Turnamen Piala Afrika 2025 telah resmi bergulir, menghadirkan duel sengit tim-tim terbaik benua itu. Selain persaingan prestisius, ajang ini juga memamerkan kekuatan finansial sepak bola modern dengan kehadiran bintang-bintang bergaji fantastis. Yang menarik, dominasi pemain yang berkarier di Liga Arab Saudi sangat kuat dalam daftar penerima upah tertinggi, bahkan melampaui bintang-bintang elite dari kompetisi Eropa.
Dominasi Besar Liga Arab Saudi
Liga Arab Saudi muncul sebagai kekuatan finansial baru yang signifikan mempengaruhi peta gaji pemain top Afrika. Sebanyak enam dari sepuluh pemain dalam daftar ini saat ini bermain di kompetisi Saudi. Mereka adalah Yassine Bounou (Al-Hilal), Edouard Mendy (Al-Ahli), Franck Kessie (Al-Ahli), Kalidou Koulibaly (Al-Hilal), Sadio Mane (Al-Nassr), dan sang pemuncak, Riyad Mahrez (Al-Ahli). Perpindahan mereka ke Timur Tengah secara langsung melonjakkan pendapatan mereka, berkat daya beli klub-klub yang didukung oleh dana investasi besar-besaran.
Fenomena ini menunjukkan pergeseran pusat gravitasi finansial dalam sepak bola dunia. Selain itu, daya tarik liga tersebut tidak hanya pada angka gaji, tetapi juga pada peluang untuk menjadi bagian dari proyek ambisius pengembangan sepak bola di kawasan itu. Akibatnya, pemain-pemain papan atas Afrika kini memiliki alternatif tujuan karier yang sangat menguntungkan di luar tradisi Eropa.
Raja Gaja dan Kejutan Peringkat
Posisi tertinggi diraih oleh kapten Timnas Aljazair, Riyad Mahrez. Mantan bintang Manchester City dan Leicester City itu dikabarkan menerima gaji mingguan yang luar biasa sebesar £827.448 dari klubnya, Al-Ahli. Angka ini bahkan hampir dua kali lipat dari gaji Mohamed Salah di Liverpool, yang berada di peringkat keempat dengan £400.000 per pekan.
Fakta bahwa Salah, yang merupakan ikon global dan bintang utama salah satu klub terbesar di Inggris, tidak masuk tiga besar, sangat mencengangkan. Posisi kedua dan ketiga justru ditempati oleh dua bintang Senegal yang juga bermain di Arab Saudi: Sadio Mane (£634.060/minggu) dan Kalidou Koulibaly (£550.047/minggu). Data ini dengan jelas menggambarkan betapa skala gaji di Liga Saudi telah melampaui standar yang berlaku di beberapa liga top Eropa.
Profil Singkat Bintang Berpenghasian Tinggi
Berikut adalah kilasan profil tiga pemain lain yang masuk dalam daftar bergaji selangit ini. Achraf Hakimi, bek kanan andalan Maroko dan Paris Saint-Germain, adalah satu-satunya perwakilan dari liga Eropa utama (Ligue 1) dalam daftar, dengan gaji £231.662 per minggu. Kemudian ada Victor Osimhen, striker Nigeria yang kini bersinar di Galatasaray dengan bayaran £318.450 per pekan setelah kepindahan permanennya dari Napoli.
Selain itu, Omar Marmoush pantas mendapat perhatian. Striker Mesir yang baru bergabung dengan Manchester City pada awal 2025 ini langsung digaji £295.000 per minggu, menjadikannya salah satu pemain dengan bayaran tertinggi di klub tersebut. Perpindahannya dari Eintracht Frankfurt menunjukkan bahwa pasar pemain Afrika tetap panas dan bernilai tinggi di mata klub-klub elite Eropa, meskipun harus bersaing dengan daya tarik finansial dari Arab Saudi.
Dampak dan Ekspektasi di Turnamen
Gaji yang besar tentu membawa ekspektasi performa yang setara. Para pemain ini akan memikul beban dan harapan besar dari negara mereka masing-masing di Piala Afrika 2025. Sebagai contoh, Riyad Mahrez diharapkan dapat mengulangi kesuksesannya membawa Aljazair juara pada 2019. Sementara itu, trio Senegal—Mane, Koulibaly, dan Mendy—dituntut untuk mempertahankan gelar yang mereka raih pada edisi 2023.
Di sisi lain, tekanan terbesar mungkin ada di pundak Mohamed Salah. Meski “hanya” peringkat keempat dalam daftar gaji. Ia adalah simbol dan harapan tunggal Mesir untuk mengakhiri puasa gelar yang telah berlangsung sejak 2010. Performanya di lapangan akan menjadi pembuktian utama. Karena gaji tinggi dari Arab Saudi atau Eropa pada akhirnya harus berbanding lurus dengan kontribusi nyata bagi tim nasional.
Refleksi Nilai Pasar Pemain Afrika
Daftar ini merefleksikan nilai pasar pemain Afrika yang terus melambung tinggi. Talenta-talenta dari benua itu telah membuktikan diri mereka bukan hanya sebagai pemain berkualitas. Tetapi juga sebagai aset komersial yang sangat berharga. Liga Arab Saudi, dengan kebijakan agresifnya, telah memanfaatkan hal ini untuk mempercepat perkembangan kompetisinya.
Pada akhirnya, Piala Afrika 2025 bukan hanya ajang olahraga. Tetapi juga panggung yang menampilkan hasil dari dinamika ekonomi sepak bola global yang terus berubah. Perpaduan antara ambisi sporting dan kekuatan finansial ini akan menjadikan turnamen lebih menarik untuk diikuti. Sambil memicu diskusi tentang masa depan karier pemain-pemain bintang Afrika.
