Monday, May 26, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Eropa LainnyaCalvin Verdonk Masih Sulit Lupakan Kekalahan Pahit NEC Nijmegen di Play-off Eropa

Calvin Verdonk Masih Sulit Lupakan Kekalahan Pahit NEC Nijmegen di Play-off Eropa

Kekecewaan mendalam masih dirasakan oleh Calvin Verdonk, bek serbabisa Timnas Indonesia, usai NEC Nijmegen gagal merebut tiket ke kompetisi antarklub Eropa musim 2025/2026. Meskipun tampil kompetitif di sepanjang musim Eredivisie, klub asal Belanda tersebut harus mengubur mimpinya setelah dikalahkan FC Twente dengan skor tipis 2-3 pada semifinal play-off menuju UEFA Europa Conference League.

Pertandingan yang digelar di kandang FC Twente, De Grolsch Veste, berlangsung intens dan memikat. Duel ini menjadi sorotan para pencinta sepak bola Indonesia, karena mempertemukan dua pemain keturunan Indonesia, yaitu Calvin Verdonk dan Mees Hilgers.

- Advertisement -
asia9QQ

Kekalahan yang Sulit Diterima

Pertandingan antara NEC Nijmegen dan FC Twente berlangsung sangat sengit. Kedua tim menunjukkan semangat juang tinggi demi mengamankan satu tempat di kompetisi Eropa. Namun, meski sudah memberikan perlawanan sengit, NEC Nijmegen harus mengakui keunggulan lawan setelah kebobolan gol di menit akhir.

FC Twente mencetak gol melalui Michal Sadilek (16’), Sem Steijn (62’), dan Younes Taha (94’). Sementara NEC hanya mampu membalas melalui Kodai Sano di menit ke-47 dan Vito van Crooij pada menit ke-55. Gol di masa tambahan waktu membuat semangat tim Calvin Verdonk runtuh seketika.

Hasil ini memupus harapan NEC untuk tampil di pentas Eropa. Kekalahan itu menjadi sangat menyakitkan karena NEC sempat mengendalikan permainan dan berada dalam posisi menguntungkan.

Emosi Memuncak Usai Peluit Panjang

Menurut laporan dari media lokal Forza NEC, Calvin Verdonk tidak mampu menyembunyikan rasa frustrasinya usai laga berakhir. Ia tampak emosional dan marah dengan berbagai keputusan serta situasi yang terjadi di lapangan, termasuk dugaan permainan waktu oleh pemain lawan.

“Saya hanya ingin menang. Tapi mereka terus melempar bola dari ruang ganti. Itu membuat kami kehilangan bola satu atau dua kali,” ujar Verdonk.

Dalam momen tersebut, ia juga mempertanyakan sikap pasif ofisial pertandingan. Ia merasa tidak mendapatkan perlindungan yang semestinya saat mencoba menegur pemain lawan yang dianggap mengulur waktu. Kiper FC Twente bahkan disebutnya menahan bola terlalu lama, melebihi enam detik yang diperbolehkan dalam aturan FIFA.

Nyaris Kena Kartu Merah Akibat Aksi Emosional

Aksi emosional Verdonk di penghujung laga hampir berujung pada kartu merah. Ia melakukan pelanggaran keras di sisi lapangan yang memicu teguran keras dari wasit. Beruntung, wasit tidak mengusirnya dari pertandingan, meskipun tensi pertandingan saat itu sangat panas.

“Sejujurnya saya tidak peduli kalau akhirnya harus kena kartu merah. Pertandingan hampir selesai. Saya hanya akan merugikan diri sendiri karena bakal diskors musim depan,” ungkapnya.

Reaksi berlebihan itu rupanya turut membuat keluarga dan kerabatnya khawatir. Setelah pertandingan, Verdonk mengaku menerima banyak pesan dari keluarganya. Beberapa di antaranya mempertanyakan sikapnya yang dianggap tidak seperti biasanya.

“Saya mendapatkan banyak pesan seperti, ‘Apa yang kamu lakukan?’ atau ‘Itu bukan dirimu’. Tapi dalam situasi seperti itu, saya benar-benar tidak berpikir jernih,” tambahnya.

NEC Nijmegen Tampil Inkonsisten Meski Masuk Play-off

Musim 2024/2025 bisa dibilang berjalan cukup aneh bagi NEC Nijmegen. Mereka tampil inkonsisten namun tetap mampu menyegel posisi delapan klasemen akhir Eredivisie dengan total 43 poin. Posisi tersebut memberi mereka peluang untuk tampil di babak play-off demi merebut satu tiket ke Eropa.

Sayangnya, usaha tersebut kandas di tangan FC Twente. Tim asal Enschede itu tampil lebih efektif dan mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada. NEC sebenarnya mampu bangkit setelah tertinggal, namun gol penentu di menit 94 membuat semua kerja keras mereka sirna.

Pengakuan Jujur Verdonk: Lebih Baik Kalah Telak

Dalam wawancara seusai pertandingan, Verdonk meluapkan rasa frustrasinya. Ia mengaku lebih bisa menerima kekalahan telak daripada harus kalah secara dramatis di menit akhir, terutama saat mereka sempat berada dalam posisi dominan.

“Lebih baik kami kalah 3-0 sejak awal daripada kalah 3-2 dalam kondisi menguasai pertandingan. Kami sempat mengontrol permainan, apalagi mereka hanya bermain dengan sepuluh orang,” kata Verdonk.

Ia juga menyoroti performa timnya dalam 40 menit pertama pertandingan. Menurutnya, saat itu NEC tampil buruk dan tidak mampu membendung pergerakan pemain Twente yang bermain agresif dan penuh energi.

“Kami kesulitan sejak awal. Mereka bermain sangat bagus dan membuat kami tidak mampu berduel,” pungkas pemain berusia 28 tahun ini.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments