Monday, August 4, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaAnalisis Kritis Performa Pemain Abroad Timnas Indonesia dalam Kekalahan Telak dari Jepang

Analisis Kritis Performa Pemain Abroad Timnas Indonesia dalam Kekalahan Telak dari Jepang

Penampilan pemain abroad Timnas Indonesia menjadi sorotan utama usai kekalahan telak dari Jepang dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pada pertandingan pamungkas Grup C putaran ketiga yang digelar di Stadion Panasonic Suita, Jepang, Selasa (10/6/2025), skuad Garuda harus menelan kekalahan memalukan dengan skor 0-6 dari tim tuan rumah.

Hasil ini menjadi pukulan telak bagi harapan Timnas Indonesia untuk mencuri poin dari salah satu kekuatan utama sepak bola Asia. Sejak menit awal pertandingan, para pemain Indonesia tampak kesulitan menghadapi dominasi permainan Jepang. Tiga gol di babak pertama dari Daichi Kamada dan Takefusa Kubo langsung menjatuhkan mental para pemain Garuda. Babak kedua pun tidak lebih baik, dengan tambahan tiga gol dari Morishita, Machino, dan Hosoya.

- Advertisement -
asia9QQ

Patrick Kluivert, pelatih Timnas Indonesia, menurunkan sembilan pemain abroad sebagai starter, dengan tambahan dua pemain lain yang masuk di babak kedua. Sayangnya, kontribusi mereka jauh dari kata memuaskan. Berikut ulasan performa masing-masing sektor pemain abroad dalam laga ini.


Lini Pertahanan: Gagal Total Hadapi Gempuran Samurai Biru

Di sektor pertahanan, lini belakang Timnas Indonesia tampil buruk dan gagal mengantisipasi serangan bertubi-tubi dari Jepang. Mees Hilgers, Jay Idzes, dan Justin Hubner menjadi trio bek tengah yang dipercaya mengawal lini belakang. Sayangnya, kerja sama mereka tidak berjalan mulus.

Wingback Kevin Diks dan Dean James yang mendapatkan kesempatan tampil sejak menit awal juga terlihat kerepotan mengawal sisi lapangan. Serangan Jepang yang mengandalkan kecepatan dan presisi umpan sangat sulit dihentikan. Koordinasi antarpemain yang buruk memperparah keadaan.

Emil Audero yang berdiri di bawah mistar gawang pun harus rela memungut bola sebanyak enam kali dari gawangnya. Meski beberapa kali berusaha melakukan penyelamatan, tekanan yang datang secara terus-menerus membuatnya kewalahan. Tidak ada satu pun pemain belakang yang tampil menonjol. Kesalahan-kesalahan elementer menjadi penyebab utama terjadinya gol demi gol ke gawang Garuda.


Lini Tengah: Tertekan dan Tak Berkutik

Dua gelandang abroad yang dipercaya Patrick Kluivert untuk mengawal lini tengah adalah Joey Pelupessy dan Thom Haye. Namun, keduanya tidak mampu berbuat banyak dalam mengimbangi dominasi Jepang di sektor ini.

Joey Pelupessy yang biasanya tampil kokoh dalam duel-duel fisik tampak tenggelam. Ia kesulitan memotong aliran bola lawan dan kerap kehilangan kontrol saat menguasai bola. Tekanan tinggi dari Wataru Endo dan Kaishu Sano membuat Pelupessy tidak bisa mengembangkan permainan.

Sementara itu, Thom Haye juga tampil di bawah performa terbaiknya. Ia tak mampu menjadi penghubung efektif antara lini belakang dan lini depan. Bahkan, distribusi bola kerap terputus sebelum sampai ke lini serang. Kehilangan penguasaan bola di area tengah memberi ruang bebas bagi Jepang untuk terus menggempur pertahanan Indonesia.


Lini Depan: Minim Ancaman, Romeny Mati Kutur

Di lini depan, hanya ada satu pemain abroad yang dipercaya sebagai starter, yakni Ole Romeny. Penyerang muda ini tampil tanpa daya, nyaris tidak menyentuh bola dalam area berbahaya. Penjagaan ketat dari bek Jepang membuatnya sulit bergerak leluasa.

Romeny kesulitan melakukan kontrol bola, terlebih untuk berbalik badan dan melepaskan tembakan. Sepanjang pertandingan, tidak ada ancaman berarti yang berhasil dia hasilkan. Ini menunjukkan betapa minimnya pasokan bola dan kurangnya kreativitas di lini serang Timnas Indonesia.


Pemain Pengganti: Tak Memberi Perubahan Signifikan

Ketika para starter tak mampu berbuat banyak, harapan sempat bertumpu pada para pemain pengganti. Marselino Ferdinan dan Shayne Pattynama termasuk dua pemain abroad yang dimasukkan di babak kedua. Sayangnya, kehadiran mereka pun tidak mampu mengubah arah pertandingan.

Marselino mengalami kesulitan besar menembus lini tengah Jepang yang disiplin. Setiap percobaannya untuk menggiring bola atau menciptakan ruang langsung dihentikan dengan cepat. Shayne Pattynama yang masuk untuk memperkuat sisi pertahanan juga tidak banyak membantu.

Patrick Kluivert kemudian memilih untuk menurunkan pemain-pemain lokal seperti Yakob Sayuri, Ricky Kambuaya, dan Stefano Lilipaly. Namun, keputusan ini pun tidak membawa dampak signifikan. Jepang terlalu kuat untuk ditahan malam itu.


Evaluasi Menyeluruh Diperlukan

Kekalahan dari Jepang menjadi sinyal keras bahwa masih banyak hal yang perlu dibenahi oleh Timnas Indonesia, khususnya dalam menyatukan performa para pemain abroad. Kualitas individu yang dimiliki belum mampu menyatu dalam sistem permainan yang kolektif dan efektif.

Pelatih Patrick Kluivert harus melakukan evaluasi menyeluruh. Ketika hampir semua pemain abroad gagal bersinar dalam laga besar seperti ini, artinya ada persoalan mendalam, baik dari segi taktik, mental, maupun adaptasi antar pemain. Tanpa pembenahan serius, akan sulit bagi Timnas Indonesia untuk bersaing di level tertinggi Asia.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments