Saturday, December 6, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Spanyol10 Rekrutan Aneh bin Ajaib Real Madrid: Tiga Pemain Sempat Mentas di...

10 Rekrutan Aneh bin Ajaib Real Madrid: Tiga Pemain Sempat Mentas di Liga Indonesia

Real Madrid memang dikenal sebagai rumah bagi banyak bintang kelas dunia, namun ternyata ada rekrutan aneh yang pernah didatangi oleh tim besar Spanyol tersebut. Pada era Los Galacticos awal tahun 2000-an, mereka mendatangkan nama-nama besar seperti Luis Figo, Zinedine Zidane, Ronaldo Nazario, hingga David Beckham. Perburuan pemain papan atas itu berlanjut hingga kini dan menjadikan Los Blancos sebagai salah satu klub tersukses di Eropa. Namun, di balik gemerlap tersebut, Madrid juga mengambil keputusan transfer yang sulit dipahami. Beberapa rekrutan bahkan tidak jelas perannya, tidak sesuai kebutuhan, atau gagal memenuhi ekspektasi yang melekat pada klub sebesar Real Madrid.

Selain itu, sebagian dari mereka justru menjalani karier yang jauh dari sorotan setelah meninggalkan Spanyol. Menariknya, tiga di antaranya bahkan sempat berkarier di Liga Indonesia. Karena itu, daftar ini bukan sekadar mengulas transfer yang aneh, tetapi juga menggambarkan betapa uniknya perjalanan karier beberapa pemain tersebut.

- Advertisement -
asia9QQ

10. Fabinho

Fabinho dikenal sebagai pilar penting Liverpool di era Jurgen Klopp. Namun, kariernya sempat bersinggungan dengan Real Madrid. Ia datang sebagai pemain pinjaman dari Rio Ave dan masuk ke skuad Castilla. Meskipun memiliki potensi, Fabinho tidak mendapat kepercayaan dari Jose Mourinho yang kala itu lebih mengandalkan pemain berpengalaman.

Karena minim kesempatan, Fabinho kemudian hijrah ke AS Monaco dan berkembang pesat. Ia bahkan meraih gelar Ligue 1 sebelum membawa Liverpool menjuarai Premier League. Kepergiannya membuat banyak orang menilai bahwa Madrid melewatkan talenta besar.

9. Eero Markkanen

Eero Markkanen menjadi salah satu transfer paling membingungkan dalam sejarah Real Madrid. Mereka mendatangkan striker Finlandia tersebut pada 2014 dari AIK. Tetapi, alih-alih menjadi bagian tim utama, ia justru hanya menghuni skuad Castilla dan bertahan kurang dari setahun.

Setelah pergi dari Madrid, Markkanen sempat berpetualang ke berbagai negara dan bahkan bermain untuk PSM Makassar. Karena itulah transfernya ke Madrid dianggap aneh sekaligus sulit dijelaskan secara taktis.

8. Pedro León

Pedro León datang ke Real Madrid setelah tampil gemilang bersama Getafe. Ia bahkan pernah mencetak gol penyeimbang penting saat Madrid menghadapi AC Milan di Liga Champions. Sayangnya, kesempatannya sangat minim di Bernabéu.

Dengan hanya tampil dalam 10 pertandingan, León kembali ke Getafe tanpa meninggalkan kesan kuat. Transfer ini dianggap tidak efektif karena Madrid tidak benar-benar membutuhkannya.

7. Emmanuel Adebayor

Adebayor tiba di Madrid pada awal 2011 sebagai pemain pinjaman dari Manchester City. Banyak yang mempertanyakan keputusan ini karena skuad Madrid sudah memiliki Benzema, Higuain, Morata, dan Cristiano Ronaldo.

Walaupun mencetak delapan gol dari 22 laga, kontribusinya tidak cukup signifikan. Madrid hanya meraih Copa del Rey pada musim itu dan tidak mempermanenkan sang striker.

6. Royston Drenthe

Royston Drenthe datang ke Madrid dengan status pemain muda berbakat dari Feyenoord. Namun, performanya jauh dari harapan. Ia tidak mampu menembus tim utama secara konsisten dan sering mendapat kritik dari pendukung.

Setelah tiga musim yang tidak stabil, Drenthe dipinjamkan ke beberapa klub sebelum akhirnya berkarier di tim-tim kecil Eropa. Rekrutmen ini dianggap tidak tepat karena Madrid membutuhkan pemain dengan pengalaman lebih besar.

5. Jonathan Woodgate 

Woodgate direkrut saat ia sedang mengalami cedera punggung. Keputusan ini dianggap berisiko tinggi, dan hasilnya sesuai kekhawatiran. Saat akhirnya tampil, ia mencetak gol bunuh diri dan mendapat kartu merah pada debutnya.

Cedera berulang membuatnya sulit tampil konsisten. Karena itu, transfer ini sering disebut sebagai salah satu yang paling aneh dalam sejarah klub.

4. Antonio Cassano

Madrid mendatangkan Cassano dengan harga murah karena ia berseteru dengan manajemen AS Roma. Namun, konflik yang sama muncul kembali di Bernabéu. Ia kerap bersitegang dengan Fabio Capello dan gagal menunjukkan performa terbaiknya.

Setelah hanya semusim, Cassano dipinjamkan ke Sampdoria. Transfer ini memperlihatkan bahwa Madrid tidak belajar dari rekam jejak sang pemain.

3. Michael Essien

Essien datang pada masa akhir era Mourinho. Pemain asal Ghana itu sudah melewati masa emasnya. Madrid membutuhkan gelandang dinamis, tetapi Essien tidak lagi memiliki kemampuan untuk tampil konsisten.

Menariknya, ia kemudian sempat berkarier di Persib Bandung. Karena performanya yang menurun, rekrutannya di Madrid dinilai tidak tepat.

2. Thomas Gravesen

Gravesen bersinar di Everton sebagai gelandang box-to-box. Namun, Madrid memaksanya bermain sebagai gelandang bertahan, peran yang tidak sesuai kualitasnya. Karena itu, ia tidak tampil maksimal.

Transfer ini membingungkan karena Madrid sebenarnya membutuhkan pemain lain, bukan Gravesen. Setelah itu, ia meninggalkan klub tanpa torehan berarti.

1. Julien Faubert

Faubert datang dari West Ham dengan status pinjaman. Ia sulit mendapat menit bermain dan bahkan pernah tertidur di bangku cadangan. Karena minim kontribusi, ia cepat dikembalikan ke klub asalnya.

Yang unik, Faubert juga sempat berkarier di Indonesia bersama Borneo FC. Perjalanannya membuat transfer ke Madrid semakin terlihat janggal.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments