Saturday, November 30, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot News2 Laga Ruben Amorim di MU: Pembaharuan Taktik dan Posisi Pemain untuk...

2 Laga Ruben Amorim di MU: Pembaharuan Taktik dan Posisi Pemain untuk Kemenangan

Ruben Amorim, pelatih baru Manchester United, baru saja menjalani dua laga penting sebagai manajer Setan Merah, dan dampaknya langsung terasa. Dalam pertandingan pertama melawan Ipswich Town, MU hanya mampu bermain imbang 1-1. Namun, pada laga kedua melawan Bodo/Glimt di Liga Europa, Amorim berhasil membawa MU meraih kemenangan 3-2. Meski hasilnya positif, yang lebih menarik adalah bagaimana Amorim mengubah komposisi tim dengan formasi baru dan berbagai eksperimen posisi pemain.

Dalam dua laga awalnya, Amorim tidak hanya mengubah taktik, tetapi juga mencoba meremajakan skema permainan MU dengan menggunakan formasi yang berbeda dari era sebelumnya.

- Advertisement -
asia9QQ

Ruben Amorim Menerapkan Formasi 3 Bek di Manchester United

Sebelum kedatangan Amorim, Manchester United dikenal dengan formasi 4-2-3-1 yang diterapkan oleh Erik ten Hag. Namun, Ruben Amorim memilih untuk memulai era barunya dengan pendekatan yang berbeda, yaitu formasi 3-4-2-1 yang lebih fleksibel dan dinamis.

Perubahan formasi ini menjadi langkah besar yang mengharuskan para pemain beradaptasi dengan peran baru mereka. Pemain-pemain yang sebelumnya beroperasi di posisi winger kini diminta untuk bermain lebih defensif. Sebagai contoh, Amad Diallo dan Antony yang biasa bermain sebagai winger kini diposisikan sebagai wingback, sementara pemain seperti Garnacho yang biasa berperan sebagai winger harus beradaptasi menjadi gelandang serang.

Perubahan terbesar juga terlihat pada pemain bertahan. Noussair Mazraoui, yang sebelumnya bermain sebagai bek kanan, kini dimainkan sebagai bek tengah. Langkah ini menunjukkan keberanian Amorim dalam mencoba sesuatu yang baru dan melihat apakah perubahan posisi ini dapat mengoptimalkan potensi pemain di posisi yang lebih sentral.

Eksperimen Posisi Pemain dalam Setiap Laga

Salah satu hal yang mencolok dalam dua laga pertama Ruben Amorim adalah eksperimen besar-besaran terhadap posisi pemain. Hanya ada lima pemain yang tetap berada di starting XI di kedua pertandingan tersebut: Andre Onana, Matthijs de Ligt, Noussair Mazraoui, Bruno Fernandes, dan Alejandro Garnacho.

Amorim sepertinya ingin melihat kualitas dari setiap pemain yang ada di skuadnya, termasuk mereka yang baru pulih dari cedera seperti Tyrell Malacia, Luke Shaw, dan Mason Mount. Dengan memberikan kesempatan bermain lebih banyak, Amorim mencoba “seleksi” guna mengetahui siapa yang bisa beradaptasi dengan cepat dan siapa yang mungkin perlu waktu lebih lama.

Selain perubahan pada posisi pemain, Amorim juga melakukan perubahan dalam peran beberapa pemain. Bruno Fernandes, yang biasa beroperasi sebagai gelandang serang, diposisikan lebih defensif sebagai gelandang “nomor 8” saat melawan Bodo/Glimt. Di pertandingan sebelumnya, Fernandes bermain lebih menyerang di belakang penyerang utama.

Rasmus Hojlund: Pemain yang Cocok dengan Skema Baru

Salah satu pemain yang langsung menunjukkan adaptasi positif dengan sistem baru adalah Rasmus Hojlund. Dalam laga melawan Bodo/Glimt, Hojlund diberi kesempatan untuk tampil sejak awal dan langsung menunjukkan kualitasnya dengan mencetak dua gol.

Hojlund mengungkapkan bahwa ia merasa sangat nyaman dengan formasi 3 bek yang diterapkan oleh Ruben Amorim, karena skema ini mengingatkannya pada gaya permainan yang ia jalani saat di Atalanta. Penyerang asal Denmark ini mengungkapkan bahwa posisi yang lebih bebas dan alur permainan yang mengutamakan serangan cepat sangat cocok dengan gaya bermainnya.

“Saya sangat menyukai formasi tiga bek ini, mengingatkan saya pada apa yang saya lakukan di Atalanta. Sangat cocok untuk saya,” kata Hojlund setelah mencetak dua gol dalam kemenangan atas Bodo/Glimt.

Ini menjadi sinyal positif bagi Manchester United, karena Hojlund telah membuktikan bahwa dirinya bisa berkembang dalam sistem baru yang diterapkan Amorim, dan tentu saja akan menjadi salah satu pemain kunci di lini depan.

Harapan Baru untuk Pemain seperti Antony dan Mason Mount

Keputusan Ruben Amorim untuk menggeser posisi beberapa pemain tidak hanya memberi dampak pada Hojlund. Tetapi juga memberi harapan baru bagi pemain lain, seperti Antony. Pemain asal Brasil ini sebelumnya kesulitan menunjukkan performa terbaiknya di bawah Erik ten Hag. Namun, di bawah Amorim, Antony dimainkan sebagai wingback kanan dalam sistem 3-4-2-1, yang memberi ruang lebih untuk pergerakan ofensifnya.

Antony merasa bahwa perubahan posisi ini bisa memberinya kesempatan untuk kembali ke starting XI, meski berada di luar posisi aslinya. Taktik Amorim yang lebih fleksibel memberi pemain-pemain seperti Antony harapan baru untuk kembali menemukan performa terbaik mereka.

Selain itu, Mason Mount, yang sebelumnya terbiasa dengan formasi 3-4-2-1 di Chelsea di bawah Thomas Tuchel, juga diyakini akan semakin berkembang di bawah Amorim. Mount sudah mulai menunjukkan sinyal positif dalam beberapa penampilan terakhirnya. Ia bisa menjadi salah satu pemain penting dalam skema baru ini.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments