Klub raksasa Spanyol, Barcelona memang sudah mengalami masalah dua tahun belakangan. Puncaknya, terjadi musim lalu, skuat ini tidak memperoleh gelar satu pun dari semua laga yang diikuti. Bahkan, hingga kini Barcelona masih terseok di La Liga.
Barcelona Masih Terseok di Papan Tengah La Liga Musim 2020-2021
Olahraga adalah permainan. Di sini menang dan kalah dialami perorangan silih berganti. Tidak ada yang abadi.
Namun, di Liga Spanyol, Barcelona dan Real Madrid merupakan klub yang paling sering memproleh trofi atau gelar juara antar klub di negara Spanyol dan di Eropa secara umum. Di era jayanya sekitar tahun 2004 hingga 2014, La Blaugrana beberapa kali menyapu bersih semua gelar dalam satu musim.
Keterpurukan Barcelona sudah terlihat sejak tahun lalu. Di awal musim, Barcelona sudah tidak terlihat nonkonsisten. Itu sebabnya, di awal Januari 2020 pelatih Ernesto Valverde dipecat dan diganti dengan Quique Setien.
Baru dua bulan Setien berada di Camp Nou, pandemi Covid-10 melanda dunia dan hampir semua kegiatan di dunia berhenti, termasuk laga La Liga.
Sekitar bulan Agustus 2020, jadwal pertandingan diperbaharui dan dilanjutkan, Di sini Setien dapat dikatakan gagal pula. Kekalahan terbesar Barcelona terjadi di perempat final Liga Champions. Messi, dkk dipukul telak Bayern Munchen yang kemudian menjadi juara dengan skor 2-8.
Angka yang menyesakkan. Manajemen Barcelona langsung memecat kembali pelatih Setien yang baru datang setengah musim.
Tidak sampai satu minggu, Ronald Koeman dari Belanda didatangkan ke Camp Nou.
Masalah belum selesai. Meski Koeman dan manajemen berhasil mempertahankan Messi, Barcelona justru masih terseok-seok di papan tengah.
Setelah p-ekan lalu kalah 1-2 dari Cadiz, kini posisi El Barca berada di peringkat 9 klasemen sementara. Peringkat tersebut dikantongi dengan perolehan 14 poin dari 10 laga. Sementara posisi puncak masih dikuasai Atletico Madrid yang engupulkan 26 poin juga dari 10 laga.
Posisi skuat asuhan Koeman hanya berbeda 3 poin dari Osasuna di bawahnya. Osasuna adalah klub yang musim lalu berada di peringkat degradasi.
Tim asal Catana yang sepertinya masih bergantung kepada sang bintang, Lionel Messi, baru memenangkan 4 kali pertandingan yang diselenggarakan. Kemenangan tersebut diraih saat melawan Villareal, Celta Vigo, Real Betis, dan Osasuna.
Dalam sejarah Barcelona, posisi musim ini walaupun masih sementara adalah yang terburuk. Selama ini, peringkat Barcelonan paling jauh di final pada peringkat 6. Itu terjadi pada musim 1087-1988 saat kepelatihan kepala dipegang oleh Venables.
Menurut media Spanyol, Marca, kesulitan Barcelona dalam mengembangkan permainan di lapangan paling tidak terlihat dari 3 hal.
Pertama, La Blaugrana mempunyai lini belakang yang kendor. Ini tidak hanya terlihat dari sang kiper. Namun, berlaku pada semua bagian pertahanan hingga bola sampai ke mulut gawang.
Hasil pertandingan yang terlihat: 1-1 melawan Sevilla; 0-1 melawan Getafe; 1-3 melawan Real Madrid; 1-1 melawan Alaves; 0-1 melawan Athletico Madrid, dan 1-2 melawan Cadiz.
Dari catatan itu, Barcelona berarti sudah kebobolan 11 gol. Mereka hanya berhasil 3 kali cleansheet.
Kedua, kesulitan Barcelona terlihat pada hasil buruk di setiap pertandingan atau laga tandang. Dari 5 laga tandang yang sudah dijalani, mereka hanya menang ketika elawan Celta Vigo di Balaidos. Sisanya, skuat asuhan Koemann kalah dari Cetafe, Alaves, Athletico Madrid, dan Cadiz.
Ketiga, kreativitas dan agresivitas gol tim sangat mini. Berdasarkan catatan yang ada, pemain-pemain El Barca hanya dapat memasukkan gol rata-rata dalam 45 menit dan rata-rata 3 tembakan baru menghasilkan 1 gol. Angka terburuk Barca selama 12 sampai 13 tahun terakhir.
Pada pertandingan terakhir melawan Cadiz, terlihat bahwa bintang mereka asal Argentina bekerja keras seorang diri. Messi menghasilkan 10 tembakan tanpa hasil, sedangkan Griezman hanya 1 tembakan yang juga tidak berhasil.
Perjalanan La Liga masih setengah musim. Barcelona masih terseok dapat saja mengejar ketinggalan. Apalagi prestasi di penyisihan grup Liga Champions cukup bagus, belum terkalahkan dan menjadi juara grup.