Sunday, October 19, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga ItaliaMourinho dan Serie A: Mengapa Lazio Jadi Opsi Paling Masuk Akal?

Mourinho dan Serie A: Mengapa Lazio Jadi Opsi Paling Masuk Akal?

Mourinho dan Serie A kembali menjadi topik panas usai kabar pemecatannya dari Fenerbahce. Pelatih asal Portugal itu hanya bertahan sedikit lebih dari satu musim di klub Turki. Meski meninggalkan catatan kemenangan impresif, manajemen Fenerbahce tetap mengakhiri kerja sama setelah target utama tidak tercapai. Situasi ini kembali membuka spekulasi soal masa depan pria berjuluk The Special One.

Mourinho dikenal sebagai sosok yang tidak pernah jauh dari sorotan. Karier panjangnya dipenuhi dengan keberhasilan, mulai dari Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, Manchester United, hingga AS Roma. Serie A menjadi salah satu tempat istimewa dalam perjalanan kepelatihannya. Di Italia, Mourinho pernah mengukir sejarah penting yang membuat namanya semakin besar di dunia sepak bola. Kini, setelah episode singkat di Turki, publik pun bertanya-tanya: apakah Italia kembali akan menjadi panggungnya?

- Advertisement -
asia9QQ

Banyak klub besar di Serie A sudah memiliki pelatih baru yang solid. Inter Milan, Juventus, AC Milan, hingga Napoli tampak enggan mengubah arah proyek mereka saat ini. Lalu, jika Mourinho memang kembali, siapa yang bisa memberikan ruang? Dari sekian banyak nama, Lazio justru muncul sebagai pintu masuk paling realistis. Klub asal ibu kota itu sedang mencari stabilitas dan pelatih dengan reputasi besar seperti Mourinho bisa menjadi jawaban.


Catatan Mourinho di Fenerbahce

Mourinho datang ke Fenerbahce pada Juli 2024 dengan ekspektasi besar. Sejak awal, ia diharapkan membawa klub bersaing di kancah domestik sekaligus tampil di kompetisi Eropa. Musim berjalan cukup menjanjikan di liga Turki. Namun, kegagalan melawan Benfica di kualifikasi Liga Champions menjadi titik kritis yang sulit dilupakan.

Walau mencatatkan 47 kemenangan dari 62 laga dan rasio kemenangan mendekati 60 persen, pencapaian tersebut tidak cukup menyelamatkannya. Fenerbahce harus puas di posisi kedua, tertinggal dari rival klasik, Galatasaray. Manajemen klub pun menilai target mereka tidak terpenuhi. Situasi inilah yang membuat Mourinho harus berpisah lebih cepat.


Jejak Keemasan Mourinho di Italia

Italia punya tempat istimewa di hati Mourinho. Pada 2008 hingga 2010, ia menukangi Inter Milan dan mencatatkan sejarah luar biasa. Treble winner pada 2010 menjadi warisan terbesar. Inter menjuarai Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions dalam satu musim, pencapaian yang belum terulang hingga kini.

Dua tahun di San Siro memperlihatkan kehebatan taktiknya, sekaligus meninggalkan kenangan manis bagi publik Nerazzurri. Setelah itu, Mourinho kembali ke Italia bersama AS Roma pada 2021. Meski tidak sefenomenal di Inter, ia tetap memberi gelar bergengsi: UEFA Conference League. Trofi ini menjadi pencapaian Eropa pertama dalam sejarah panjang Roma.

Kiprah Mourinho di Italia menjelaskan mengapa Serie A sering disebut sebagai rumah kedua baginya. Reputasinya di sana membuat peluang kembali selalu terbuka.


Mengapa Sulit Kembali ke Klub Besar?

Kendati punya catatan impresif, peluang Mourinho kembali ke klub elite Serie A justru cukup terbatas. Roma kini sudah ditangani Gian Piero Gasperini yang baru memulai proyek ambisius. Inter Milan masih percaya pada Simone Inzaghi, sementara Juventus, Milan, dan Napoli juga solid dengan pelatih masing-masing.

Artinya, Mourinho harus realistis. Nostalgia dan reputasi besar saja tidak cukup jika tidak ada kursi kosong di klub papan atas. Pilihan logis adalah mencari klub dengan ambisi besar, basis suporter kuat, dan tentu saja, kebutuhan akan sosok pelatih berpengalaman.


Lazio Sebagai Opsi Terbuka

Dari semua tim, Lazio justru muncul sebagai pintu masuk paling realistis. Klub ini tengah menghadapi masa transisi setelah beberapa kali melakukan pergantian pelatih. Konsistensi di papan atas masih belum sepenuhnya stabil. Kehadiran Mourinho bisa memberi energi baru, baik secara teknis maupun mental.

Tentu, faktor rivalitas dengan AS Roma tidak bisa diabaikan. Melatih Lazio berarti Mourinho harus menerima tekanan ekstra dari publik Giallorossi yang pernah ia banggakan. Namun, bagi Mourinho, tantangan semacam ini sering menjadi bahan bakar motivasi.

Selain itu, profil Lazio cukup besar untuk memikatnya. Klub ini rutin tampil di kompetisi Eropa, punya suporter fanatik, serta potensi finansial yang lebih baik dibanding tim papan tengah lain. Dengan kombinasi ini, tidak heran bila banyak yang menyebut Lazio sebagai satu-satunya jalan realistis bagi Mourinho jika ingin kembali ke Serie A.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments