Proses naturalisasi Calvin Verdonk telah selesai dan pintu pun terbuka lebar baginya untuk membela Timnas Indonesia. Kehadirannya di skuad Timnas Indonesia tidak hanya menjadi berita gembira bagi para penggemar sepakbola Tanah Air, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana hal ini akan memengaruhi dinamika tim.
Menurut laporan dari Ketua PSSI, Erick Thohir, FIFA telah menyetujui proses perpindahan asosiasi Verdonk. Dengan demikian, pemain berusia 27 tahun ini sudah memenuhi syarat untuk bergabung dalam skuad Timnas Indonesia pada pertandingan melawan Filipina yang dijadwalkan pada tanggal 12 Juni mendatang.
Erick Thohir menegaskan bahwa Verdonk sudah siap untuk bermain saat melawan Filipina. Meskipun keputusan akhir mengenai susunan pemain tetap ada di tangan pelatih, namun kehadiran Verdonk akan memberikan opsi yang menarik di lini pertahanan Timnas Indonesia.
Verdonk sudah terbukti memiliki kualitas yang mumpuni. Musim lalu, dia tampil dalam 33 pertandingan di Eredivisie bersama NEC Nijmegen, mencatatkan dua gol dan dua assist. Dengan pengalamannya yang luas dan kontribusinya yang signifikan di lapangan, Verdonk diprediksi akan menjadi pesaing serius bagi Shayne Pattynama untuk posisi bek kiri Timnas Indonesia.
Namun, kedatangan Verdonk juga menimbulkan pertanyaan, siapa yang akan menjadi ‘korban’ dari bergabungnya Verdonk dengan Timnas Indonesia? Berikut ulasan selengkapnya.
Nathan Tjoe-A-On
Kehadiran Calvin Verdonk di Timnas Indonesia bisa mengubah dinamika persaingan di tim, dan salah satu pemain yang mungkin terdampak adalah Nathan Tjoe-A-On. Meskipun begitu, Nathan tetap memiliki peran penting dalam skuad, meski peran utamanya sebagai bek kiri mungkin akan berkurang.
Meski demikian, Nathan tetap menjadi aset berharga bagi Timnas Indonesia. Keunikan Nathan terletak pada kemampuannya untuk bermain di beberapa posisi berbeda dengan performa yang konsisten. Selain sebagai bek kiri, Nathan juga mampu tampil apik sebagai bek tengah dan gelandang bertahan.
Salah satu hal yang membuat Nathan tetap menjadi pilihan yang menarik adalah kemampuannya untuk turun di level Indonesia U-23. Di tingkat ini, Nathan masih dianggap sebagai salah satu opsi terbaik bersama Pratama Arhan, memberikan fleksibilitas tambahan bagi pelatih dalam mengatur komposisi tim.
Yance Sayuri
Yance Sayuri, yang belakangan sering mendapatkan panggilan dari pelatih Shin Tae-yong, menghadapi sejumlah rintangan dalam perjalanannya bersama Timnas Indonesia. Saudara kembar dari Yakob Sayuri ini sering kali terhalang oleh cedera yang mengganggu kesempatan bermainnya untuk timnas.
Cedera menghalangi Yance dari berpartisipasi dalam sejumlah pertandingan penting, seperti yang terjadi sebelum Piala Asia 2023 dan jelang pertandingan melawan Irak dan Filipina pada Juni 2023. Meskipun demikian, Yance tetap dianggap sebagai pemain yang memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan bagi timnas.
Edo Febriansyah
Edo Febriansyah, bek kiri andalan Persib Bandung, sering mendapat panggilan dari pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, meskipun jarang mendapatkan kesempatan bermain di lapangan. Meskipun begitu, kehadirannya di skuad Timnas Indonesia tetap memberikan dampak positif.
Meski Edo termasuk dalam skuad Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2023, ia tidak mendapatkan kesempatan bermain di turnamen tersebut. Persaingan ketat dengan Pratama Arhan dan Shayne Pattynama membuatnya kesulitan untuk mendapatkan menit bermain.
Ke depannya, Edo mungkin akan jarang mendapatkan panggilan ke Timnas Indonesia, terutama dengan kehadiran Calvin Verdonk yang memperketat persaingan di posisi bek kiri. Namun, eks pemain Persik Kediri ini kemungkinan akan dipanggil saat ada kebutuhan mendesak. Seperti cedera atau absennya beberapa pemain di skuad Garuda.
Pratama Arhan
Pratama Arhan telah menjadi salah satu pemain kunci dalam skuad Timnas Indonesia sejak debutnya pada Mei 2021. Dengan total 39 caps bersama Skuad Garuda, Arhan telah membuktikan kualitasnya di level internasional.
Kehadiran Calvin Verdonk dalam skuad Timnas Indonesia menempatkan posisi Arhan dalam ancaman yang nyata. Persaingan di posisi bek kiri menjadi semakin ketat, dan Arhan harus berusaha untuk mempertahankan tempatnya di tim. Ini menuntutnya untuk tampil lebih konsisten, terutama di level klub, untuk meningkatkan peluangnya di timnas.
Meskipun bergabung dengan Tokyo Verdy pada 2022 dan Suwon FC pada musim 2024, Arhan mengalami kesulitan untuk mendapatkan menit bermain di tim utama. Hal ini menjadi tantangan tersendiri baginya untuk tetap bersaing di level klub dan mempertahankan posisinya di Timnas Indonesia.