Pemain PSG Pati Memukul Wasit; Sanksi Larangan Bermain – Dalam sidang disiplin yang dilakukan oleh komisi disiplin PSSI pekan ini menunjukkan jika PSG Pati mendapat banyak sanksi. Salah satunya atas aks pemain PSG Pati memukul wasit.
Klub Liga 2 yang dimiliki oleh Atta Halilintar mendapatkan sanksi denda bahkan hingga sanksi satu pemain yang dilarangg tampil selama enam bulan lamanya.
Komdis PSSI memberlakukan sanksi kepada PSG Pati berupa larangan bermain, denda hingga larangan untuk melakukan aktivitas dalam sepak bola dalam jangka waktu yang cukup lama.
Sanksi denda juga diberikan Komdis PSSI kepada PSG Pati dikarenakan keterlambatan kick-off saat menghadapi PSCS Cilacap (4/10/2021).
Untuk pemain yang mendapatkan sanksi larangan bermain selama 6 bulan adalah Heri Setiawan dan Nurhidayat Haji Haris.
Heri mendapatkan sanksi paling berat yaitu larangan beraktivitas dalam bidang sepak bola selama 6 bulan serta denda 50 juta rupiah.
Pelanggaran yang dilakukan oleh Heri adalah memukul tangan wasit dalam laga melawan Persijap Jepara pada (11/10/2021).
Sementara itu Nurhidayat mendapatkan sanksi larangan bermain selama 3 pertandingan dan juga denda 3 juta karena menyikut pemain.
“Ada yang memukul tangan wasit dan itu tidak patut. Wasit harus dihormati. Heri mendapatkan sanksi paling berat, yakni larangan bermain selama 6 bulan dan dengan Rp 50 juta,” ucap Komdis PSSI, Erwin L. Tobing.
Aksi pemain PSG Pati memukul wasit tidak hanya satu-satunya yang terjadi di Liga 2. Masih ada aksi yang dilakukan oleh Talaohu Abdul Musafri dari Badak Lampung yang berkata kasar dan tidak pantas pada wasit.
Atas aksi yang dilakukannya ini maka Talaohu Abdul Musafri mendapatkan sanksi dilarang bertanding selama 6 bulan beserta dengan 50 juta rupiah.
“Kami putuskan enam pertandingan tidak boleh main dan denda 50 juta rupiah. Dia sudah menghina wasit. Pemain harus menghormati perangkat pertandingan,” tegas Erwin.
Untuk sanksi dari Komdis PSSI paling banyak adalah pelanggaran keterlambatan waktu kick-off yang dilakukan oleh beberapa klub Liga 1 dan 2.
Atas pelanggaran yang dilakukan oleh klub maka mendapatkan sanksi denda 50 juta rupiah.
Sementara itu masih ada deretan sanksi untuk klub lain yaitu PSS Sleman dan PSM Makassar. Kedua klub itu mendapat masing-masing dua sanksi dari Komdis PSSI.
Jadi, pemain PSG Pati memukul wasit lalu mendapatkan sanksi bukanlah satu-satunya yang terjadi.
PSM Makassar mendapatkan sanksi denda dengan total 100 juta rupiah. Sanksi tersebut diberikan karena PSM Makassar melakukan keterlambatan kick-off saat berhadapan dengan Madura United.
Selain itu juga masih ada pelanggaran kode disiplin, dimana dalam satu pertandingan ada 5 kartu kuning yakni saat menghadapi Persebaya Surabaya (18/9/2021).
PSS Sleman juga mendapat sanksi dengan besar 100 juta rupiah. Keterlambatan kick-off saat melawan Persija Jakarta dan saat menghadapi Arema FC.
Aksi pemain PSG Pati memukul wasit hampir sama juga dengan kasus individu pemain di Arema FC, Jayus Haryono (Arema FC) mendapatkan larangan bermain dan juga denda 10 juta dikarenakan pelanggaran disiplin.
Ada juga nama Leonard Tupamahu (Bali United) yang dikenakan sanksi satu pertandingan dan denda 10 juta, lalu Rizky Ridho yang disanksi 1 pertandingan dan denda 5 juta.
Pemain PSG Pati Memukul Wasit dan Sederet Pelanggaran Lain
Sangat disayangkan banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh pemain sehingga sanksi berat harus diterima.
Salah satu sanksi berat yang dirasakan adalah pemain PSG Pati memukul wasit dimana, dengan aksi tersebut klu Atta Halilintar harus menerima pemainnya berhenti bermain hingga 6 bulan dan dengan uang.
Dengan adanya sanksi ini diharapkan para pemain tidak lagi semena-mena tindakannya terhadap wasit dan juga melanggar kode etik lainnya.
Pelanggaran individu dan tim sudah dirilis. Deretan pemain top juga ada namanya disana seperti Rizky Ridho.
Setelah para pemain menjalani sanksinya, maka pertandingan Liga 1 dan 2 berikutnya kemungkinan akan lebih kondusif lagi.
Pertandingan sepak bola Indonesia memang masih perlu banyak evaluasi sehingga bisa menjadi pertandingan yang tersaji dengan rapi tanpa adanya kerusuhan baik individu maupun tim.
Aksi pemain PSG Pati memukul wasit tentu menjadi aksi yang tidak baik dari beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh pemain. Kejadian semacam ini diharap tidak akan terulang.