Manchester United akhirnya memastikan Christopher Vivell sebagai direktur rekrutmen permanen setelah sebelumnya hanya menjabat sementara. Keputusan ini diambil di tengah kebijakan restrukturisasi klub, termasuk pemangkasan staf dan efisiensi keuangan yang sedang dilakukan.
Vivell, pria asal Jerman berusia 38 tahun, bergabung dengan Manchester United pada musim panas lalu dengan kontrak jangka pendek. Dalam perannya, ia telah memainkan peran penting dalam mendatangkan beberapa pemain muda berbakat, termasuk Sekou Kone. Awalnya, kontraknya dijadwalkan berakhir pada akhir musim ini. Namun, setelah pemecatan Dan Ashworth dari posisi direktur olahraga pada November lalu, manajemen United memutuskan untuk menjadikannya direktur rekrutmen tetap.
Christopher Vivell Terima Pemotongan Gaji
Meski mendapatkan peran permanen, Christopher Vivell harus menerima pemangkasan gaji sebagai bagian dari kebijakan efisiensi yang diterapkan klub. Langkah ini sejalan dengan keputusan Manchester United yang baru-baru ini merumahkan sekitar 200 karyawan dalam rangka restrukturisasi organisasi.
Dalam kapasitas barunya, Vivell kini bekerja di bawah direktur teknis Jason Wilcox. Ia bertanggung jawab atas sistem perekrutan pemain secara global, termasuk mengelola jaringan pencari bakat dan mengembangkan talenta muda. Diharapkan, kehadirannya bisa membawa stabilitas dalam strategi rekrutmen Manchester United yang selama beberapa musim terakhir mengalami ketidakkonsistenan.
Jejak Karier Christopher Vivell Sebelum ke Manchester United
Sebelum bergabung dengan Manchester United, Christopher Vivell sempat menjabat sebagai direktur teknik Chelsea pada Desember 2022. Ia ditunjuk untuk menggantikan Marina Granovskaia, yang saat itu meninggalkan klub di tengah perubahan besar dalam manajemen Chelsea.
Namun, Vivell hanya bertahan selama tujuh bulan di Stamford Bridge. Pemilik klub, Todd Boehly, akhirnya lebih memilih memberikan kendali penuh kepada dua direktur olahraga, yakni Laurence Stewart dan Paul Winstanley. Perubahan ini menyebabkan Vivell harus angkat kaki lebih cepat dari yang diperkirakan.
Meskipun masa jabatannya di Chelsea singkat, ia memainkan peran penting dalam jendela transfer Januari 2023. Chelsea menghabiskan dana besar untuk merekrut sejumlah pemain muda berbakat, termasuk Enzo Fernandez dari Benfica dengan nilai transfer mencapai £105 juta. Saat itu, rekrutan ini menjadi rekor transfer klub.
Selain Enzo Fernandez, Chelsea juga mendatangkan Mykhailo Mudryk, Noni Madueke, Benoit Badiashile, Malo Gusto, Andrey Santos, serta David Datro Fofana. Mereka juga meminjam Joao Felix dari Atletico Madrid. Sementara itu, Jorginho menjadi satu-satunya pemain senior yang dilepas ke Arsenal.
Namun, kebijakan transfer besar-besaran ini membawa dampak negatif bagi Chelsea. Skuad mereka menjadi terlalu gemuk, dengan beberapa pemain senior seperti Hakim Ziyech, Pierre-Emerick Aubameyang, dan Christian Pulisic jarang mendapat kesempatan bermain. Akibatnya, tim mengalami musim yang sulit dan harus mengakhiri kompetisi dengan Frank Lampard sebagai pelatih interim sebelum kedatangan Mauricio Pochettino.
Tantangan Vivell di Manchester United
Dengan latar belakang pengalaman di RB Leipzig dan Chelsea, Christopher Vivell kini menghadapi tantangan besar di Manchester United. Klub berjuluk Setan Merah ini telah mengalami pasang surut dalam hal perekrutan pemain dalam beberapa musim terakhir. Beberapa transfer sukses seperti Bruno Fernandes dan Lisandro Martinez terbukti memberi dampak positif, tetapi ada pula rekrutan yang kurang memuaskan seperti Antony dan Jadon Sancho.
Salah satu fokus utama Vivell adalah memastikan United memiliki strategi rekrutmen yang lebih terarah dan sesuai dengan filosofi bermain yang ingin diterapkan manajemen. Klub kini sedang dalam fase transisi, terutama setelah kedatangan Sir Jim Ratcliffe yang mengakuisisi sebagian kepemilikan klub.
Selain itu, Manchester United juga harus lebih cermat dalam berinvestasi pada pemain, mengingat mereka berada di bawah tekanan regulasi Financial Fair Play (FFP). Dengan demikian, Vivell diharapkan dapat memanfaatkan jaringan pencari bakatnya untuk menemukan pemain-pemain potensial dengan harga yang lebih kompetitif.
Fokus pada Pengembangan Talenta Muda
Salah satu aspek yang menjadi perhatian utama Christopher Vivell adalah pengembangan pemain muda. Manchester United memiliki akademi yang terkenal sebagai salah satu yang terbaik di Inggris, menghasilkan pemain-pemain seperti Marcus Rashford, Kobbie Mainoo, dan Alejandro Garnacho.
Vivell diyakini akan memberikan perhatian khusus pada akademi United serta mengoptimalkan sistem rekrutmen pemain muda dari berbagai belahan dunia. Dengan memanfaatkan pengalaman dan koneksinya dari RB Leipzig, ia diharapkan bisa membawa United kembali ke tradisi mereka dalam mengembangkan bakat-bakat muda menjadi bintang di tim utama.
Selain itu, pendekatan ini juga bisa menjadi solusi jangka panjang bagi United dalam mengelola anggaran transfer. Dengan mempromosikan lebih banyak pemain akademi, klub dapat mengurangi ketergantungan pada pembelian pemain dengan harga selangit di bursa transfer.
Harapan untuk Masa Depan Manchester United
Dengan keputusan permanen ini, Christopher Vivell kini memegang peran penting dalam menentukan arah rekrutmen Manchester United di masa depan. Di tengah berbagai tantangan, termasuk restrukturisasi manajemen dan tekanan finansial, ia harus memastikan bahwa setiap keputusan transfer mendukung visi jangka panjang klub.
Jika Vivell mampu menerapkan sistem yang lebih efisien dan selektif dalam perekrutan pemain, bukan tidak mungkin Manchester United bisa kembali bersaing di level tertinggi Eropa. Dengan kombinasi strategi rekrutmen yang matang dan pemanfaatan talenta muda, klub ini berpeluang membangun skuat yang lebih kompetitif dan berkelanjutan dalam beberapa tahun ke depan.