Kiper muda Manchester United (MU), Senne Lammens, kini menjadi sorotan besar setelah penampilan impresifnya di bawah mistar gawang Setan Merah. Tidak hanya tampil gemilang, ia juga mulai mendapat tempat spesial di hati para fans. Karena performa solidnya, para pendukung MU bahkan menjulukinya sebagai “Schmeichel yang Menyamar”, mengacu pada legenda klub Peter Schmeichel. Namun, Lammens memilih untuk tetap rendah hati dan menegaskan bahwa dirinya bukan Schmeichel, melainkan dirinya sendiri yang sedang berjuang untuk membangun nama besar di Old Trafford.
Mengaku Tersanjung tapi Tetap Realistis
Dalam wawancara eksklusif bersama BBC Sports, Lammens mengungkapkan bahwa ia sudah mendengar nyanyian fans yang menyamakan dirinya dengan Schmeichel. Meski begitu, ia menegaskan bahwa pujian tersebut tidak akan membuatnya besar kepala. Menurutnya, ia hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk tim.
“Jujur, saat pertandingan berlangsung saya tidak terlalu fokus mendengar nyanyian itu. Tapi setelah menontonnya lagi, saya tersenyum karena itu bentuk dukungan luar biasa,” ujar Lammens. “Saya bukan Schmeichel yang menyamar. Saya hanyalah Senne Lammens yang ingin membantu tim ini sebaik mungkin.”
Pernyataan tersebut mencerminkan sikap dewasa sang kiper. Ia tidak ingin terlena dengan pujian, karena sadar kariernya masih panjang dan penuh tantangan. Selain itu, Lammens juga memahami bahwa membangun reputasi di klub sebesar Manchester United bukanlah hal yang mudah, terlebih untuk seorang pemain baru di Premier League.
Terinspirasi oleh Sosok Legendaris
Selain itu, Lammens juga mengaku merasa terhormat disamakan dengan Peter Schmeichel, sosok yang dianggap sebagai salah satu kiper terbaik sepanjang masa. Ia tahu betul bahwa Schmeichel bukan hanya legenda MU, tetapi juga ikon dunia sepak bola. Karena itu, ia berjanji akan bekerja keras agar bisa mendekati level sang legenda, meskipun ia sadar jarak antara keduanya masih jauh.
“Disamakan dengan Schmeichel adalah kehormatan besar. Ia adalah inspirasi bagi banyak kiper muda di dunia, termasuk saya. Namun, saya juga tahu bahwa saya belum pantas dibandingkan dengannya,” kata Lammens dengan rendah hati. “Saya akan berusaha keras agar suatu hari nanti, orang mengenal saya bukan karena perbandingan itu, tetapi karena kemampuan saya sendiri.”
Pernyataan itu menunjukkan bahwa Lammens memahami pentingnya kerja keras dan konsistensi. Ia tidak ingin sekadar menjadi fenomena sesaat. Karena itu, ia bertekad untuk terus memperbaiki diri, terutama dalam hal komunikasi di lini belakang dan kemampuan distribusi bola — dua aspek penting dalam gaya bermain modern yang juga diterapkan pelatih Ruben Amorim di Manchester United.
Performa Impresif di Awal Kariernya
Sejak diberikan debut oleh Ruben Amorim, Lammens langsung menunjukkan performa yang tenang dan percaya diri. Keputusannya bergabung dengan Manchester United pada musim panas terbukti tepat, karena ia langsung mendapat kesempatan untuk tampil di level tertinggi.
Dalam tiga laga pertamanya bersama MU, ia sudah mencatatkan satu clean sheet dan melakukan sejumlah penyelamatan krusial. Penampilan gemilangnya saat melawan Liverpool di Anfield menjadi salah satu momen penting yang membuat fans terkesan. Tidak hanya itu, refleks cepat dan keputusannya yang matang membuatnya terlihat seperti kiper yang jauh lebih berpengalaman dari usianya yang masih muda.
Karena itu, tidak mengherankan bila banyak pendukung MU mulai menjadikannya idola baru. Bahkan sebagian fans mulai percaya bahwa Lammens bisa menjadi penerus jangka panjang David de Gea dan André Onana, yang sebelumnya bergantian menjaga gawang Setan Merah.
Fokus di Laga Selanjutnya
Meskipun dipuji banyak pihak, Lammens memilih untuk tetap fokus pada pertandingan berikutnya. Manchester United dijadwalkan menghadapi Nottingham Forest, dan sang kiper berambisi mencatatkan clean sheet keduanya. Ia sadar bahwa setiap laga Premier League bisa menjadi ujian berat, terutama bagi pemain baru yang masih menyesuaikan diri dengan intensitas liga.
“Kami harus tetap fokus dan kompak. Tidak ada pertandingan yang mudah di Premier League. Saya ingin membantu tim dengan menjaga gawang tetap aman dan memberikan rasa percaya diri kepada lini belakang,” ujarnya dengan tegas.
Ruben Amorim pun memuji sikap profesional Lammens yang selalu tenang dalam situasi sulit. Menurut sang pelatih, karakter seperti itulah yang dibutuhkan oleh Manchester United dalam membangun era baru yang lebih stabil.






