Thursday, September 4, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisJamie Carragher Sindir Ruben Amorim Masih Bertahan di MU karena Karisma

Jamie Carragher Sindir Ruben Amorim Masih Bertahan di MU karena Karisma

Jamie Carragher sebut Ruben Amorim masih bertahan di Manchester United karena karisma, bukan karena prestasi di lapangan. Komentar pedas ini menjadi sorotan publik, mengingat posisi Amorim di kursi manajer Setan Merah terus menjadi bahan perdebatan. Pelatih asal Portugal itu disebut belum dipecat karena memiliki penampilan menawan dan mampu mengelola konferensi pers dengan baik, bukan lantaran membawa hasil positif bagi tim.

Kritik Carragher hadir di tengah kondisi MU yang tidak stabil sejak ditangani Amorim. Musim lalu, klub dengan sejarah panjang di Premier League itu finis di peringkat ke-15, sebuah catatan kelam yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tingkat kemenangan Amorim hanya sekitar 37 persen, jauh lebih rendah dibandingkan saat ia membesut Sporting CP. Meski begitu, pihak manajemen klub di bawah kendali INEOS masih memberi kesempatan, meski tekanan dari media dan penggemar semakin meningkat.

- Advertisement -
asia9QQ

Kemenangan tipis 3-2 atas Burnley lewat penalti kontroversial Bruno Fernandes pada menit ke-97 memang memberikan sedikit napas lega. Namun, hasil itu tidak cukup untuk menghapus jejak inkonsistensi tim di bawah Amorim. Dalam situasi seperti inilah, komentar Carragher menegaskan bahwa kehadiran Amorim di Old Trafford lebih karena faktor personalitas daripada prestasi nyata.


Kritik Pedas Carragher

Jamie Carragher, legenda Liverpool yang kini aktif sebagai pundit, mengungkapkan pandangannya dalam acara The Overlap Fan Debate. Ia menilai Ruben Amorim lebih sering menonjolkan sisi karismatik ketika berhadapan dengan media ketimbang menampilkan kualitas sebagai pemenang di lapangan.

“Dia hebat di konferensi pers, tetapi karena tidak menang, orang jadi berpikir, ‘lebih baik diam’,” ucap Carragher. Menurutnya, kelebihan Amorim hanya bertahan selama tim bisa menang. Begitu hasil tidak sesuai harapan, sikap karismatiknya justru dianggap tidak relevan.

Carragher bahkan menyebut banyak orang mulai merindukan figur seperti Jose Mourinho atau Brian Clough, dua manajer yang dikenal lantang berbicara namun punya satu kesamaan: mereka pemenang sejati. Dengan membandingkan Amorim pada level itu, Carragher menegaskan bahwa pesona saja tidak cukup untuk bertahan di kursi manajer klub sebesar Manchester United.


Hasil Buruk yang Tak Terbantahkan

Musim lalu, Manchester United mengalami musim paling buruk dalam sejarah modern mereka. Finis di posisi ke-15 menjadi catatan yang sulit diterima oleh penggemar. Tak hanya itu, rasio kemenangan Amorim pun menurun drastis, hanya 37 persen, yang berarti hampir separuh dari apa yang pernah ia capai bersama Sporting CP.

Hasil mengecewakan juga terjadi di kompetisi lain. MU gagal meraih tiket Liga Champions setelah kalah di final Liga Europa melawan Tottenham. Kekalahan ini sangat menentukan karena membuat mereka absen dari kompetisi Eropa musim ini. Di Carabao Cup, aib kembali menimpa ketika MU disingkirkan tim kasta bawah, Grimsby Town.

Bagi Carragher, hasil semacam ini seharusnya sudah cukup menjadi alasan pemecatan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan Amorim masih mendapat kesempatan.


Amorim dan Tekanan Internal

Selain masalah hasil, Amorim juga sempat membuat pernyataan kontroversial. Setelah kekalahan di Carabao Cup, ia menyebut kadang “membenci” para pemainnya. Ia juga menyinggung soal kemungkinan mundur dari jabatan manajer. Ungkapan ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai kepemimpinannya di ruang ganti.

Meski begitu, pelatih berusia 40 tahun ini tetap bertahan. Pemilik klub, INEOS, tampaknya masih ragu untuk mengambil keputusan tegas. Menurut Carragher, jika Amorim tidak memiliki karisma dan penampilan yang menarik di hadapan publik, mungkin ia sudah kehilangan pekerjaannya lebih cepat.


Masa Depan yang Tidak Pasti

Manchester United memang baru saja meraih kemenangan tipis melawan Burnley, tetapi itu belum cukup mengubah situasi. Amorim masih berada di bawah tekanan besar. Publik menunggu bagaimana ia membawa tim menghadapi laga-laga berikutnya di Premier League.

Bagi banyak pengamat, termasuk Carragher, daya tarik personal Amorim hanya bisa menutupi kegagalannya dalam jangka waktu terbatas. Jika tidak segera memperbaiki performa, cepat atau lambat manajemen akan dipaksa untuk membuat keputusan besar.

Situasi ini menggambarkan bagaimana karisma dan pesona seorang manajer bisa memberi perlindungan sementara, tetapi pada akhirnya hasil di lapangan tetap menjadi penentu. Dengan sejarah besar klub seperti Manchester United, hanya kemenangan yang bisa menyelamatkan posisi Amorim di Old Trafford.


Jamie Carragher kembali menegaskan pandangannya bahwa Ruben Amorim masih bertahan di Manchester United bukan karena prestasi, melainkan karena karisma dan penampilan menariknya. Namun, dalam dunia sepak bola modern, penampilan luar bukanlah jaminan. Tekanan besar dari hasil buruk dan absennya MU di kompetisi Eropa menjadi ujian nyata. Cepat atau lambat, nasib Amorim akan ditentukan bukan oleh sikapnya di konferensi pers, melainkan oleh kemenangan yang dibutuhkan klub untuk bangkit kembali.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments