Pertarungan antara AC Milan dan Bologna di final Coppa Italia 2024/2025 bukan hanya soal kualitas teknis di lapangan. Di balik gemerlap pertandingan yang akan berlangsung di Stadion Olimpico pada Kamis (15 Mei 2025) dini hari WIB, terdapat ketimpangan mencolok dari sisi finansial. Salah satu indikator paling mencolok adalah perbedaan gaji para pemain di kedua tim. Fakta ini memberi gambaran jelas mengenai kedalaman kekuatan ekonomi dua klub yang akan memperebutkan gelar bergengsi.
AC Milan: Klub Raksasa dengan Tagihan Gaji Selangit
AC Milan merupakan salah satu klub dengan tradisi kuat dan sejarah gemilang di kancah sepak bola Italia dan Eropa. Tidak heran bila struktur gaji mereka termasuk yang tertinggi di Serie A. Berdasarkan laporan dari situs Capology, manajemen Milan mengalokasikan dana lebih dari €97 juta per tahun untuk menggaji para pemainnya.
Rafael Leao menjadi pemain dengan bayaran tertinggi di skuad Rossoneri. Penyerang asal Portugal itu mendapatkan upah sebesar €6,4 juta per musim. Angka ini setara dengan lebih dari setengah total anggaran gaji Bologna secara keseluruhan. Tak hanya itu, Leao juga unggul jauh dibandingkan banyak pemain top Serie A lainnya dalam hal penghasilan.
Dengan dana sebesar itu, Milan membentuk skuad bertabur bintang yang berambisi merebut kembali kejayaan. Mereka melaju ke final dengan meyakinkan, menyingkirkan AS Roma di babak delapan besar dan menaklukkan rival sekota Inter Milan dengan agregat 4-1 di semifinal. Komposisi pemain yang seimbang antara senior dan talenta muda menjadi kekuatan utama tim besutan Stefano Pioli tersebut.
Bologna: Skuad Kompetitif dengan Budget Terbatas
Di sisi lain, Bologna hadir sebagai kejutan musim ini. Meski tidak sepopuler Milan, tim asal Emilia-Romagna itu tampil sangat impresif dalam perjalanan menuju final. Bologna berhasil menumbangkan Atalanta di babak perempat final. Kemudian, mereka melibas Empoli dengan skor agregat 5-1 pada babak semifinal.
Menariknya, pencapaian tersebut diraih dengan anggaran gaji yang jauh lebih kecil. Total pengeluaran gaji Bologna dalam satu musim hanya mencapai €34,6 juta. Itu berarti mereka hanya menghabiskan sekitar sepertiga dari total gaji pemain AC Milan. Namun, keterbatasan anggaran tak lantas membuat tim ini tampil inferior. Justru sebaliknya, mereka menunjukkan kerja kolektif dan semangat juang yang luar biasa.
Riccardo Orsolini menjadi pemain dengan gaji tertinggi di Bologna. Gelandang kreatif berusia 28 tahun ini mengantongi bayaran sebesar €3,7 juta per musim. Meskipun merupakan angka yang cukup tinggi di level klub menengah, jumlah itu tetap terpaut jauh dari gaji pemain-pemain elit di Milan, khususnya Rafael Leao.
Rafael Leao: Gaji Setara Enam Pemain Bologna
Kesenjangan antara dua klub tersebut semakin kentara jika melihat perbandingan gaji satu per satu pemain. Gaji Rafael Leao yang mencapai €6,4 juta per tahun bisa digunakan untuk membayar hingga enam pemain inti Bologna.
Berikut adalah daftar pemain Bologna dan nilai gajinya per tahun:
-
Santi Castro – €930 ribu
-
Dan Ndoye – €1,03 juta
-
Benjamin Dominguez – €740 ribu
-
Jhon Lucumi – €960 ribu
-
Giovanni Fabian – €740 ribu
-
Jens Odgaard – €1,11 juta
-
Nikola Moro – €1,24 juta
Jika dijumlahkan, total gaji enam pemain ini mencapai sekitar €6,7 juta. Nilai tersebut bahkan sedikit lebih tinggi dari gaji Leao. Namun, secara perorangan, masing-masing dari mereka berada jauh di bawah pemain andalan Milan itu dalam hal pendapatan.
Ketimpangan Gaji Tak Selalu Menentukan Hasil
Secara statistik finansial, AC Milan jelas lebih unggul dalam hal belanja pemain dan nilai gaji tahunan. Namun dalam sepak bola, uang bukanlah satu-satunya penentu kemenangan. Bologna telah membuktikan bahwa tim dengan anggaran lebih kecil pun bisa bersaing secara kompetitif.
Skuad asuhan Thiago Motta memiliki kombinasi pemain muda berbakat dan taktik bermain yang efisien. Mereka tidak bergantung pada individualitas, tetapi pada kolektivitas tim. Dalam beberapa laga besar musim ini, Bologna berhasil menunjukkan performa luar biasa. Hal itu menjadi modal penting saat menghadapi tekanan besar di final nanti.
Sementara Milan akan tetap menjadi favorit berdasarkan pengalaman dan kedalaman skuad, Bologna punya kekuatan yang tak bisa diremehkan. Ketimpangan gaji antara dua klub memang kontras, tetapi final Coppa Italia kali ini tetap menjanjikan sebuah duel yang layak dinantikan para pecinta sepak bola.