahun. Namun, kekalahan dalam beberapa pertandingan penting di paruh kedua musim membuat mereka tergelincir.
Arsenal akhirnya finis di posisi ketiga dengan 83 poin, di bawah Chelsea dan Manchester United. United tidak hanya menjadi juara Premier League musim itu tetapi juga memenangkan Liga Champions, menambah kepedihan Arsenal yang gagal meraih gelar.
8. Manchester United (2003/2004)
Pada musim 2003/2004, Manchester United memimpin klasemen saat Natal dengan performa yang stabil. Namun, konsistensi Arsenal di paruh kedua musim, yang tak terkalahkan sepanjang musim, membuat mereka sulit untuk bersaing.
United mulai kehilangan arah setelah Natal, mencatat enam kekalahan dan empat hasil imbang. Arsenal melaju menjadi juara dengan rekor invincible, sementara United harus puas finis di posisi ketiga di belakang Chelsea.