Timnas Indonesia belum bisa menghasilkan sosok pemain dengan posisi striker dengan ketajaman luar biasa seperti masa lampau. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul nama-nama yang silih berganti mengisi pos itu, atau bahkan para pemain striker naturalisasi.
Sebelumnya, sempat muncul juga nama-nama seperti Cristian Gonzales, Beto Goncalves, Greg Nwokolo, sampai Ilija Spasojevic.
Di skuat arahan Shin Tae-young saat ini, untuk saat ini ada 1 striker lokal yaitu Dimas Drajad. Nama Ramadhan Sananta dan Hokky Caraka tidak dipanggil dalam laga ke-5 Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kontrak dengan Irak.
Dimas Drajad sendiri termasuk striker lokal yang tajam bersama dengan klubnya Persikabo 1973 di BRI Liga 1. Dia masih mampu menunjukkan ketajamannya dalam membobol gawang lawan.
Sedangkan Hokky Caraka dan Ramadhan Sananta merupakan 2 striker muda yang masih perlu proses untuk bisa semakin matang. Kemampuan dari ke-2 pemain tersebut sudah tidak usah diragukan lagi, hanya saja perlu jam terbang terus.
Kini, Timnas Indonesia baru saja melakoni duel melawan Irak dalam  matchday ke-5 babak ke-2 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di  Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Pada tanggal 6/6/2024.
Apa yang terjadi dengan Timnas Indonesia mengingatkan mereka pada sejumlah nama-nama lama yang pernah menjadi perbincangan lewat gol-golnya.
Berikut adalah 6 striker hebat yang pernah dimiliki oleh Indonesia pada masanya.
Bambang Nurdiansyah
Sosok ini merupakan striker andalan dari Timnas Indonesia tampil dalam SEA Games 1991. Dia ikut dan berhasil mendapatkan medali emas untuk skuat Garuda dalam ajang tersebut.
Bambang Nurdiansyah berseragam Timnas Indonesia pada 1980-1993 atau selama 13 tahun.
Sepanjang kariernya sebagai seorang pemain, dia lebih banyak membela klub Galatama. Di antaranya adalah Arseto Solo, Tunas Inti, Yanita Utama, Krama Yudha Tiga Berlian, Pelita Jaya, dan Putra Samarinda.
Saat ini, Bambang Nurdiansyah tengah fokus pada kariernya sebagai seorang pelatih. Dia bahkan masih tercatat sebagai kepala pelatih Persipal Palu.
Widodo Cahyono Putro
Sosok ini adalah nama lain yang ikut dalam meraih medali emas SEA Games 1991. Widodo saat itu masih berusia 21 tahun dan termasuk sebagai pemain muda yang diprediksi akan bersinar.
Namanya menjadi perbincangan di Piala Asia 1996. Dalam ajang tersebut, Widodo telah mencetak gol yang sangat spektakuler ke gawang Kuwait.
Menerima umpan dari Ronny Wabia, Widodo melepaskan sebuah tendangan salto yang dimana menembus gawang Kuwait. Gol ini akhirnya menjadi gol terbaik di Piala Asia.
Widodo sendiri pada Piala Asia 1996 tersebut telah mencetak 2 gol. Selain gol ke gawang Kuwait, ia juga pernah mencetak gol ke gawang Korea Selatan. Dia tercatat telah membela Timnas Indonesia pada 1991-1999 dan telah mencetak 14 gol dalam 55.
Kini, Widodo berkarier sebagai pelatih dan menangani Arema yang dimana tengah berjuang keras untuk bisa lepas dari jerat degradasi Liga 1.
Rochy Putiray
Nama satu ini juga masuk dalam skuat SEA Games 1991. Rochy Putiray bahkan berpengalaman dengan karier di luar negeri. Dia termasuk striker berkualitas sehingga menarik banyak minat banyak klub.
Striker tajam ini merupakan pemain jebolan Arseton Solo pada tahun 1987-1999. Bersama dengan Arseto Solo, Rochy telah mencetak 177 gol dari 219 pertandingan.
Kemampuannya dilirik oleh Instan-Dict FC, klub asal Hong Kong. Rochy pun sepakat untuk terbang ke Hong Kong stelah ia melakoni laga 1 musim bersama dengan Persija Jakarta pada 1999-2000.
Bersama dengan klub barunya, Rochy telah berhasil membawa timnya  Instant-Dict FC meraih tahta runner up di liga utama Hong Kong dan meraih FA Cup Hong Kong pada 2000-2001.
Berkat kepiawaiannya ini, Rochy berhasil menarik minat sejumlah klub yang ingin memakai jasanya. Beberapa di antaranya adalah Happy Valley, Kitchee SC, hingga South China AA.
Dari sekian banyak laga yang telah ia lakoni, pertandingan pada saat melawan AC Milan lah yang paling dikenang. Pasalnya, dalam laga tersebut, Rochy berhasil membobol gawang AC Milan sebanyak 2 kali.
Rochy Putiray sendiri telah tercatat mencetak 17 gol dalam 41 penampilan bersama dengan Timnas Indonesia selama 1990-2004.
Kurniawan Dwi Yulianto
Sudah tidak diragukan lagi, Kurniawan Dwi Yulianto merupakan striker yang paling tajam di era 1990-an dan 2000-an. Dia pernah masuk PSSI Primavera dan bahkan memulai kariernya di Swiss bersama FC Luzern pada 1994-1995.
Sebagai seorang striker, Kurniawan memiliki sebuah naluri untuk mencetak gol yang sangat tinggi. Di musim 1997/1998, si kurus keluar sebagai top skor Liga Indonesia.
Berkat ketajamannya di depan gawang, membuat nama Kurniawan menjadi striker andalan Timnsa Indonesia di masa 1995 hingga 2005.
Dari 13 klub itu, prestasi yang paling mentereng yang sukses ia torehkan adalah menjadi juara Liga Indonesia bersama dengan PSM Makassar (1999/2000) dan Persebaya Surabaya (2004).
Kurniawan Dwi Yulianto sendiri telah sukses menyumbang 33 gol dalam 59 penampilan bersama dengan Timnas indonesia selama 1995-2005.
Bambang Pamungkas
Sosok pemain satu ini termasuk striker dengan talenta tinggi. Bagaimana tidak, Bambang Pamungkas telah mencetak 37 gol dalam 85 penampilan bersama dengan Timnas Indonesia. Dia masuk 3 besar sebagai pencetak gol terbanyak Tim Merah Putih.
Dengan kemampuannya sebagai striker, Bepe juga pernah menjadi top scorer Divisi Utama 1999-2000 di musim debutnya bahkan saat ini masih berusia 20 tahun.
Pemain yang akrab disapa dengan Bepe itu memang telah memiliki insting yang sangat tajam dalam mencetak gol. Sepanjang kariernya di klub, dia telah mencatat 222 gol dalam 450 penampilan.
Bepe pernah membela klub Belanda pada 2000 lalu, yakni EHC Norad. Dengan status pinjaman dari persija Jakarta. Dia juga sempat berseragam Selangor, Â klub Malaysia, pada 2005-2007 dengan mencetak 42 gol dari 63 laga.
Selebihnya, hanya ada dua klub Indonesia yang pernah dibelanya. Di antaranya adalah Persija Jakarta dan Pelita Bandung Raya.