Setelah dua tahun vakum dari dunia kepelatihan profesional, mantan pelatih PSM Makassar dan Persipura Jayapura, Raja Isa bin Raja Akram Syah, akhirnya kembali turun ke lapangan. Kali ini, pelatih asal Malaysia tersebut menerima tantangan baru di luar Indonesia. Ia resmi menangani klub Indera SC, salah satu tim profesional tertua dan paling disegani di Liga Super Brunei Darussalam.
Keputusan ini menandai babak baru dalam perjalanan karier kepelatihan Raja Isa. Setelah sebelumnya menjalani masa sulit dengan merawat ayahnya yang tengah sakit, kini ia kembali memimpin dari pinggir lapangan. Petualangan barunya pun tidak main-main. Ia langsung memimpin tim Indera SC dalam laga penting di kompetisi lokal.
Ujian Pertama: Menang Meyakinkan di Semifinal Piala FA Brunei
Debut Raja Isa bersama Indera SC langsung berbuah manis. Dalam laga leg pertama babak semifinal Piala FA Brunei Darussalam, tim asuhannya berhasil mengalahkan Brunei Army dengan skor 3-1. Pertandingan tersebut menjadi tonggak penting yang menunjukkan kesiapan Raja Isa dalam membawa Indera SC melangkah jauh.
Kemenangan ini menjadi modal berharga jelang leg kedua yang akan digelar pada Minggu, 11 Mei 2025. Dengan keunggulan dua gol, peluang Indera SC untuk melangkah ke final terbuka lebar. Keberhasilan tersebut tentu memperkuat keyakinan manajemen klub atas pilihan mereka menunjuk pelatih berpengalaman seperti Raja Isa.
Jejak Panjang di Indonesia dan Perjalanan Menuju Brunei
Nama Raja Isa sudah tidak asing di kancah sepak bola Asia Tenggara. Selama lebih dari satu dekade, ia telah malang melintang di berbagai klub Indonesia, termasuk PSM Makassar dan Persipura Jayapura. Pengalamannya selama 13 tahun membesut tim-tim Indonesia menjadikannya salah satu pelatih asing dengan rekam jejak paling solid di tanah air.
Setelah sempat melatih klub Muktijoddha Sangsad KC di Liga Bangladesh selama periode 2020–2023, Raja Isa memilih berhenti sementara dari dunia kepelatihan profesional. Hal ini ia lakukan demi merawat sang ayah yang sedang sakit. Keputusan tersebut menunjukkan sisi kemanusiaannya yang kuat, sesuatu yang jarang ditunjukkan oleh figur publik di tengah tekanan karier.
“Sebelum merawat ayah yang sakit, sebenarnya saya sudah ada tawaran melatih pemain muda di negara Afrika. Tapi saya putuskan pulang ke Malaysia untuk fokus mendampingi ayah,” ungkap Raja Isa saat diwawancarai.
Tetap Aktif di Dunia Sepak Bola Meski Vakum Melatih Klub
Meskipun tidak menangani klub profesional selama dua tahun terakhir, Raja Isa tetap aktif dalam dunia sepak bola. Ia terlibat dalam berbagai kegiatan pengembangan akar rumput (grassroot) di Malaysia. Fokusnya adalah melatih pemain muda serta memberikan pembinaan kepada calon pelatih di tingkat lokal.
Keterlibatannya dalam pengembangan sepak bola usia dini membuktikan bahwa semangat dan cintanya terhadap olahraga ini tidak pernah padam. Bahkan di tengah kesibukan pribadi, ia masih menyempatkan diri untuk menanamkan ilmu serta membangun fondasi sepak bola yang lebih kuat di tanah kelahirannya.
Kesempatan Emas di Indera SC dan Target di Kancah Asia
Kembalinya Raja Isa ke dunia kepelatihan ditandai dengan tawaran dari klub Indera SC. Bagi pelatih berusia 58 tahun ini, kesempatan tersebut merupakan anugerah sekaligus tantangan. Ia menyatakan rasa syukurnya atas kepercayaan yang diberikan manajemen klub.
“Saya bersyukur mendapat tawaran dari Indera SC. Kami hanya selangkah lagi menjadi juara Piala FA Brunei. Jika berhasil, kami berpeluang tampil di level Asia atau regional ASEAN,” ungkapnya.
Kompetisi Piala FA ini juga menjadi ajang pemanasan menjelang dimulainya Liga Super Brunei Darussalam musim 2025/2026. Kompetisi tersebut dijadwalkan akan mulai bergulir pada bulan Agustus mendatang. Keikutsertaan Indera SC di turnamen pramusim ini menjadi ajang evaluasi serta pembentukan tim yang solid di bawah kendali pelatih baru.
Tantangan Mengangkat Sepak Bola Brunei Darussalam
Sepak bola Brunei Darussalam memang belum sepopuler negara-negara tetangga seperti Indonesia, Thailand, atau Vietnam. Namun, bagi Raja Isa, situasi ini justru memberikan semangat baru. Ia mengaku tertantang untuk membantu mengembangkan kualitas permainan di negeri yang dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah tersebut.
“Seperti negara lain, sepak bola Brunei juga sedang tumbuh. Mereka antusias mengejar ketertinggalan dan ingin sejajar dengan negara ASEAN lain. Saya berharap bisa memberikan kontribusi meskipun kecil, untuk membantu klub dan sepak bola Brunei,” ujarnya dengan penuh semangat.
Dengan segudang pengalaman dan rekam jejak yang terbukti, harapan besar pun melekat di pundak Raja Isa. Apalagi ia datang bukan sekadar mencari pekerjaan, melainkan membawa misi untuk membangun dan memajukan sepak bola di kawasan yang masih berkembang ini.