Tensi panas di Serie A kembali memuncak setelah Antonio Conte melontarkan sindiran tajam kepada Inter Milan. Pelatih Napoli itu menuding rivalnya mencoba memengaruhi opini publik dan perangkat pertandingan melalui protes keras yang dilakukan pekan lalu.
Sindiran tersebut muncul setelah Napoli mendapat penalti kontroversial saat melawan Lecce. Conte menduga bahwa tekanan dari kubu Inter mulai berdampak pada keputusan wasit di laga lain.
Awal Mula Ketegangan Napoli vs Inter
Ketegangan ini bermula dari duel sengit antara Napoli dan Inter Milan akhir pekan lalu. Dalam pertandingan yang digelar di Stadio Diego Armando Maradona, Napoli sukses menaklukkan Inter dengan skor 3-1. Namun, kemenangan itu tidak lepas dari kontroversi.
Giovanni Di Lorenzo dijatuhkan oleh Henrikh Mkhitaryan di kotak penalti, dan asisten wasit langsung memberi sinyal pelanggaran. Meskipun kontak terlihat sangat minimal, keputusan tersebut tetap dipertahankan setelah tinjauan VAR. Banyak pengamat menilai bahwa insiden itu tidak cukup kuat untuk dijadikan penalti, bahkan beberapa mantan wasit menilai keputusan itu seharusnya dibatalkan.
Karena keputusan tersebut, suasana semakin panas. Inter merasa dirugikan, sementara Napoli menilai penalti itu sah karena adanya kontak yang jelas. Perbedaan pandangan inilah yang kemudian memicu perang kata antara kedua kubu.
Protes Keras dari Inter Milan
Pascapertandingan, pihak Inter langsung melancarkan protes keras terhadap wasit dan otoritas Serie A. Presiden klub, Beppe Marotta, bahkan turun langsung ke ruang pers untuk menyuarakan ketidakpuasannya. Ia menilai bahwa timnya telah menjadi korban keputusan yang tidak adil dan menuntut evaluasi menyeluruh terhadap sistem VAR.
Sikap Marotta tersebut mendapat banyak perhatian karena dinilai tidak biasa. Biasanya, protes seperti itu hanya disampaikan melalui jalur resmi. Namun kali ini, Inter memilih untuk berbicara langsung kepada media. Bagi Conte, tindakan itu dianggap sebagai bentuk tekanan terbuka terhadap otoritas perwasitan.
“Ketika presiden turun langsung ke media dan berbicara soal wasit, itu bukan sekadar protes, tetapi upaya membentuk opini,” ujar Conte dengan nada tajam. Ia menilai bahwa perilaku seperti itu berpotensi memengaruhi independensi wasit pada laga-laga berikutnya.
Sindiran Tajam Usai Laga Napoli vs Lecce
Beberapa hari setelah laga panas kontra Inter, Napoli kembali bertanding melawan Lecce. Dalam laga itu, tim asuhan Conte mendapat penalti melalui keputusan VAR yang memicu perdebatan baru. Wasit awalnya tidak memberikan pelanggaran, tetapi setelah meninjau rekaman, ia memutuskan adanya handball oleh Juan Jesus.
Proses pemeriksaan VAR tersebut berlangsung cukup lama dan dianggap terlalu bertele-tele. Karena itu, muncul kecurigaan bahwa tekanan publik akibat protes Inter pekan sebelumnya mulai memengaruhi keputusan wasit. Conte pun secara terbuka menyinggung hal tersebut dalam konferensi pers usai pertandingan.
“Kami berharap rengekan itu tidak mempengaruhi Rocchi (penanggung jawab wasit) dan para ofisial pertandingan,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa Napoli tidak akan mengikuti gaya Inter yang menurutnya terlalu banyak mengeluh. “Kami di sini bukan untuk merengek, tetapi kami juga tidak bodoh,” lanjutnya dengan nada tajam.
Reaksi dari Pihak Inter
Tentu saja, komentar panas Conte langsung mendapat respons dari kubu Inter. Asisten pelatih Cristian Chivu menilai bahwa Conte seharusnya fokus pada timnya sendiri, bukan mencari alasan di luar lapangan. Ia menyebut bahwa Inter tidak tertarik untuk membalas komentar dengan nada serupa dan menegaskan bahwa klubnya hanya ingin berbicara lewat performa di lapangan.
Namun demikian, pernyataan Chivu tidak sepenuhnya meredakan ketegangan. Karena itu, media Italia kini menyoroti hubungan antara kedua klub yang semakin memburuk. Selain rivalitas di lapangan, pertarungan opini di luar stadion kini menjadi bagian dari drama panjang Serie A musim ini.
Implikasi untuk Serie A
Kontroversi ini menyoroti masalah yang lebih besar dalam dunia sepak bola Italia: tekanan terhadap wasit. Karena setiap keputusan kini dapat direkam dan dianalisis publik, banyak pelatih merasa tergoda untuk mengomentari kinerja perangkat pertandingan. Akibatnya, independensi wasit bisa terganggu jika federasi tidak bersikap tegas.
Conte mungkin dikenal sebagai pelatih yang berapi-api, tetapi komentarnya kali ini menyoroti isu serius tentang pengaruh media terhadap persepsi perwasitan. Di sisi lain, Inter merasa bahwa mereka hanya menuntut keadilan yang semestinya.
Bagaimanapun, rivalitas antara Napoli dan Inter kini tidak hanya soal perebutan posisi di klasemen, tetapi juga pertarungan citra dan moralitas di balik layar. Karena itu, Serie A tampaknya akan terus panas, baik di lapangan maupun di ruang konferensi pers.






