Tuesday, July 8, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Italia7 Klub Sepak Bola yang Terdegradasi karena Sanksi, Termasuk Olympique Lyon

7 Klub Sepak Bola yang Terdegradasi karena Sanksi, Termasuk Olympique Lyon

Olympique Lyon resmi terdegradasi ke Ligue 2 karena sanksi finansial, bukan karena performa buruk di lapangan. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena Lyon merupakan salah satu klub paling bersejarah dan konsisten di kasta tertinggi Liga Prancis sejak 1989.

Kasus Lyon hanyalah satu dari sekian banyak peristiwa serupa dalam sejarah sepak bola. Sejumlah klub besar di Eropa juga pernah mengalami nasib serupa. Penyebabnya bukan kegagalan kompetitif, melainkan masalah di luar lapangan seperti kebangkrutan, pengaturan skor, hingga pelanggaran aturan lisensi dan keuangan.

- Advertisement -
asia9QQ

Sanksi administratif ini tidak hanya berdampak pada reputasi klub, tapi juga secara langsung pada struktur finansial, nilai pasar pemain, hingga basis penggemar. Meski begitu, beberapa di antaranya berhasil bangkit dan kembali lebih kuat dari sebelumnya.

Berikut adalah tujuh klub yang pernah mengalami degradasi akibat sanksi non-teknis, termasuk Lyon yang menjadi kasus terbaru pada tahun 2025.


1. Olympique Lyon – 2025

Pada Juni 2025, Olympique Lyon dijatuhi sanksi oleh otoritas pengelola liga Prancis, DNCG. Klub gagal memenuhi persyaratan finansial yang ditetapkan, termasuk tidak mampu memberikan jaminan dana operasional untuk musim depan. Hal ini menyebabkan Lyon kehilangan lisensi tampil di Ligue 1 dan otomatis terdegradasi ke Ligue 2.

Ini menjadi titik nadir bagi klub yang pernah merajai sepak bola Prancis di awal 2000-an. Meski banding tengah berlangsung, keputusan sementara tetap menjatuhkan Lyon ke kasta kedua.


2. Juventus – 2006

Juventus menjadi salah satu contoh paling terkenal dalam sejarah degradasi karena sanksi. Pada 2006, klub asal Turin ini dijatuhi hukuman turun ke Serie B akibat skandal Calciopoli, yaitu kasus manipulasi penunjukan wasit yang melibatkan beberapa klub Serie A.

Tak hanya terdegradasi, Juventus juga kehilangan gelar juara Serie A musim 2004/2005 dan 2005/2006. Banyak pemain bintang hengkang, seperti Zlatan Ibrahimovic dan Fabio Cannavaro. Namun, Juventus langsung promosi musim berikutnya dan membangun ulang dominasinya di Italia.


3. Rangers FC – 2012

Rangers FC, klub raksasa Skotlandia, mengalami kebangkrutan total akibat masalah pajak dan utang yang menumpuk. Klub akhirnya dibubarkan dan dibentuk ulang sebagai entitas baru. Karena tidak lagi dianggap sebagai klub profesional yang sama, mereka harus memulai kembali dari divisi keempat Liga Skotlandia.

Kehilangan sponsor dan pemain menjadi tantangan berat, namun Rangers berhasil promosi setiap musim hingga kembali ke kasta tertinggi dalam waktu empat tahun. Kini, mereka kembali menjadi pesaing utama Celtic di Liga Skotlandia.


4. Olympique Marseille – 1994

Setelah menjuarai Liga Champions 1992/1993, Marseille terseret kasus suap terhadap pemain Valenciennes demi mengatur hasil pertandingan Ligue 1. Presiden klub, Bernard Tapie, menjadi aktor utama skandal tersebut.

Akibatnya, Marseille dicabut gelarnya di liga domestik dan dilarang tampil di kompetisi Eropa. Mereka juga dijatuhi hukuman degradasi ke Ligue 2. Meski tetap menjadi klub besar, skandal ini mengikis reputasi mereka di Eropa selama bertahun-tahun.


5. Parma – 2015

Parma mengalami kehancuran finansial pada 2015 setelah gagal membayar gaji pemain dan utang menggunung. Klub pun dinyatakan bangkrut oleh pengadilan Italia dan kehilangan lisensi profesional.

Sebagai akibatnya, Parma tidak bisa bermain di Serie B dan harus turun ke Serie D, divisi keempat Italia. Dengan nama dan manajemen baru, Parma memulai dari nol dan mencetak sejarah dengan tiga promosi beruntun hingga kembali ke Serie A pada 2018.


6. Fiorentina – 2002

Fiorentina tidak luput dari badai finansial pada awal 2000-an. Klub asal Florence itu mengalami krisis keuangan akut, tidak mampu memenuhi regulasi Serie B, dan akhirnya dibubarkan. Mereka kemudian didirikan ulang sebagai Florentia Viola dan mulai dari Serie C2, divisi keempat Italia.

Setahun kemudian, federasi Italia memberi promosi istimewa ke Serie B. Pada 2004, nama “Fiorentina” resmi digunakan kembali dan klub pun kembali tampil di Serie A. Proses ini menunjukkan bahwa kebangkitan tetap mungkin meski dari titik nol.


7. Elche – 2015

Elche, klub asal Spanyol, menjadi contoh lain dari degradasi akibat pelanggaran administratif. Meski berhasil bertahan di La Liga secara performa, mereka terdegradasi ke Segunda Division karena gagal melunasi utang.

La Liga mencabut lisensi profesional Elche dan menggantikan posisi mereka dengan Eibar. Butuh lima tahun bagi Elche untuk kembali ke La Liga, yang akhirnya tercapai lewat play-off Segunda División pada musim 2019/2020.


Sanksi Bukan Akhir, tapi Awal Baru

Degradasi karena sanksi non-teknis memang menyakitkan, tetapi bukan akhir dari segalanya. Kisah klub-klub seperti Juventus, Rangers, dan Parma menunjukkan bahwa pemulihan bukan hanya mungkin, tapi juga bisa menjadi fondasi kesuksesan baru.

Kasus Olympique Lyon pada 2025 mungkin terasa seperti titik terendah. Namun jika sejarah menjadi acuan, klub ini masih punya peluang besar untuk kembali dan membuktikan bahwa mereka belum habis. Dengan manajemen yang lebih sehat dan visi jangka panjang, kebangkitan Lyon tinggal menunggu waktu.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments