Noni Madueke seperti Arjen Robben menurut Gary Neville, legenda Manchester United yang kini aktif sebagai pundit sepak bola. Pujian ini muncul usai winger muda Arsenal itu tampil luar biasa sejak awal musim, baik bersama klub maupun timnas Inggris. Kehadirannya di Emirates Stadium sempat diragukan karena Arsenal mengeluarkan dana besar senilai £52 juta untuk memboyongnya dari Chelsea. Banyak penggemar menilai harga tersebut terlalu tinggi untuk pemain yang dianggap inkonsisten di klub lamanya. Namun, Madueke dengan cepat membungkam keraguan tersebut lewat performa impresifnya di lapangan.
Neville, yang pernah menghadapi langsung para winger legendaris di Premier League, mengaku terkejut dengan kualitas Madueke. Ia menilai pemain berusia 23 tahun itu memiliki kemampuan eksplosif yang sulit dihentikan, bahkan menyamakannya dengan sosok Arjen Robben. Bagi Arsenal, keberhasilan Madueke beradaptasi cepat menghadirkan ancaman baru di sektor sayap dan menambah variasi serangan bagi Mikel Arteta. Tidak hanya itu, Madueke juga membuat persaingan posisi di lini depan semakin ketat, bersanding dengan nama-nama besar seperti Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli.
Neville Terkejut dengan Level Madueke
Gary Neville mengakui bahwa dirinya salah menilai kualitas Madueke. Dalam salah satu episode The Gary Neville Podcast, ia menegaskan bahwa ekspektasinya semula terlalu rendah. Namun, performa sang winger di Arsenal dan timnas Inggris mengubah pandangannya secara drastis.
“Madueke jauh lebih baik dari yang saya bayangkan,” ujar Neville. Menurutnya, kecepatan, kelincahan, dan keberanian pemain itu membuat bek lawan sulit mengantisipasi pergerakannya. Neville bahkan teringat momen saat harus berhadapan dengan Robben, sosok winger Belanda yang identik dengan gaya bermain eksplosif dan tusukan mematikan dari sisi kanan.
Bagi Neville, ada kesamaan jelas dalam pola serangan Madueke dengan Robben. Kombinasi akselerasi cepat dan keputusan tajam di sepertiga akhir lapangan menjadikannya ancaman serius, baik di level klub maupun internasional.
Sayap Arsenal Makin Berbahaya
Kedatangan Madueke memberikan warna baru di sektor serangan Arsenal. Persaingan di sayap yang sebelumnya didominasi Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli kini semakin terbuka. Menurut Neville, hal ini justru sehat untuk menciptakan kedalaman skuad yang lebih solid.
“Orang-orang mengira Saka dan Martinelli akan mendominasi posisi sayap Arsenal selama lima sampai sepuluh tahun ke depan,” ujar Neville. “Namun Madueke menghadirkan tantangan baru dan kualitas berbeda.”
Neville menambahkan bahwa meski Madueke belum mencapai level tertinggi, potensinya sudah terlihat jelas. Dari sudut pandang seorang mantan bek sayap, pergerakannya begitu sulit diantisipasi. Dengan konsistensi, ia diyakini bisa menjadi salah satu pemain paling menentukan di Arsenal.
Gyokeres, Elemen Kontras yang Dibutuhkan
Selain membahas Madueke, Neville juga menyoroti Viktor Gyokeres, striker baru Arsenal. Ia menyebut Gyokeres sebagai sosok “misfit”, pemain yang terlihat berbeda dari karakter teknis mayoritas skuad Mikel Arteta.
Menurut Neville, justru gaya bermain Gyokeres yang lebih fisikal membuat Arsenal punya dimensi baru dalam menyerang. Pemain berusia 27 tahun itu dinilai mampu menghajar pertahanan tim-tim kecil, memberi Arsenal variasi serangan yang lebih berbahaya.
“Dia bukan pemain paling teknis, tetapi Arsenal membutuhkan tipe pendobrak seperti dirinya,” jelas Neville. Dengan kehadiran Gyokeres, lini depan The Gunners kini tidak hanya mengandalkan kreativitas dan kecepatan, tetapi juga kekuatan fisik.
Peran Penting Martin Zubimendi
Tak hanya sektor sayap dan lini depan, Neville juga menyoroti lini tengah Arsenal. Menurutnya, perekrutan Martin Zubimendi sama pentingnya dengan kehadiran Gyokeres. Gelandang asal Spanyol itu dianggap mampu memberi solusi dari masalah Arsenal musim lalu.
Kemampuan Zubimendi dalam memecah garis pertahanan lawan lewat umpan cepat membuat pergerakan Martin Odegaard lebih leluasa. Neville menilai kualitas distribusi bola Zubimendi akan mempercepat aliran serangan Arsenal sekaligus memperkuat stabilitas lini tengah.
Tidak hanya sebagai distributor, Zubimendi juga berkontribusi mencetak gol. Salah satunya terlihat saat ia mencetak sundulan di tiang jauh pada laga terbaru, bukti bahwa Arsenal kini memiliki gelandang dengan kemampuan dua arah yang lengkap.
Arsenal musim ini tampak memiliki kedalaman skuad yang lebih seimbang. Kehadiran Noni Madueke dengan gaya permainan ala Arjen Robben menambah variasi serangan di sayap. Di sisi lain, Gyokeres dan Zubimendi memberikan dimensi berbeda yang melengkapi strategi Mikel Arteta. Dengan komposisi baru ini, The Gunners berpeluang besar bersaing ketat dalam perebutan gelar di Premier League maupun Liga Champions.