Berhasil Membawa Klubnya Juarai Liga Jerman, Grafite Pernah Jadi Tukang Loak – Sebuah kejutan pernah datang dari Wolfsburg yang mampu menjuarai Liga Jerman. Gelar juara tersebut bisa diraih lantaran salah satunya karena Grafite, menariknya terdapat fakta bahwa Grafite pernah jadi tukang loak.
Di tahun 2008, Wolfsbburg berhasil mengalahkan klub Bayern Munchen pada Liga Bundesliga. Tim tersebut mampu berada pada puncak klasemen di finis dengan total perolehan 69 poin.
Mereka bisa lebih unggul sebanyak dua angka dari Die Roten. Yang menjadi kunci keberhasilan klub tersebut karena duet di lini depannya yakni Grafite dan juga Edin Dzeko yang sangat tajam di kotak penalti lawan.
Kedua pemain tersebut total keseluruhan mencetak 54 gol. Rincian dari gol tersebut yakni 28 gol milik Grafite yang sekaligus juga menghantarkan namanya menjadi top skor di Liga Jerman.
Tentu saja kemunculan Grafite dalam jajaran nama pemain elit Liga Jerman sangat mengejutkan. Beberapa nama besar saat itu bisa dikalahkan salah satunya yakni Patrick Hermes.
Fakta Tentang Grafite Pernah Jadi Tukang Loak
Sejatinya, Grafite tak pernah bisa diprediksi menjadi pemain bintang. Bahkan pada saat musim terakhirnya ia mengenakan seragam Le Mans, ia hanya mampu mencetak dua gol dari 6 penampilan.
Bukan tak pernah gagal, Grafite pernah gagal menjalani karir di Liga Korea Selatan lalu ia memutuskan untuk kembali ke Brasil. Ia berhasil menampilkan penampilan gemilang bersama dengan Goias hingga Sao Paulo tertarik untuk mendatangkannya.
Selain disorot kehidupan karirnya di dunia sepak bola ternyata pemain ini juga disorot kehidupan pribadinya. Pada masa mudanya Grafite pernah jadi tukang loak dan bermain sebagai penjaga gawang di masa kecil.
Namun, ada satu kejadian dimana ia merasa sangat tersakiti dan tak ingin lagi menjadi kiper. Saat itu usianya sudah masuk ke umur 12 tahun.
“Hingga usia 12 tahun saya adalah kiper. Suatu hari ada pemain lawan yang menendang bola ke arah saya dan sepakannya mengenai bagian bahwa tubuh saya.” Ucap Grafite dikutip dari Daily Mail.
Dari kejadian itu ia memutuskan untuk tak lagi menjadi kiper dan perkataanya tersebut rupanya berhasil diwujudkan. Kehidupan pahit Grafite memang sangat menarik perhatian.
Profesi Grafite pernah jadi tukang loak atau penjual barang bekas selagi ia masih muda. Itu ia lakukan demi menyambung kehidupannya bersama dengan keluarga. ia baru masuk ke dunia sepak bola pada saat usianya 22 tahun.
Sebelum usia tersebut ia menjalani profesi sebagai tukang loak dan itu ia jalani dengan sangat sabar. Bahkan ia juga tak pernah malu untuk menceritakan kejadian pahit tersebut yang menjadi masa lalunya.
Selain itu juga kejadian buruk di masa kecil hingga akhirnya ia memutuskan untuk tidak menjadi penjaga gawang rupanya juga sangat tepat. Pemain yang memiliki nama lengkap Edinaldo Batista Libanio ini berhasil mencetak prestasi.
Siapa sangka kini ia mencetak gol dalam kompetisi bergengsi di benua Eropa bersama dengan Wolfsburg. Bahkan dengan kemampuan yang ia miliki ia masuk ke dalam Timnas Brasil di Piala Dunia 2010.
Jika ditotal ia mendapatkan empat caps bersama Tim Samba dengan satu gol tercipta. Ini menjadi prestasi membanggakan setelah melihat masa lalu Grafite pernah jadi tukang loak.
Setelah keluar dari Wolfsburg pada tahun 2010/2022 lalu Grafite melanjutkan karirnya di Asia dengan membela klub Al Ahli dan Al Sadd hingga ia pensiun pada tahun 2017. Saat memutuskan pensiun ia memilih tim masa mudanya yakni Santa Cruz.
Jika dilihat dari catatan Transfermarkt, Grafite mengemas total 202 gol dan 58 asist dari 409 pertandingan yang ia jalani di level klub. Ia juga pernah meraih beberapa trofi bergengsi diantaranya Piala Dunia antar klub.
Tak ada yang menyangka Grafite pernah jadi tukang loak sebelum akhirnya ia memiliki karir yang melejit seperti saat ini hingga akhirnya ia pensiun. Kini namanya sudah dikenang dalam sejarah.
Banyak hal positif yang bisa diambil dari kisah Grafite ini yang menjalani hari-harinya dahulu dengan sangat menyakitkan. Kini ia berhasil membuat namanya menjadi harum.
Meski Grafite pernah jadi tukang loak, ia tak pernah dipandang rendah oleh orang lain karena prestasinya. Bagi para pemain muda bisa melihat bagaimana sisi seorang yang tak pernah dilirik sama sekali hingga akhirnya menjadi bintang seperti Grafite.