Penunjukan Ruben Amorim sebagai manajer anyar pada November 2024 sempat membangkitkan harapan. Namun, performa tim tidak mengalami peningkatan signifikan. Di Liga Europa, harapan untuk meraih trofi pupus setelah kalah dari Tottenham Hotspur di partai final.
Situasi ini membuat manajemen klub dan Amorim merencanakan perombakan besar-besaran. Fokus utama adalah mendatangkan pemain yang sesuai filosofi permainan sambil melepas mereka yang tidak bisa menyesuaikan diri.
Kritik Pedas Chris Sutton: 6 Pemain Tidak Layak Dipertahankan
Pakar sepak bola Inggris, Chris Sutton, turut memberikan pandangannya terhadap kondisi internal Manchester United. Ia menilai ada enam pemain yang layak dicoret dari skuad musim depan. Menurutnya, keberadaan mereka tidak hanya membebani tim secara taktik, tapi juga menghambat progres yang diinginkan oleh Amorim.
Salah satu nama yang menjadi sorotan utama adalah Matthijs de Ligt. Bek tengah asal Belanda itu gagal memberikan kestabilan di lini belakang. Sutton bahkan menyatakan bahwa ia lebih memilih mempertahankan Harry Maguire ketimbang De Ligt.
“De Ligt datang dengan ekspektasi besar, tapi kenyataannya dia terlihat lambat, sering salah posisi, dan tak bisa beradaptasi,” ujar Sutton dalam wawancara dengan Metro. “Jika dibandingkan dengan Maguire, saya rasa De Ligt lebih sering jadi titik lemah pertahanan MU musim ini.”
Luke Shaw: Masalah Cedera yang Tak Pernah Usai
Luke Shaw juga masuk daftar pemain yang dinilai layak dilepas. Meski punya kualitas teknik di atas rata-rata sebagai bek kiri, Shaw kembali bermasalah dengan kebugaran. Cedera berkepanjangan membuat kontribusinya minim dan tidak sebanding dengan gaji yang diterima.
“Saya menyukai Shaw saat dia dalam kondisi bugar, tapi itu jarang sekali terjadi,” kata Sutton. “Bagi saya, ini waktu yang tepat bagi MU untuk berpisah dengan Shaw dan mencari pengganti yang lebih tangguh secara fisik.”
Casemiro dan Ugarte: Gelandang yang Tak Sesuai Filosofi Amorim
Di lini tengah, Sutton menyoroti Casemiro dan Manuel Ugarte. Meski Casemiro pernah menjadi andalan, performanya menurun drastis musim ini. Kecepatan, stamina, dan reaksi defensifnya menurun tajam.
“Kaki Casemiro sudah habis. Meski ia punya pengalaman luar biasa, ia tak lagi cocok dengan intensitas permainan modern,” tegas Sutton.
Sementara itu, Ugarte juga dianggap sebagai pembelian yang gagal. MU memboyong gelandang muda Uruguay itu dari PSG dengan harga mahal, namun ia belum menunjukkan performa yang sesuai harga.
“Bayangkan, 51 juta pound dikeluarkan untuk Ugarte dan hasilnya sangat mengecewakan. Dia lambat beradaptasi dan kurang tajam saat menguasai bola,” tambah Sutton.
Zirkzee dan Hojlund: Belum Siap Jadi Andalan di Lini Depan
Dua striker muda, Joshua Zirkzee dan Rasmus Hojlund, juga dinilai belum pantas menjadi tumpuan utama. Keduanya masih menunjukkan inkonsistensi dan kurang tajam dalam penyelesaian akhir.
“Zirkzee dan Hojlund memang masih muda, tapi jika MU ingin langsung bangkit, mereka bukan jawabannya. Klub butuh penyerang yang matang dan bisa mencetak gol dalam situasi sulit,” jelas Sutton.
Ia menyarankan MU untuk meminjamkan salah satu dari keduanya agar bisa berkembang tanpa tekanan besar. Dengan begitu, klub bisa mendatangkan striker berpengalaman yang bisa langsung memberi dampak.
Dukungan untuk Amorim dan Proyek Jangka Panjangnya
Meski hasil musim ini mengecewakan, posisi Ruben Amorim dipastikan aman. Sir Jim Ratcliffe dan jajaran direksi masih mempercayai proyek jangka panjang sang pelatih asal Portugal.
Sutton mendukung keputusan tersebut dan meyakini bahwa Amorim layak diberi waktu serta pemain yang sesuai dengan pendekatannya. “Dia pelatih yang tahu apa yang ia inginkan. Jika klub ingin sukses, maka Amorim harus didukung dengan perekrutan yang tepat,” ujar Sutton.
Namun, ia juga memperingatkan bahwa anggaran belanja mungkin terbatas. MU kemungkinan tak bisa mendatangkan pemain bintang jika gagal tampil di Liga Champions musim depan. Maka dari itu, efisiensi dan kecermatan dalam transfer menjadi kunci.