Sunday, November 24, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaRANS Tinggalkan Degradasi, Curi Poin Dewa United

RANS Tinggalkan Degradasi, Curi Poin Dewa United

RANS Nusantara FC berhasil mencuri 1 poin saat bertandang ke markas Dewa United. Dewa United vs RANS Nusantara FC digelar pada Sabtu (1/10/2022) di Indomilk Arena. Dengan tambahan 1 poin, RANS Tinggalkan Degradasi. Prestise Phoenix kini berada di peringkat 15 dengan 10 poin.

Dan posisi yang ditinggalkan RANS Nusantara FC, yakni peringkat ke – 16, diisi oleh Bhayangkara FC. Dalam laga itu, RANS Nusantara FC sebenarnya bisa mengunci tiga poin. Jika hanya ada keunggulan 2 gol, itu bisa bertahan hingga akhir pertandingan. Di RANS Nusantara FC, penyelesaian cepat melalui Mitsuru Maruoka (14).

- Advertisement -
asia9QQ

Seolah tak puas dengan kelebihan tersebut, 14 menit kemudian. Pemain paspor Jepang, lagi – lagi dengan namanya tertera di papan skor. Namun babak pertama usai sebelum wasit meniup peluit. Dewa United sempat memperkecil ketertinggalan menjadi 1 – 2 lewat gol Karim Rossi (43 poin). Babak pertama berakhir dengan skor 1 – 2, mengungguli keunggulan RANS Nusantara FC.

Dewa United menyamakan kedudukan dengan hanya empat menit tersisa di babak kedua. Sekali lagi, Karim Rossi berhasil membobol gawang RANS Nusantara FC yang dikawal Wavan Hendrawan. Gol tersebut merupakan gol terakhir pertandingan dan kedua tim harus berbagi poin.

RANS Tinggalkan Degradasi, PSSI Ingatkan Pendukung Anarkis adalah Tanggung Jawab Klub!

RANS Tinggalkan Degradasi, Curi Poin Dewa United
RANS Tinggalkan Degradasi, Curi Poin Dewa United

Anarkisme suporter dalam tragedi kerusuhan kembali menyedot perhatian usai pertandingan Arema FC melawan Surabaya di Stadion Kanjuluhan Malang. Federasi Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengingatkan semua klub bahwa adalah tanggung jawab mereka untuk mengembangkan setiap pendukung.

Ketua Umum PSSI dan Exco PSSI Jatim Ahmad Riyadh mengatakan, tragedi kerusuhan pada Sabtu (10 Januari 2022) di antara pendukung Arema Football Club merupakan pengingat akan insiden serupa yang dilakukan oleh banyak orang. Suporter Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Delta Sidoarjo selama pekan ke – 10 Liga 1 Indonesia Musim 2022/2023.

Mereka melampiaskan kekecewaannya saat tim kebanggaannya kalah dari RANS Nusantara FC. Akibatnya, Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan denda Rp 100 juta lima laga kandang tanpa penonton pada Persebaya. Dimaklumi bahwa Panitia Penyelenggara (Panpel) Arema FC juga tidak menyediakan tempat bagi orang gila untuk menyaksikan pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang kemarin (1/10/2022).

Alasannya sangat membantu mempertahankan Malang Raya. Namun yang terjadi, suporter Arema FC justru memberontak di kandangnya sendiri, menewaskan lebih dari seratus orang. Menurutnya, perilaku suporter tidak lagi berkonflik dengan suporter klub lawan, melainkan dengan kekecewaan tim yang dibanggakannya.

Ini adalah pendidikan bagi klub, mereka saat ini tidak sedang bertarung dengan klub lawan, tetapi mereka tidak puas dengan manajemen klub mereka sendiri. Tidak sadar dan tidak mau menerima kegagalan. Sisi negatifnya adalah melampiaskannya melalui kekerasan. Bahkan, ada saran ganti pelatih, itu apa.

PSSI Mengingatkan Pendukung Anarkis Tanggung Jawab Masing – Masing Klub

Dalam menilai tragedi itu, Ahmed Riyadh mengingatkan klub tentang peran penting yang dimainkannya kepada para pendukungnya. Termasuk anarkisme yang terjadi di lapangan. Kalau anarki, Mereka tidak mau. Itu edukasi dari klub. Karena klub juga punya kewajiban untuk mengembangkan suporternya, untuk mencatat agar hal itu tidak terjadi lagi.

Klub punya peran yang sangat penting untuk mainkan. Bangun pendukung. Fans adalah bagian dari tim, lanjut Riyadh. Riyadh menyatakan tidak tercatat sebagai anggota, meski suporter Persebaya Surabaya telah menilai kerusuhan beberapa waktu lalu. Tim adalah hubungan antara pemain, pelatih resmi, dan penggemar.

Karena dari klub, penggemar juga merupakan sumber dana, mereka membeli tiket, membayar untuk kelangsungan tim, merchandise apa, segala macam. Tapi masalahnya klub bergelut dan itu biasanya menimbulkan kerusuhan, seperti diberitakan Persebaya kemarin, banyak yang tidak tercakup oleh data keanggotaan. Cuma baju klub, huru – hara.

Namun menurut Riyadh, sanksi tetap harus dijatuhkan kepada klub – klub yang terlibat kerusuhan oleh para pendukungnya. Riyadh melanjutkan dengan mengatakan bahwa aturan permainan tanpa penonton akan memiliki efek jera pada klub untuk mengembangkan pendukung dengan lebih baik. Tanpa suporter, tidak ada yang bisa dilihat di rumah.

Ini menjadi penghalang bagi klub untuk memupuk suporter. Karena dia tidak terlihat oleh penonton, dia kekurangan tiket dan tidak bisa mendapatkan pendapatan tiket, tetapi memang benar langkahnya. dan ekspektasi kadang tidak 100 persen. Untuk sampai ke sana harus ada yang bagus. (*)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments