Perburuan pelatih baru Timnas Indonesia memasuki fase yang jauh lebih rumit dibanding dugaan awal, di mana nama Timur Kapadze kini tidak lagi berada dalam situasi aman. Persaingan justru semakin terbuka. Karena itu, langkah PSSI untuk mendatangkan pelatih berusia 44 tahun tersebut dipastikan membutuhkan strategi dan kecepatan.
Awalnya, banyak pihak mengira negosiasi PSSI akan berjalan lebih mudah setelah Kapadze mundur dari posisinya di tim nasional Uzbekistan. Namun, perkembangan terbaru menunjukkan sebaliknya. Sejumlah klub dari Liga Premier Kazakhstan dikabarkan ikut mengamati situasi Kapadze, bahkan beberapa di antaranya telah dianggap siap mengajukan tawaran konkret. Selain itu, rumor ketertarikan dari klub China dan Turki membuat bursa perebutan pelatih ini semakin menarik.
Kapadze Sudah Kirim Sinyal Positif untuk Indonesia
Meski persaingan makin padat, Kapadze sebenarnya sudah memberikan sinyal kuat bahwa ia tertarik bekerja di Indonesia. Sejak resmi meninggalkan Uzbekistan, ia menegaskan bahwa dirinya siap kembali melatih dalam waktu dekat. Selain itu, ia menyebut Timnas Indonesia sebagai salah satu opsi yang tidak ia tutup sama sekali.
Dalam sebuah wawancara, ia menyatakan, “Saya siap memimpin tim nasional Indonesia. Saat ini saya bebas dan menunggu tawaran.” Ucapan itu langsung menjadi sorotan publik karena menunjukkan keterbukaan dan kesediaannya menangani proyek besar yang sedang dijalankan PSSI.
Karena itu, banyak pendukung Skuad Garuda berharap PSSI tidak melewatkan kesempatan ini. Terlebih lagi, karakter kepelatihan Kapadze yang dikenal disiplin, ramah pada pemain muda, dan fokus pada progres jangka panjang dianggap cocok untuk arah pengembangan sepak bola Indonesia.
Pesaing dari Kazakhstan Mulai Serius
Media Uzbekistan, Championat Asia, melaporkan bahwa tujuh klub Kazakhstan sedang tidak memiliki pelatih kepala, dan beberapa di antaranya telah memasukkan Kapadze sebagai target utama. Situasi ini menjadi ancaman besar bagi PSSI. Karena tujuh klub tersebut diperkirakan bergerak agresif dalam mencari pelatih, persaingan pun berlangsung sangat terbuka.
Selain itu, motivasi klub-klub Kazakhstan untuk mendatangkan Kapadze cukup kuat. Mereka membutuhkan pelatih berpengalaman di kompetisi internasional, dan Kapadze dianggap memenuhi kriteria tersebut. Karena itu, siapa yang lebih dulu memberikan tawaran konkret kemungkinan besar akan memenangkan perlombaan ini.
Ironi di Balik Status Bebas Transfer
Kapadze bukan pelatih yang kehilangan pekerjaan karena hasil buruk. Justru sebaliknya, ia berhasil mengantarkan Uzbekistan lolos ke Piala Dunia 2026. Prestasi besar itu seharusnya menjadi alasan untuk mempertahankannya. Namun, Federasi Sepak Bola Uzbekistan (UFA) membuat keputusan mengejutkan dengan menunjuk Fabio Cannavaro sebagai pelatih kepala. Setelah itu, Kapadze dipindahkan menjadi asisten pelatih.
Posisi baru itu tidak sebanding dengan pencapaian yang sudah ia torehkan. Karena merasa tak lagi memiliki ruang untuk berkembang, Kapadze memilih mundur. Keputusan tersebut membuka peluang bagi klub dan federasi yang membutuhkan pelatih berkualitas, termasuk Indonesia.
Ironi ini membuat namanya menjadi salah satu yang paling panas di bursa pelatih. Selain itu, klub-klub yang ingin membangun proyek besar tentu melihat rekam jejaknya sebagai modal berharga.
Rekam Jejak Tak Terkalahkan
Kualitas Kapadze tidak hanya terlihat dari pencapaiannya membawa Uzbekistan ke Piala Dunia, tetapi juga dari rekor tak terkalahkan dalam delapan pertandingan sebagai pelatih kepala. Dari seluruh laga tersebut, timnya meraih lima kemenangan dan tiga hasil imbang. Mereka mencetak 13 gol dan hanya kebobolan lima kali. Produktivitas yang stabil serta pertahanan yang solid menunjukkan kemampuannya membaca pertandingan dan meracik strategi efektif.
Selain itu, ia memiliki reputasi dekat dengan pemain dan sering memberi kesempatan kepada talenta muda. Gaya kepemimpinannya yang tegas namun komunikatif sering dipuji pemain yang pernah bekerja dengannya. Karena itu, banyak pengamat menilai kapabilitas Kapadze sesuai dengan karakter Timnas Indonesia yang dihuni banyak pemain muda potensial.
PSSI Tidak Boleh Terlambat
Melihat kondisi saat ini, PSSI harus bergerak cepat agar tidak kalah bersaing. Karena tujuh klub Kazakhstan dan beberapa tim dari negara lain sudah menunjukkan minat, peluang PSSI bisa menurun jika proses negosiasi berlangsung terlalu lama. Oleh sebab itu, langkah tegas dan cepat menjadi kunci utama.
Pada akhirnya, siapa yang bergerak dahulu akan menang. Jika PSSI dapat membuat pendekatan konkret dalam waktu dekat, peluang mendatangkan Kapadze tetap terbuka lebar.






