Pelatih Italia Roberto Mancini Tetap Rendah Hati Meski Juara Euro 2020 – Usai Italia keluar sebagai juara Euro 2020, Roberto Mancini menggelar perayaan kemenangan tersebut di kampung halamannya. Pelatih Italia itu juga tetap bersikap ramah kepada para penggemarnya.
Bersama Italia, Mancini berhasil meraih titel juara Euro 2020 akhir pekan lalu. Gli Azzurri memenangkan laga final kontra Inggris lewat adu penalti yang dipentaskan di Stadion Wembley, London.
Italia akhirnya mengakhiri puasa gelar Piala Eropa sejak yang terakhir kali pada 1968. La Nazionale harus menunggu titel juara selama 53 tahun.
Ribuan pengemar menyambut pasukan Italia setibanya di Negeri Pizza, dan langsung mengaraknya keliling Roma. Berkat kemenangan tersebut, Pelatih Italia Roberto Mancini dan semua pemain beserta staf diberi gelar kehormatan Order of Merit oleh Presiden Italia, Sergio Mattarella.
Usai mendapatkan penghargaan tersebut, Mancini bertolak ke kampung halamannya di Jesi, Ancona. Pria 56 tahun menjenguk kedua orang tuanya sekaligus merayakan kemenangan Italia.
Ibu sang pelatih, Marianna, terbaring lemas akibat operasi lutut. Adapun ayahnya, Aldo Mancini, baru saja menjalani operasi jantung.
Sang ayah terlihat begitu bangga terhadap sang anak yang merupakan pelatih Italia Roberto Mancini. Ia bangga dengan perjuangan sang anak yang bisa membawa Italia memenangkan Piala Eropa 2020.
“Meski usia saya sudah sangat tua, saya masih bisa menyaksikan pertandingan dia melalui televisi. Saat ia menjadi pemain, penampilannya sangat bagus. Dan saat ia menjadi pelatih tim nasional, ia tampil lebih beda,” kata Aldo Mancini, dilansir dari La Gazzetta dello Sport.
Di kampung halamannya tersebut, Mancini juga berbaur dengan masyarakat di Jesi. Dalam sebuah rekaman, ia terlihat sedang mengantre di toko makanan, sambil berbincang dengan pengunjung lainnya.
Di waktu yang bersamaan, Mancini juga berfoto dengan sukarelawan Palang Merah di depan klinik lokal. Selin itu, para penggemar begitu antusias bertemu dengan eks manajer Manchester City itu saat sedang menikmati makan malam di sebuah bar bernama Corso.
Pelatih Italia Roberto Mancini tidak keberatan jika ada yang meminta foto bersama dan tanda tangan. Ia juga merayakan kemenangan kecil-kecilan timnas Italia, sekaligus kemenangan tim sepakbola setempat dalam sebuah turnamen lokal.
Jimat Pelatih Italia Roberto Mancini Memenangkan Turnamen Euro 2020
Roberto Mancini sukses meraih titel juara Euro 2020. Adapun jimat sang pelatih tersebut diungkapkan sang anak, Andrea, saat bisa membawa Gli Azzurri meraih trofi.
Timnas Italia menutup laga dengan skor 3-2 usai bergerilya di babak adu penalti melawan Inggris. Saat laga final berjalan 120 menit, skor masih sama kuat 1-1.
Pada menit kedua, Inggris membuka keunggulan lebih dulu. Luke Shaw melakukan serangan gol cepat dan berhasil mengelabui Gianluigi Donnarumma. Leonardo Bonucci akhirnya berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-67.
Di babak adu penalti, Italia sempat was-was karena penendang kedua, Andrea Belotti, gagal menuntaskan eksekusinya. Sebelumnya, Domenico Berardi dan Harry Kane sukses membuahkan gol hingga skor 1-1.
Harry Maguire mengubah skor menjadi 2-1. Setelah itu, 2 dari 3 eksekutor Italia berhasil mencetak gol. Sedangkan tiga eksekutor sisa Inggris gagal.
Leonardo Bonucci dan Federico Benardeschi berhasil mempersembahkan gol. Sementara pasukan Pelatih Italia Roberto Mancini yang gagal adalah Jorginho. Adapun tiga penggawa Inggris yang gagal, yaitu Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka.
“Sebelum laga final tersebut, saya dan saudara saya memberinya sepatu kuda biru. Kami bilang padanya kalau itu bisa membawa keberuntungan. Sepatu itu dia simpan di tasnya,” kata Andrea seperti dikabarkan oleh The Sun.
“Ia adalah sosok yang optimis sejak tiga tahun lalu, dan selalu yakin Italia bisa meraih titel juara,” kata anak Pelatih Italia Roberto Mancini itu menambahkan.
Andrea juga turut mengomentari kerusuhan yang terjadi di Wembley. Tempat duduknya diserobot oleh oknum-oknum penggemar yang sama sekali tidak memiliki tiket.
“Kerusuhan di Wembley terjadi akibat penggemar yang tidak punya tiket nekat menerobos stadion dan menyerobot kursi penonon, salah satunya tempat duduk saya. Mau tidak mau saya harus menonton babak pertama dari tangga stadion,” kata Andrea.
“Meski begitu, akhirnya saya mendapatkan tempat duduk di babak kedua. Itu juga bisa saja keberuntungan bagi saya,” kata dia menambahkan.