Wednesday, July 30, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaFinal Piala AFF U-23 2025: Duel Strategi Kim Sang-sik vs Gerald Vanenburg...

Final Piala AFF U-23 2025: Duel Strategi Kim Sang-sik vs Gerald Vanenburg yang Menentukan

Pertarungan pelatih di final AFF U-23 2025 antara Kim Sang-sik dan Gerald Vanenburg menjadi sorotan utama dalam laga puncak turnamen ini. Final Piala AFF U-23 2025 yang mempertemukan Timnas Indonesia U-23 dan Vietnam U-23 bukan sekadar laga perebutan trofi semata, namun juga menjadi ajang adu kecerdikan dua pelatih dengan filosofi dan latar belakang yang berbeda jauh. Kim Sang-sik, pelatih disiplin asal Korea Selatan, berhadapan dengan Gerald Vanenburg, legenda sepak bola Belanda yang kini menukangi Garuda Muda.

Kedua sosok ini membawa warna tersendiri bagi skuad masing-masing. Kim Sang-sik dikenal dengan gaya bermain yang solid dan disiplin khas Asia Timur. Sementara itu, Vanenburg datang dengan pendekatan sepak bola menyerang ala Eropa Barat yang penuh kejutan. Laga final ini akan menjadi momen penting untuk melihat siapa yang lebih unggul dalam merancang taktik serta membaca permainan lawan di tengah tekanan tinggi.

- Advertisement -
asia9QQ

Kisah perjalanan karier dan filosofi kepelatihan mereka tak hanya memperkaya narasi laga, tapi juga menambah dimensi emosional dan intelektual yang membuat pertandingan ini semakin layak untuk disimak oleh para pencinta sepak bola.


Jejak Kepelatihan Kim Sang-sik: Dari Korea ke Vietnam

Kim Sang-sik merupakan sosok yang tak asing di jagat sepak bola Asia. Kariernya sebagai pemain profesional ditandai dengan keberhasilannya memperkuat Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2006. Berposisi sebagai gelandang bertahan, ia dikenal sebagai pemain yang tangguh dan pekerja keras.

Selepas pensiun, Kim tidak berhenti berkontribusi untuk sepak bola. Ia melanjutkan karier sebagai pelatih dan bahkan menempuh pendidikan kepelatihan formal di Prancis. Pada tahun 2020, ia berhasil memperoleh lisensi kepelatihan tertinggi AFC Pro, yang menjadi modal penting dalam meniti karier kepelatihannya.

Jeonbuk Hyundai Motors menjadi klub pertama yang memberinya kepercayaan sebagai pelatih utama. Hasilnya impresif—di bawah asuhannya, Jeonbuk sukses menyapu bersih gelar domestik di Korea Selatan. Kesuksesan tersebut membuat Federasi Sepak Bola Vietnam tertarik memboyongnya untuk membesut tim nasional mereka.

Langkah itu terbukti tepat. Kim Sang-sik berhasil mempersembahkan gelar juara Piala AFF 2024 untuk tim senior Vietnam, mengalahkan Thailand di final. Di turnamen U-23 tahun ini, ia kembali menunjukkan kualitasnya dengan membawa Vietnam melaju mulus hingga ke partai puncak.


Gerald Vanenburg: Pengusung Filosofi Sepak Bola Total

Di kubu Indonesia, kehadiran Gerald Vanenburg membawa semangat baru. Sosoknya tidak asing di Eropa. Ia adalah bagian dari generasi emas sepak bola Belanda dan pernah memperkuat Ajax Amsterdam serta menjadi bagian penting dalam kemenangan Belanda di Euro 1988.

Sebagai pemain, Vanenburg dikenal teknikal dan cerdas. Ia bermain bersama nama besar seperti Marco van Basten dan Ruud Gullit. Pengalaman panjangnya sebagai pemain di kompetisi top Eropa kini ia bawa ke dunia kepelatihan, terutama dalam pengembangan pemain muda.

Setelah gantung sepatu, Vanenburg sempat membina talenta-talenta muda di klub-klub seperti PSV Eindhoven dan Ajax Amsterdam. Filosofinya menekankan kreativitas, penguasaan bola, dan fleksibilitas taktik. Hal ini terlihat jelas saat ia menangani Timnas Indonesia U-23 di turnamen ini.

Bersama Garuda Muda, Vanenburg tidak ragu untuk mengambil keputusan berani. Salah satu contohnya adalah ketika ia memutuskan menggeser Muhammad Ferrari dari bek menjadi penyerang dalam pertandingan penting melawan Thailand. Keputusan itu terbukti membuahkan hasil dan menunjukkan kecerdasannya dalam membaca situasi pertandingan.


Duel Filosofi: Disiplin vs Inovasi

Final ini menjadi panggung pertempuran dua filosofi yang sangat kontras. Kim Sang-sik mengusung pendekatan konservatif—fokus pada penguasaan bola, pergerakan kolektif, dan struktur pertahanan yang kokoh. Strateginya didesain untuk mengontrol tempo permainan dan menekan lawan secara sistematis.

Sementara itu, Vanenburg lebih ekspresif. Ia menekankan kreativitas, transisi cepat, dan keberanian untuk bereksperimen. Strategi Vanenburg tidak terpaku pada satu skema saja, melainkan menyesuaikan dengan dinamika permainan dan karakter pemain.

Pertarungan taktik ini akan menjadi penentu siapa yang akan mengangkat trofi. Akankah pendekatan disiplin dan konsistensi dari Kim berhasil menaklukkan Garuda Muda? Atau justru kecerdikan dan kreativitas Vanenburg mampu meruntuhkan tembok kokoh Vietnam?

Laga yang Lebih dari Sekadar Final

Laga final AFF U-23 2025 bukan hanya soal siapa yang menang atau kalah di papan skor. Ini adalah laga yang mempertemukan dua pendekatan sepak bola dunia: kekuatan kolektif Asia Timur melawan kebebasan dan kreativitas Eropa Barat. Kim Sang-sik dan Gerald Vanenburg akan menuliskan sejarah masing-masing malam ini.

Bagi Indonesia dan Vietnam, trofi adalah tujuan. Namun, bagi penikmat sepak bola, duel ini adalah panggung ideal untuk menyaksikan strategi, improvisasi, dan adu kecerdikan dua pelatih besar. Siapakah yang akan keluar sebagai pemenang? Kita tunggu jawabannya di lapangan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments