Deportivo Alavés menjadi salah satu dari tiga tim yang mendapatkan promosi dan akan bermain di La Liga musim 2023/2024. Musim lalu, Alavés harus melalui babak play-off Divisi Segunda untuk mendapatkan tiket promosi ke La Liga.
Deportivo Alavés akhirnya kembali ke kasta tertinggi sepak bola Spanyol untuk musim ke-18 mereka di Divisi teratas. Serta pada musim ke-7 mereka dalam 8 tahun terakhir. Setelah 6 musim berturut-turut di kasta pertama antara 2016 hingga 2022, tim asal Basque ini berhasil bangkit. Mereka akhirnya kembali setelah terdegradasi ke Divisi 2 pada musim 2022/2023.
Promosi Alavés ke La Liga tidak terjadi tanpa drama, di mana Asier Villalibre mengonversi penalti pada menit ke-129 yang akan selalu diingat oleh para penggemar Los Blanquiazules.
Deportivo Alavés merupakan klub yang telah mengalami banyak momen bersejarah, dan inilah hal-hal yang mungkin tidak diketahui tentang tim dari Vitoria-Gasteiz, ibu kota negara Basque.
Mendizorrotza yang legendaris
Diresmikan kembali pada 27 April 1924 setelah balapan sepeda dan pertemuan lintas. Mendizorrotza merupakan stadion tertua ke-3 di Spanyol jika melihat fasilitas tim profesional. Nama stadion ini berasal dari bahasa Basque yang berarti ‘puncak gunung’ atau ‘gunung tajam’.
Saat ini, stadion tersebut memiliki kapasitas 20.000 penonton. Stadion bersejarah ini dibangun di atas ladang gandum yang dulunya berdekatan dengan jalur sepeda yang sudah tidak ada lagi. Stadion ini telah menyaksikan malam-malam gemilang, termasuk pertandingan kandang Deportivo Alavés. Sungguh perjalanan panjang dan luar biasa yang akhirnya membuat mereka mencapai final Piala UEFA 2000/2001.
Nama pertama adalah Sport Friends Club
Hubungan yang kuat antara Negara Basque dan Inggris dengan cepat memicu perkembangan sepak bola di wilayah tersebut pada awal abad ke-20. Sebuah kelompok mahasiswa mendirikan sebuah klub olahraga di Vitoria-Gasteiz, Álava, pada tahun 1920 setelah olahraga bersepeda menjadi populer. Setahun kemudian, klub tersebut mengubah namanya menjadi Deportivo Alavés, dengan tanggal 23 Januari 1921 dianggap sebagai tanggal resmi pendiriannya.
Dalam wilayah yang didominasi oleh raksasa Basque Athletic Club dan Real Sociedad, Deportivo Alavés menambahkan komitmen dan kesederhanaan yang signifikan ke dalam kompetisi sepak bola lokal. Menurut klub, misi mereka adalah memastikan bahwa para penggemar melihat diri mereka tercermin dalam perilaku, pengorbanan, dedikasi, dan komitmen para pemain yang mengenakan seragam tim.
Klub pertama yang promosi ke level tertinggi
Los Blanquiazules mencatat sejarah pada musim 1929/1930 ketika mereka menjadi tim pertama yang berhasil meraih tiket promosi ke Divisi Pertama. Hal tersebut terjadi pada tahun ketika liga tersebut resmi didirikan. Setelah memenangkan gelar regional di Vizcaya dan finis sebagai juara tingkat kedua musim itu, Deportivo Alavés menikmati tiga musim berturut-turut di papan atas.
Periode ini menandai fase pertama bagi klub Basque ini. Namun, keberhasilan terbesar mereka datang pada tahun 2001 ketika mereka mencapai final Piala UEFA. Serta finis sebagai runner-up setelah kalah 5-4 dalam pertandingan yang mendebarkan melawan Liverpool.
Julukan Pemakan Kacang
Deportivo Alavés dikenal dengan berbagai julukan seperti Los Blanquiazules atau El Glorioso. Tetapi, para penggemar dan pemain mereka umumnya dikenal sebagai Los Babazorros. Istilah ini berasal dari bahasa Basque yang berarti “Pemakan Kacang”, mengacu pada kelimpahan kacang yang pernah ada di wilayah tersebut. Julukan Los Babazorros dianggap oleh para penggemar sebagai sumber kebanggaan dan identitas, dengan adanya maskot klub berbentuk rubah bernama Zorro Babazorro.
Tim Eropa Pertama Jorge Valdano
Legenda sepak bola Jorge Valdano, yang berhasil memenangkan Piala Dunia 1986, pindah dari Newell’s Old Boys ke Deportivo Alavés pada tahun 1975. Itu terjadi ketika usianya baru 19 tahun. Bermain di Divisi 2 sepak bola Spanyol, Valdano berpartisipasi dalam lebih dari 100 pertandingan liga. Bersama dengan Deportivo Alavés, sebelum akhirnya ia bergabung dengan Real Zaragoza pada tahun 1979.
Lima tahun kemudian, ia bergabung dengan Real Madrid, di mana ia menjadi legenda klub dan berhasil memenangkan 2 gelar La Liga. Namun, Deportivo Alavés tetap memiliki tempat khusus di hatinya, seperti yang dicatatnya dalam film dokumenter klub “2000 Steps: Kisah Seratus Tahun Deportivo Alavés”, di mana ia menyebut bergabung dengan klub Basque tersebut sebagai “keputusan paling penting dan bijaksana yang pernah saya buat dalam hidup saya”.