Friday, November 21, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisMane Akui Pernah Marah Besar pada Mohamed Salah, Begini Kisah Sebenarnya di...

Mane Akui Pernah Marah Besar pada Mohamed Salah, Begini Kisah Sebenarnya di Balik Insiden Burnley 2019

Trio Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino pernah menjadi mesin gol menakutkan di Eropa. Mereka membawa Liverpool mencapai era kejayaan lewat permainan agresif dan penuh kreativitas. Namun, di balik kerja sama yang terlihat harmonis, ada satu momen panas yang sempat memicu spekulasi panjang tentang hubungan dua di antaranya.

Insiden tersebut terjadi pada musim 2019/20 saat Liverpool melawan Burnley di Turf Moor. Mane, yang tampil tajam pada laga itu, terlihat marah besar ketika Salah memilih menembak daripada mengoper bola kepadanya yang berdiri bebas. Kamera menangkap ekspresi emosional Mane di bangku cadangan, dan momen itu langsung viral.

- Advertisement -
asia9QQ

Karena kejadian tersebut, banyak fans percaya bahwa hubungan Mane dan Salah tidak pernah benar-benar akur. Dugaan rivalitas terselubung mulai muncul, bahkan ada yang menyebut keduanya bersaing menjadi bintang utama tim. Meski begitu, Mane kini akhirnya menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana ia memaknai insiden tersebut, dan mengapa hubungan mereka justru semakin solid setelahnya.


Mane: Salah Pemain Hebat Meski Kadang Tak Mengoper

Dalam wawancara bersama Rio Ferdinand, Mane menegaskan bahwa hubungannya dengan Salah sebenarnya baik sejak awal. Ia memandang Salah sebagai pemain kelas dunia sekaligus pribadi yang menyenangkan di luar lapangan. Menurutnya, apa yang terlihat di lapangan hanyalah bagian normal dari dinamika permainan.

Ia menjelaskan bahwa gaya bermain cepat Liverpool membuat banyak keputusan terjadi dalam hitungan detik. Karena itu, seorang pemain bisa saja melihat rekannya, namun pada momen lain tidak. Terkadang Salah memilih mengoper, tetapi ia juga tidak ragu menembak jika merasa peluangnya lebih besar.

Mane menilai situasi itu sebagai hal wajar, bukan tanda ketidakharmonisan. Ia bahkan menyebut bahwa orang-orang di luar lapangan sering terlalu cepat menilai. Baginya, ritme menyerang Liverpool saat itu memang membuat keputusan individual menjadi sangat penting. Karena itu, apa yang terlihat di kamera tidak selalu menggambarkan keseluruhan cerita.


Insiden Burnley: Ketegangan Singkat yang Jadi Sorotan

Walau memahami kondisi di lapangan, Mane mengakui bahwa insiden di Burnley memang membuatnya benar-benar marah. Saat itu ia berdiri bebas dan siap menerima umpan. Kesempatan tersebut tampak begitu jelas sehingga ia yakin seharusnya menjadi momen assist untuk Salah.

Karena itu, ketika Salah memilih menembak, rasa frustrasinya langsung melonjak. Sesampainya di tepi lapangan, ia meluapkan emosinya kepada staf pelatih. Ekspresinya yang begitu marah membuat situasi semakin diperhatikan kamera. Bahkan Firmino tertangkap sedang tersenyum kecil, seolah mengetahui drama internal sedang terjadi.

Menurut Mane, kemarahan itu bukan karena ia merasa bermusuhan dengan Salah, tetapi karena ia percaya rekan setimnya itu punya kualitas untuk membuat keputusan lebih tepat. Dengan kata lain, ia kecewa pada situasi, bukan pada orangnya.


Klarifikasi Mane: Tidak Ada Dendam, Hubungan Justru Menguat

Walaupun momen itu memicu rumor panjang, kenyataannya masalah tersebut selesai hanya dalam satu hari. Mane mengungkapkan bahwa Salah mendatanginya keesokan harinya untuk menjelaskan apa yang terjadi. Ia tidak bermaksud mengabaikan Mane, dan ia juga tak melihat posisi rekannya dengan jelas.

Percakapan itu berlangsung jujur dan ringan. Mane menerima penjelasan tersebut dan langsung menganggap masalah sudah selesai. Sejak saat itu, hubungan mereka bahkan menjadi lebih dekat. Mereka tetap bahu-membahu bersama Firmino sebagai trio mematikan yang membawa Liverpool meraih trofi besar dalam dua musim berikutnya.

Menurut Mane, seorang penyerang memang sering hanya fokus mencari celah mencetak gol. Dalam kondisi tertentu, pemain tidak melihat siapa pun di sekitarnya. Karena itu, Mane yakin Salah tidak melakukannya karena alasan pribadi. Ia hanya ingin mencetak gol, sama seperti penyerang lainnya.

Penjelasan itu menunjukkan betapa kuatnya chemistry keduanya. Walau ada momen panas di lapangan, mereka tetap profesional dan dewasa dalam menyelesaikan masalah.


Persahabatan yang Lebih Besar daripada Insiden

Insiden Burnley 2019 sempat memicu banyak spekulasi. Namun, setelah penjelasan Mane, terlihat jelas bahwa keduanya selalu menjaga hubungan baik. Mereka memahami tekanan yang muncul dalam permainan cepat Liverpool dan mampu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

Pada akhirnya, momen tersebut hanya menjadi catatan kecil dalam perjalanan panjang dua pemain besar yang membangun era keemasan Liverpool. Mereka tidak hanya kuat sebagai individu, tetapi juga kompak sebagai bagian dari unit serangan paling berbahaya di Eropa.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments