Friday, November 15, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaCerita Awal Karier Rizky Ridho: Perjalanan Inspiratif dari Rp100 Ribu Seminggu hingga...

Cerita Awal Karier Rizky Ridho: Perjalanan Inspiratif dari Rp100 Ribu Seminggu hingga Kapten Persija Jakarta

Rizky Ridho kini dikenal sebagai salah satu bek andalan Timnas Indonesia dengan karier yang cukup gemilang saat ini. Namun, sebelum mencapai kesuksesan seperti saat ini, perjalanan kariernya penuh tantangan dan perjuangan. Di usia 22 tahun, Rizky Ridho sudah memiliki 40 caps bersama Timnas Indonesia senior dan menjalani debutnya pada usia 19 tahun. Tak hanya di timnas, ia juga menjadi pilihan utama di klub Persija Jakarta, bahkan dipercaya menjadi kapten untuk musim 2024/2025, menggantikan Andritany Ardhiyasa.

Namun, perjalanan Rizky Ridho untuk mencapai puncak tidaklah mudah. Ia mengawali karier sebagai pemain cadangan di klub kecil, Persesa Sampang, untuk ajang Piala Soeratin. Kisah perjuangannya yang inspiratif ini menunjukkan dedikasi dan tekad yang besar untuk menjadi pemain profesional.

- Advertisement -
asia9QQ

Awal Perjalanan Karier Rizky Ridho

Sebagai pemuda asal Surabaya, Rizky Ridho tidak langsung memulai karier di Persebaya Surabaya, klub besar di kotanya. Ia justru memulai langkahnya bersama Persesa Sampang dalam ajang Piala Soeratin U-17. Rizky Ridho teringat bagaimana usianya yang lebih muda dari pemain lain membuatnya kurang mendapat kesempatan bermain.

“Saat itu untuk kelahiran 1999, sedangkan saya kelahiran 2001,” kenang Rizky Ridho di siniar YouTube Sport77 Official. “Pelatih bilang Ridho ini masih muda, jadi kita akan kasih kesempatan pada pemain kelahiran 1999 dan 2000.”

Meskipun masuk dalam tim, Rizky Ridho hanya duduk di bangku cadangan dan bahkan tidak dimainkan saat laga uji coba melawan Deltras, momen yang ternyata memberikan pelajaran berharga. Melihat orang tuanya yang jauh-jauh datang menyaksikan tanpa melihatnya bermain, Rizky Ridho mulai mempertanyakan pilihannya untuk terjun di dunia sepak bola. Namun, momen ini juga yang akhirnya memperkuat tekadnya untuk terus berjuang di bidang yang ia cintai.

Pengalaman Pertama Dibayar Rp100 Ribu per Minggu

Setelah dari Persesa, Rizky Ridho mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seleksi di klub Persikoba Kota Batu. Ia menjalani seleksi di bawah arahan pelatih Hanim Sugiarto dan lolos untuk masuk tim. Bayaran yang diterimanya hanya Rp100 ribu per minggu, namun ia tetap semangat demi mengejar mimpi.

“Setiap hari kita dari sekolah, mungkin jam 10 pamit dari sekolah untuk naik bus ke Karanglo. Dari sana naik angkot, lalu dijemput oleh pelatih utama,” kenang Rizky Ridho.

Penghasilan yang kecil membuat Rizky dan teman-temannya harus pandai berhemat. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memasak makanan sendiri, termasuk membeli sempol murah dan memakan dengan sambal buatan sendiri. Meskipun sederhana, hal ini membuktikan ketangguhan Rizky Ridho yang mampu beradaptasi dengan segala keterbatasan.

Bertahan dengan Hanya Rp400 Ribu di Masa Pandemi

Setelah melalui perjuangan di klub-klub kecil, Rizky Ridho akhirnya berhasil menembus tim utama Persebaya Surabaya. Namun, pada musim pertamanya di level senior, pandemi Covid-19 menyebabkan liga dihentikan. Situasi ini membuat Rizky berada dalam kondisi keuangan yang sulit.

“Saat itu saya baru sempat memberikan uang pada orang tua, sehingga tidak punya banyak tabungan. Uang yang tersisa hanya Rp400 ribu,” kenang Rizky Ridho.

Meskipun hanya dengan uang saku terbatas, Rizky tetap berusaha membantu keluarganya. Gaji yang dipotong selama pandemi membuatnya harus berpikir keras untuk bertahan. Bahkan, Rizky Ridho sempat mengambil uang muka gaji untuk mewujudkan impian naik haji bagi orang tuanya, yang menunjukkan betapa besar baktinya kepada keluarga.

Menemukan Harapan Baru Bersama Timnas Indonesia

Di tengah kondisi sulit akibat pandemi, datang kabar yang menjadi titik balik dalam karier Rizky Ridho. Ia dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-20 untuk persiapan Piala Dunia U-20 di bawah arahan Shin Tae-yong. Kesempatan ini tidak hanya membuka peluang untuk tampil di ajang internasional, tetapi juga memberinya dukungan finansial berupa uang saku dari pemusatan latihan.

“Saya seleksi di Cikarang bersama 60 pemain lain. Dari TC itu ada uang saku, akhirnya saya bisa mulai menabung lagi,” jelas Rizky Ridho.

Panggilan Timnas tidak hanya menjadi penyelamat bagi Rizky secara finansial, tetapi juga mengukuhkan dirinya sebagai pemain potensial yang layak dipertimbangkan di tim nasional. Dari sini, perjalanan kariernya semakin cerah hingga akhirnya dipercaya untuk memperkuat Timnas Indonesia senior dan menjadi kapten di klub besar.

Dedikasi dan Tekad yang Membawa Rizky Ridho Menuju Puncak

Perjalanan Rizky Ridho dari hanya digaji Rp100 ribu per minggu hingga menjadi kapten di Persija Jakarta adalah kisah penuh inspirasi. Dengan tekad kuat dan kesediaan berkorban, ia berhasil melewati berbagai rintangan. Pengalaman hidup yang penuh tantangan ini tidak hanya membentuk karakter kuat dalam dirinya, tetapi juga mengajarkan pentingnya ketekunan dalam meraih impian.

Saat ini, Rizky Ridho menjadi salah satu bek terbaik di Indonesia yang tampil impresif bersama Timnas. Keberhasilannya ini membuktikan bahwa kerja keras, komitmen, dan dukungan keluarga bisa membawa seseorang dari kondisi yang serba kekurangan hingga meraih kesuksesan di panggung tertinggi sepak bola.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments