Musim 2024/2025 menjadi ajang pembuktian bagi Thiago Motta yang ditunjuk sebagai pelatih Juventus. Dengan latar belakang sukses bersama Bologna, Motta diharapkan mampu mengangkat performa Si Nyonya Tua ke level yang lebih tinggi. Namun, setelah 39 laga memimpin Juventus, hasil yang diraih masih jauh dari harapan. Salah satu kendala utama adalah terlalu banyaknya hasil imbang yang membuat langkah mereka di berbagai kompetisi terhambat.
Ekspektasi Tinggi di Awal Musim
Thiago Motta datang ke Turin dengan reputasi menjanjikan. Di Bologna, ia berhasil membawa tim yang tidak diunggulkan bersaing di papan atas Serie A dan mengamankan tiket ke Liga Champions musim 2024/2025. Keberhasilannya membangun tim solid dengan gaya bermain progresif membuat Juventus yakin bahwa ia adalah sosok yang tepat untuk membawa klub kembali ke jalur kemenangan setelah era Massimiliano Allegri yang penuh dengan kritik.
Di bawah kendalinya, Juventus diharapkan bukan hanya sekadar meraih kemenangan, tetapi juga menyuguhkan permainan yang lebih atraktif dan efektif. Namun, perjalanan musim ini tidak berjalan mulus, dan Juventus kerap kehilangan poin berharga akibat hasil imbang yang terlalu sering terjadi.
Statistik Thiago Motta di Juventus
Hingga 27 Februari 2025, Juventus telah memainkan 39 pertandingan di bawah asuhan Thiago Motta. Jika dilihat sekilas, jumlah kekalahan mereka tidak terlalu banyak, tetapi tingginya angka hasil imbang menjadi faktor utama yang menghambat kemajuan tim. Berikut adalah statistik performa Juventus sejauh ini:
- Jumlah pertandingan: 39
- Menang: 17
- Imbang: 16
- Kalah: 6
- Gol yang dicetak: 63
- Gol yang kebobolan: 39
- Rata-rata poin per laga: 1,72
Dari catatan di atas, Juventus memang memiliki pertahanan yang cukup solid dengan hanya enam kekalahan. Namun, efektivitas serangan mereka patut dipertanyakan. Meskipun mampu mencetak 63 gol, Juventus terlalu sering kehilangan peluang emas yang akhirnya berujung pada hasil imbang.
Juventus Sulit Meraih Gelar?
Musim 2024/2025 menjadi musim yang penuh tantangan bagi Juventus. Sejauh ini, mereka telah kehilangan tiga kesempatan meraih trofi. Juventus tersingkir dari Supercopa Italiana, gagal melangkah jauh di Liga Champions, serta tersingkir dari Coppa Italia.
Satu-satunya peluang yang tersisa adalah Serie A. Namun, Juventus bukanlah favorit utama dalam perburuan gelar. Mereka tertinggal cukup jauh dari Inter Milan dan Napoli yang tampil lebih konsisten. Berikut adalah posisi mereka di klasemen sementara Serie A hingga pekan ke-26:
Peringkat | Tim | Main | Menang | Selisih Gol | Poin |
---|---|---|---|---|---|
1 | Inter Milan | 26 | 17 | +35 | 57 |
2 | Napoli | 26 | 17 | +21 | 56 |
3 | Atalanta | 26 | 16 | +33 | 54 |
4 | Juventus | 26 | 12 | +22 | 49 |
Dengan selisih delapan poin dari pemuncak klasemen, Juventus harus bekerja keras untuk menjaga peluang mereka tetap hidup. Jika tidak, skenario terburuk bisa terjadi: Juventus tidak hanya gagal meraih trofi, tetapi juga bisa terlempar dari posisi empat besar, yang berarti kehilangan tiket ke Liga Champions musim depan.
Mengapa Juventus Terlalu Banyak Bermain Imbang?
Salah satu permasalahan utama di bawah kepemimpinan Thiago Motta adalah ketidakmampuan Juventus mengunci kemenangan dalam pertandingan yang seharusnya bisa mereka menangkan. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap banyaknya hasil imbang antara lain:
- Kurangnya Ketajaman Lini Depan
- Juventus memiliki beberapa penyerang berbakat seperti Dusan Vlahovic dan Federico Chiesa, tetapi mereka kerap kesulitan menembus pertahanan lawan.
- Banyak peluang emas terbuang sia-sia karena kurangnya penyelesaian akhir yang klinis.
- Strategi Permainan yang Belum Efektif
- Thiago Motta dikenal sebagai pelatih yang mengutamakan penguasaan bola dan permainan kolektif.
- Namun, strategi ini belum sepenuhnya berjalan efektif di Juventus, terutama saat menghadapi tim yang bermain lebih defensif.
- Kurangnya Kreativitas di Lini Tengah
- Juventus masih mencari kombinasi terbaik di lini tengah. Manuel Locatelli dan Weston McKennie sering kesulitan menciptakan peluang bagi lini depan.
- Paul Pogba yang diharapkan bisa menjadi pembeda masih belum bisa kembali ke performa terbaiknya.
- Kurangnya Mentalitas Juara
- Dalam beberapa pertandingan krusial, Juventus kerap kehilangan keunggulan di menit-menit akhir.
- Mentalitas tim dalam mempertahankan keunggulan masih perlu diperbaiki agar tidak kembali kehilangan poin berharga.
Apa Langkah Juventus Selanjutnya?
Dengan sisa musim yang masih menyisakan beberapa pertandingan penting, Juventus harus segera berbenah jika ingin menghindari musim yang mengecewakan. Thiago Motta perlu mencari solusi untuk meningkatkan efektivitas serangan dan menemukan strategi terbaik untuk memaksimalkan potensi para pemainnya.
Jika Juventus gagal mengamankan posisi empat besar, manajemen klub kemungkinan besar akan mempertimbangkan perubahan besar di akhir musim. Tekanan terhadap Thiago Motta akan semakin besar jika hasil positif tidak segera datang dalam waktu dekat.